15. Nindya dan Alfarez

37 16 5
                                    

"Good morning pacar," Alfarez tersenyum memperlihatkan gigi-gigi nya yang rapih, sambil mengusak pelan rambut Nindya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good morning pacar," Alfarez tersenyum memperlihatkan gigi-gigi nya yang rapih, sambil mengusak pelan rambut Nindya.

Setelah kejadian kemarin dimana Alfarez dan Nindya resmi berpacaran, sepertinya akan setiap hari Nindya di antar jemput oleh Alfarez.

"Morning too," jawab Nindya sembari mengulas senyum kecil.

Nindya agak kaku sebenarnya sekarang, ya bagaimana tidak Nindya terakhir pacaran itu kelas 2 SMP, sudah 4 tahun dirinya menjomblo. Tapi di saat Nindya kelas 1 SMA dia malah bertemu dengan Rafaell si cowo virtual itu, sampai akhirnya sekarang tidak bisa move on.

"Sumringah banget sih Al, kenapa?" ujar Nindya, sembari menaiki motor Alfarez.

"Selain karena mau jemput pacar, bunda juga ngundang lo buat ke rumah Nin," ungkap Alfarez. Melajukan motornya, keluar dari pekarangan rumah Nindya.

"Ha-hah? gimana Al?" bingung Nindya.

Nindya yang mendengar ucapan Alfarez bingung dan kaget di buatnya. Apa maksud Alfarez, bunda nya itu mengundang dirinya? padahal bunda nya pasti tidak kenal dengan Nindya kan? tidak mungkin kan mereka berdua baru berpacaran 1 hari, tidak, bahkan belum 24 jam tapi Alfarez sudah mau membawa Nindya ke rumah?

"Iyaaa, nyokap gue minta lo buat ke rumah pulang sekolah lo mau nggak?" tanya Alfarez seraya sedikit mengeraskan suaranya karena bising nya jalanan.

Alfarez memasuki rumah, dia memutar mutar kunci motornya, sambil mengulas senyum dan bersiul siul kecil.

"Kenapa sih anak bunda, kayak yang seneng gitu," ujar Ashilla, bunda Alfarez. Menatap Alfarez, dan melirik Bagas suaminya serta anaknya sibungsu Sadam secara bergantian.

Setelah mendapat penerimaan menjadi kekasih nya oleh Nindya, senyum itu tidak luntur sama sekali. Bahkan saat tadi masuk ke dalam rumah pun senyum itu masih tetap terbit di bibirnya.

Alfarez yang tadinya ingin melewati orangtua dan adiknya di ruang keluarga tetapi urung, dan memilih untuk menghampiri mereka saja.

Alfarez duduk di pinggir Ashilla, kemudian melirik bunda, ayah dan adiknya itu bergantian sambil menaik-naikan alisnya dengan senyuman yang sedari tadi tidak pernah luntur dari bibirnya.

"Kenapa sih abang, aneh banget," celetuk Sadam, menggelengkan kepalanya heran.

"Akhirnya Arez pacaran sama Nindya, Aaaaa seneng banget woy!" ungkapnya dengan senang, sedikit meneriakan ucapannya di akhir.

"Oh kak Anindya yang di hp abang waktu itu ya?" tanya Sadam.

"Boleh aja, asal inget pesan ayah," sahut Bagas.

"Bunda harus kenal orangnya, besok bawa aja ke rumah ya bang," pinta Ashilla.

"Tenang aja yah Arez inget kok. Boleh, besok pulang sekolah Arez bawa ke rumah," jawab Alfarez.

ANAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang