22

1.2K 157 6
                                    

















Haii!
Happy reading jangan lupa vote yaa 💕


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


























Tubuh yang sudah kurus itu terlihat semakin kurus, padahal belum ada seminggu Asahi ada disini. Dengan pergelangan tangan yang membiru sebuah rantai yang tidak terlalu panjang melingkar di kedua tangan Asahi untuk membatasi pergerakannya. Ia duduk bersandar dikasur dengan sesekali ringisan keluar dari mulutnya ketika ia menggerakkan badannya. Wajah, tangan, kaki, bahkan punggungnya dipenuhi dengan luka memar yang membiru, beruntung Asahi termasuk memiliki fisik yang kuat jika orang lain mungkin sudah pingsan sekarang.

Atensi Asahi teralihkan saat pintu kamar yang ia tempati terbuka, seorang dokter masuk meringis melihat keadaan Asahi yang benar-benar kacau.

"Bagaimana kondisimu?" dokter itu mendudukkan dirinya di kasur Asahi, ia adalah dokter pribadi keluarga Hamada, jadi Asahi sudah tidak asing dengannya karena sewaktu kecilpun ia sering dirawat oleh dokter yang sama.

"Kalau aku bilang baik-baik saja, apa dokter percaya?" ucap Asahi menatap dokter yang kini sibuk memeriksa keadaan tubuhnya.

Dengan sedikit mengangkat baju yang menutupi perut Asahi, dokter itu mencoba memeriksa keadaan janin yang bahkan belum terbentuk didalam sana.

"Cuma bagian perutku yg gak luka sama sekali, kayaknya papa bener-bener mau bunuh aku setelah anak ini lahir," ucap Asahi dengan raut wajah datarnya.

Dokter itu berdiri dan mendengus cukup keras, "Saya gak bisa cek keadaan didalam perutmu lebih detail karena tuan hamada yang ngelarang saya buat bawa kamu kerumah sakit. Tapi kalau kamu sekarat bayi diperutmu juga ga akan bertahan."

Asahi menunduk mendengar ucapan dokternya, dengan tangannya sendiri ia mengusap perutnya yang masih rata, "Aku berharap aku mati bareng dia, aku gak mau ninggalin dia dunia ini sendiri," ucap Asahi.

Dokter itu tersenyum pahit mendengar ucapan Asahi, walaupun terdengar sangat menyedihkan dan sangat putus asa tapi wajah Asahi tidak berubah dari ekspresi datarnya. "Ayahnya pasti nungguin dia dan kamu diluar sana, jangan nyerah ya?"

Setelah itu kamar Asahi kembali senyap karena dokter yang sudah keluar dari kamar Asahi untuk melaporkan keadaan Asahi ke papanya. Asahi menatap kosong ke arah dinding kamar itu, bahkan tidak ada jendela disini Asahi mulai memikirkan soal keadaan Jaehyuk ia berharap Jaehyuk aman disana. Saat terakhir ia bertemu Jeno dan Jaemin ia sempat berpesan untuk meminta Renjun atau Haechan menjaga Jaehyuk, tapi jika melihat kondisi mereka berdua terakhir kali ia ragu pesan itu sampai.

Fokus Asahi kembali terpecah saat pintu kamarnya kembali di buka, dengan malas ia menatap orang yang baru saja masuk dan berjalan kearahnya.

"Mau apa lagi pa?" tanya Asahi dengan raut wajah yang tidak menyiratkan rasa takut sedikitpun.

SIDE || JAESAHI ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang