18

1.2K 156 17
                                    












Hi! Happy reading! Jangan lupa vote juga yaa ❤️

Hi! Happy reading! Jangan lupa vote juga yaa ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Semua orang yang ada dilingkungan sekolah berteriak histeris saat Asahi dengan nekat membawa bom itu.

"ASAHI PLEASE!" Jaehyuk berteriak kencang dengan Haruto dan Junghwan yang menahan badannya untuk tidak menyusul Asahi.

3

2

Didetik terakhir Asahi melempar bom itu dengan sekuat tenaga ke tengah lapangan yang kosong.

DUAAAARRR!

Bom itu meledak diudara sebelum menyentuh lapangan, Asahi menunduk dan menutup wajahnya dengan tangannya agar tidak terkena serpihan bom yang meledak. Asahi mengatur nafasnya yang memburu, ia terduduk dilapangan melihat puing bom itu. Perkiraan Dobby tidak meleset sedikitpun bom itu meledak sekjtar 13 meter darinya, beruntung Asahi masih memiliki tenaga untuk melempar bom sejauh itu.

Jaehyuk semakin memberontak melihat Asahi yang jatuh terduduk, merasa aman Haruto dan Junghwan melepaskan Jaehyuk dan ia langsung berlari menuju tempat Asahi. Jaehyuk mendudukkan dirinya disamping Asahi, menarik tubuh kecil Asahi yang sudah basah dengan keringat kedalam pelukannya.

Asahi masih berusaha menormalkan detak jantung dan juga nafasnya didalam pelukan Jaehyuk. Ia meringis merasakan perih dilengannya, mendengar Asahi yang kesakitan Jaehyuk melepaskan pelukannya.

"Kenapa? Ada yang sakit?"

Dengan perlahan, Asahi melihat ke arah lengannya ia kembali meringis saat lelehan keringatnya sendiri mengenai lukanya. Jaehyuk terkejut melihat serpihan bom yang lumayan besar menancap dilengan Asahi.

Melihat raut khawatir Jaehyuk, Asahi tersenyum, "aku gapapa," Jaehyuk menatap Asahi dengan sendu. Dengan mudahnya Asahi mencabut serpihan itu dari lengannya, Jaehyuk membolakan matanya bagaimana bisa Asahi sesantai itu mencabut serpihan yang sebesar jari telunjuknya bahkan tanpa menjerit kesakitan.

Taklama beberapa ambulan datang, siswa yang membutuhkan pertolongan segera dibawa ke ambulan.

"Tanganmu obatin dulu ya?" Jaehyuk memegang tangan Asahi, ia membantu Asahi berdiri.

"Ga usah Jae, aku gapapa, aku mau ngobrol sama kak Yoshi bentar kamu bantu temen yang lain aja," Asahi mencoba tersenyum menatap Jaehyuk yang terlihat sangat khawatir. Dengan sedikit tertatih Asahi berjalan menuju Yoshi, sebenarnya sejak pagi Asahi merasa kram di perutnya namun tidak ia hiraukan, setelah berlarian keliling sekolah kram diperutnya itu semakin menjadi, dari belakang Jaehyuk menatap punggung Asahi yang basah karena keringat. Ia tau Asahi pasti kesakitan dan lelah tapi ia sangat pandai mengatasinya, Jaehyuk merasa sangat lemah melihat bagaimana beraninya Asahi melindungi seluruh penghuni sekolah dengan nyawanya sendiri.

SIDE || JAESAHI ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang