04. Sakit dan Pengirim Coklat

150 120 15
                                    

Hal yang paling malas dan membosankan adalah ketika ada pelajaran matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang paling malas dan membosankan adalah ketika ada pelajaran matematika. Nindya sangat tidak suka dengan mata pelajaran yang satu ini, membuatnya selalu mengantuk dan ingin tertidur saja. Di depan sana ada Bu Tania, guru matematika yang sedang menjelaskan materi tentang turunan fungsi aljabar, Nindya benar-benar muak mendengarnya.

Nindya menelungkup kan wajahnya dengan melipatkan kedua tangan sebagai tumpuan tanpa mendengarkan guru yang sedang menjelaskan di depan sana. Di tambah lagi rasa pusing yang Nindya rasakan membuatnya ingin langsung pulang saja ke rumah dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Sungguh, rasa pusing yang Nindya rasakan kali ini benar-benar tidak seperti biasanya.

"F (x) = ( 3x⁸+1 ) . ( 2x⁴-3 ) hasilnya adalah..." ucap Bu Tania di depan sana.

"Sekarang tanggal 19 ya, silahkan absen 19 kerjakan soal yang ada di depan."

"Ayo absen 19 siapa silahkan ke depan," ucapnya lagi.

"Nindya Bu," jawab salah satu murid di dalam kelas.

Mampus. Absen 19 adalah dirinya, Nindya yang mendengar salah satu temannya menyebutkan namanya langsung mendongakan kepala ke depan membuat rasa pusing yang dia rasakan berkali kali lipat, Nindya seketika ketar-ketir mana bisa dia mengerjakan soal rumit yang seperti itu dan lagi Nindya tidak memperhatikan gurunya tadi.

"Korban tanggal," ucap Nindya dalam hati.

Mau tidak mau Nindya harus ke depan untuk mengerjakan soal itu. Dengan keadaannya yang lemas Nindya bangkit dari kursinya dan berjalan ke depan sana. Guru tersebut memberikan spidol yang ada di tangannya kepada Nindya, Nindya bingung ingin mengerjakannya bagaimana karena dia memang benar-benar tidak mengerti.

"Ayo cepat Nindya kerjakan."

BRUKK

Guru dan teman-temannya yang berada di kelas kaget melihat Nindya yang tiba-tiba tergeletak jatuh begitu saja. Galih, sang ketua kelas segera menghampiri Nindya dan diikuti oleh teman-teman kelasnya yang lain sehingga sekarang Nindya di kerubuni oleh teman satu kelasnya.

Alfarez dan dua temannya yang kebetulan melewati kelas Nindya masuk begitu saja ketika melihat orang-orang yang berkerumun karena memang pintu kelasnya yang terbuka.

"Ada apa ini?" tanya Emil kepada salah satu murid cewek disana.

"Nindya pingsan."

Alfarez yang mendengar penuturan tersebut langsung membelah kerumunan di ikuti oleh Emil dan Iden. Dan ternyata ya memang benar Nindya tergelak dibawah sana. "Bawa ke uks bodoh," ucap Alfarez entah kepada siapa. Alfarez mengangkat tumbuh Nindya dengan menyelipkan satu tangannya ke sela paha Nindya dan satu tangannya lagi yang berada di belakang leher Nindya.

Alfarez langsung membawa Nindya ke uks dengan sedikit berlari, karena ada rasa khawatir dalam dirinya kepada Nindya, takut jika terjadi apa-apa. Alfarez mendorong pintu uks yang tertutup dengan satu kakinya hingga terbuka lebar. Salah satu dokter yang memang berjaga disana dibuat kaget dengan kedatangan Alfarez yang tiba-tiba dan suara pintu yang di buka secara kencang. Alfarez meletakan Nindya di brankar yang ada disana, yang langsung di periksa oleh dokter.

ANAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang