09. Satu langkah yang baik

118 92 22
                                    

"Hai" Alfarez mengembangkan senyumannya saat melihat Nindya keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai" Alfarez mengembangkan senyumannya saat melihat Nindya keluar dari rumah. Iya, hari ini mereka berdua akan berangkat ke sekolah bersama, yang pastinya Alfarez yang memaksa Nindya meskipun Nindya telah menolak.

Nindya langsung menaiki motor Alfarez, kemudian motor itu melaju meninggalkan pekarangan rumah Nindya. Selama di perjalanan pun hanya obrolan kecil yang mereka bicarakan.

Perjalanan yang mereka tempuh jika memakai motor hanya 10 menit saja jika dari rumah Nindya. 10 menit bukanlah waktu yang lama, sampai saatnya tiba mereka sudah sampai di pekarangan sekolah, kemudian Alfarez yang memarkirkan motor ninja nya itu.

Dari awal masuk pekarangan sekolah, murid-murid yang lainnya terus memperhatikan Alfarez dan Nindya, apa mungkin mereka berdua sudah resmi berpacaran? sepertinya itu pikir murid-murid yang lain. Apalagi memang gosip yang akhir-akhir ini Alfarez selalu saja mendekati Nindya.

"Murid-murid yang lain pada liatin kita Al," ucap Nindya yang saat ini sedang menunggu Alfarez membenarkan posisi motornya.

Ini yang Nindya tidak suka jika harus berdekatan apalagi menjalin hubungan dengan seseorang yang populer, selalu saja menjadi sorotan di sekolah.

"Ya biarin mereka kan punya mata Nindya, ya wajar lah," jawab Alfarez seadanya, dengan kekehan kecil di bibirnya.

Nindya berdecak pelan mendengar jawaban Alfarez, ya Nindya juga tau tapi maksudnya bukan seperti itu. Melihat Nindya dan Alfarez seperti tatapan mengintimidasi, apalagi kepada Nindya.

Setelah mengucapkan kata terima kasih dan pergi berpamitan untuk pergi ke kelas, Nindya melenggang pergi meninggalkan Alfarez untuk menuju kelasnya. Karena jika dia pergi ke kelas beriringan dengan Alfarez, pasti sepanjang jalan dia akan terus mendapat tatapan-tatapan tidak suka itu, dan Nindya tidak mau itu terjadi, karena itu membuatnya risih.

Nindya memasuki kelasnya, seketika teman-teman yang berada di kelas mendadak diam ketika Nindya datang. Nindya pun duduk di bangkunya, yang sudah ada Kazea di sana, teman satu bangkunya.

"Nindya, lo pacaran sama Alfarez ya?" tanya Kazea tiba-tiba.

Nindya langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Enggak, tadi gue ketemu dia di jalan, terus dia nawarin gue buat nebeng, mungkin karena dia kasian liat gue jalan kaki. Terus tadi gue juga takut telat jadi ya udah," jawabnya dengan berbohong. Lagipula siapa dia yang harus Nindya beritahu.

Setelah menjawab pertanyaan Kazea dia langsung memasang earphone dan mendengarkan musik di ponselnya, sambil membaca novel yang belum selesai dia baca. Nindya hanya tidak mau di tanya terus oleh temannya.

******

"Widih jadi ini alasannya nggak akan bareng berangkat sama kita karena mau jemput Nindya? paham gue rez paham," goda Iden saat melihat Alfarez baru saja datang ke kelas dan menghampiranya. Mereka tau, karena sudah banyak gosip yang katanya Alfarez berboncengan dengan Nindya.

ANAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang