26

1.2K 139 13
                                    












Haii!
Happy reading jangan lupa tinggalin jejak yaa! ❤️❤️❤️





































Asahi membuka kedua matanya perlahan mencoba beradaptasi dengan cahaya lampu yang cukup terang menerangi kamar bernuansa putih yang kini ditempatinya. Belum lama membuka mata, Asahi kembali menutup kedua matanya karena rasa pusing yang teramat sangat ia rasakan dikepalanya. Tangan kurusnya terangkat ke atas memijat kepalanya sendiri, ia bisa merasakan ada selang infus yang menancap di tangannya.

Kedua mata Asahi kembali ia paksa terbuka saat mendengar pintu kamarnya dibuka, ia bernafas lega saat melihat Yoshi yang masuk.

"Asahi? Lu udah sadar aja anjir!" ucap Yoshi sedikit panik lalu lari keluar lagi untuk memanggil dokter, Asahi bisa melihat Yoshi menggunakan baju pasien yang juga sama sepertinya. Tangan Yoshi juga terlihat di gips dan beberapa perban melingkar di lengan dan kakinya.

BRAAAKK!

"BANG!"

Itu adalah Haruto yang baru saja mendobrak pintu kamar Asahi, untung saja pintu itu tidak lepas dari tempatnya dan Asahi punya kesehatan jantung yg bagus.

Dibelakang Haruto juga disusul oleh seorang dokter dan juga Yoshi dan Kakeknya, Asahi tersenyum begitu melihat mereka.

Setelah dokter memeriksa keadaan Asahi, Yoshi, Haruto dan Kakeknya baru mendekat ke arah kasur Asahi yang kini sudah terduduk.

"Kek?" Asahi terlihat bingung begitu sang Kakek memeluknya, ia hanya membalas pelukan dan mengusap punggung kakeknya dengan lembut.

"Terimakasih sudah bertahan Asahi, terimakasih." Asahi tersenyum mendengar apa yang diucapkan Kakeknya, karena Asahi yang lama tinggal diluar negeri ia tidak seperti Haruto dan Yoshi yang selalu mendapat kasih sayang kakeknya setiap waktu. Kadang sang kakek merasa sangat bersalah dengan semua yang dialami Asahi sejak kecil, ia selalu khawatir soal kesehatan fisik maupun mental Asahi.

Dari informasi yang dijelaskan dokter tadi, Asahi sudah tidak sadarkan diri dua hari. Ia mengalami beberapa luka dalam yang untung saja tidak melukai anak diperutnya. Namun karena luka yang Asahi terima itu membuatnya kesulitan untuk bergerak, sedikit saja bergerak tubuhnya rasanya sangat nyilu.

Setelah memastikan kondisi ketiga cucunya yang sudah baik, Kakek Watanabe pun pamit meninggalkan Yoshi dan Haruto di kamar Asahi.

Kondisi Haruto tidak separah Yoshi ia hanya menerima beberapa luka luar yang cukup menodai wajah tampannya, selebihnya ia terlihat baik-baik saja.

Haruto duduk dipinggir kasur Asahi yang tengah duduk bersandar sambil berbincang dengan Yoshi.

"Bang,"

SIDE || JAESAHI ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang