Chapter 11

1.1K 89 10
                                    

2 Hari Kemudian...

Disinilah Jungwoo sekarang.Dia menatap dirinya yang berada di pantulan cermin dengan tatapan kosong.Jika orang lain,mereka akan menunggu saat saat membahagiakan seperti ini,namun justru hal itu tidak baginya.Karena pernikahan ini dilakukan atas dasar paksaan.

Tangannya terangkat mengelus perutnya.Dia tidak tahu bagaimana mahu mengambarkan dirinya saat ini.Dia berada di ruangan menunggu sementara menunggu mempelai pria tiba bersama seorang gadis yang bertugas untuk mendandaninya,disebut dengan nama Choi Na-ra.

Gadis itu sedari tadi mencoba mengajak Jungwoo untuk berbicara walau hanya disahut Jungwoo begitu saja.

"Sudah selesai."ucap Na-ra puas saat melihat hasil kerjanya.

Jungwoo tersenyum tipis saat melihat perubahan dirinya karena make up tipis dikenakannya.

"Apa Tuan merasa puas?"tanya Na-ra.

Jungwoo mengangguk pelan.

"Ayolah Tuan,kau harus tersenyum agar calon suamimu merasa senang."ujar Na-ra yang sememangnya tidak tahu jika perkahwinan ini adalah paksaan.

Jungwoo mengukir senyuman tipis.
"Gomawo Na-ra~ssi..."ucap Jungwoo.

Na-ra menghela nafas.
"Apa Tuan tidak merasa senang hari ini? Bukankah setiap orang yang akan menikah akan merasa senang jika hari seperti ini tiba?"tanya Na-ra.

"Aku... Aku hanya gugup..."bohong Jungwoo.

Na-ra tertawa kecil saat mendengar pengakuan Jungwoo itu.

"Tidak apa apa,Tuan.Kau harus menarik nafas dan menghembusnya pelan.Jangan terlalu gugup dan pikirkan hal yang baik.Jika tidak wajahmu akan terlihat tegang."ujar Na-ra sambil tersenyum manis pada Jungwoo.

Jungwoo mengangguk pelan.

"Jja,mempelai pria hampir tiba.Tuan harus segera siap siap."ujar Na-ra yang segera mengemas barang barangnya ke dalam tas.

Jungwoo langsung saja menjadi gugup saat mendengar perkataan gadis itu.

CEK LEK!

Seorang pria dengan setelan jasnya melangkah masuk ke dalam ruangan di mana Jungwoo dan Na-ra berada.

"Tuan Jungwoo,anda bisa keluar sekarang."ujarnya pria itu sopan.

Jungwoo bingkas bangun dan mengikuti pria itu dari belakang dengan langkah gugup dan takut.Namun,mujurlah Na-ra menemaninya dan mengenggam tangannya erat.Betapa Jungwoo bersyukur karena gadis itu membantunya.

Jungwoo menghentikan langkahnya seketika dan menatap pintu berwarna cokelat itu.

"Apa Tuan Jungwoo sudah bersiap?"tanya pria itu.

Setelah mendapat anggukan singkat dari Jungwoo,pria itu membuka pintu berwarna cokelat itu.Di dalam ruangan itu,hanya ada beberapa tetamu terdekat keluarga Wong sahaja yang hadir.Di depannya,sebuah karpet berwarna merah terbentang panjang menuju ke arah Lucas yang berdiri di depan sana bersama seorang paderi.

Jungwoo menatap ke arah Na-ra sebentar dan dirinya mendapat anggukan dari gadis itu,sembari mengisyaratkan agar dirinya segera mendekati Lucas di sana.

Jungwoo kembali menatap ke depan dan berjalan pelan menghampiri Lucas.Sesekali dia menatap ke arah tetamu yang datang ke majlis ini.Tiada suara tepukan,sorakan dan kata kata semangat.Tak semena mena matanya berkaca kaca saat merasakan tiada sosok ibunya.

Dia teringat jika mendiang ibunya sangat ingin melihat dirinya menikah dengan orang yang dicintainya suatu hari nanti.Namun sayang impian ibunya itu harus terkubur.Dia pikir jika ibunya ada disini,apakah ibunya akan menangis bahagia atau sebaliknya?

My Everything (LuWoo)🔞Where stories live. Discover now