Rafaell yang saat ini baru saja pulang dari kampus memutuskan untuk beristirahat sejenak, merebahkan diri di atas ranjang dan memainkan ponsel berlogo apple itu. Dia membuka aplikasi WhatsApp nya, membalas chat dari teman-temannya dan membuka Instagram menscroll-scroll aplikasi itu sebentar. Saat sedang asik-asik nya merebahkan diri, pintu kamar terbuka menampilkan anak kecil perempuan dengan rambut sebahu, pipi tembam dan tingginya yang hanya sebatas pinggang Rafaell, sangat lucu.
"Kak," panggil anak kecil itu. Dia berlari menghampiri Rafaell dan tiba tiba memeluknya. Rafaell yang menyadari ada adiknya menyimpan ponsel yang sedari tadi dia genggam, "Kenapa hm?"
"Kok pulangnya malem, katanya mau bantuin Ririn kerjain pr."
Rafaell memposisikan dirinya menjadi duduk dan mengelus rambut adiknya dengan sayang, "Iya tadi ada jadwal tambahan jadi pulangnya malem deh maaf ya." Sherina Queensya atau biasa di panggil Ririn oleh orang rumah adalah adik Rafaell yang berumur 8 tahun. Ririn menatap Rafaell, mengangguk untuk menanggapi seakan berkata tidak apa-apa.
"Emm kakak tadi di panggil mamah di suruh ke bawah, kita makan."
"Iya, nanti udah bersih-bersih kakak langsung ke bawah," jawab Rafaell, lalu adiknya itu pergi meninggalkan kamarnya.
Makan malam bersama biasanya rutinitas yang pasti orang-orang lakukan, termasuk Rafaell dan keluarganya. Di meja makan sudah ada orang tua Rafaell beserta adiknya Sherina. Rafaell menuruni anak tangga dan bergabung untuk melakukan makan malam bersama. Sedikit berbincang-bincang saat mengambil lauk pauk yang akan dimakan.
Makan malam berlangsung dengan tenang tanpa adanya obrolan disana, hanya terdengar bunyi sendok dan piring yang tak sengaja berdentingan. Setelah beberapa menit berlangsung, makan malam selesai. Tama, ayah Rafaell memecahkan keheningan tersebut dengan berdehem kecil membuat Rafaell, Sherina dan Nirma istrinya menoleh kearahnya.
"Gimana kuliah kamu kak lancar?" tanya Tama kepada Rafaell tiba-tiba. Hal-hal kecil yang memang selalu Tama tanyakan terhadap anak-anaknya, meskipun sibuk bekerja Tama tidak lupa untuk selalu memperhatikan Rafaell dan Sherina.
Dan seperti biasa, Rafaell yang hampir setiap hari selalu mendengar pertanyaan ayah nya itu hanya menganggukkan kepalanya singkat "Kayak biasa aja yah lancar," jawabnya.
"Bagus deh kalau gitu. Inget ya kak kuliah yang bener, pacaran mah nanti aja kalau udah sukses," ucap Tama.
"Iya yah, lagian aku juga emang mau fokus kuliah dulu, boro-boro pacaran, lagi deket sama cewek aja enggak."
"Bohong ya kamu mah, minggu kemarin cewek yang kesini siapa tuh," kata Nirma yang sedari tadi diam menyimak.
Rafaell yang mendengar ucapan ibunya terkekeh ringan, "Kalau itu emang beneran temen ma, tanya aja kalau nggak percaya, nanti aku bawa kesini lagi deh." Setelah menjawab pertanyaan ibunya, Rafaell beranjak dari kursinya, "Udah ah mau di teras dulu bentar, mau ngadem," lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAFAEL
Teen FictionSingkatnya Nindya yang akhir-akhir ini menjadi sorotan di sekolah karena Alfarez yang gencar mendekati Nindya secara terang-terangan. Dan Nindya yang tetap menunggu Rafaell kembali, laki-laki yang Nindya temui secara virtual dan tiba-tiba menghilang...