03. Mengingat Kembali

151 117 9
                                    

Flashback 1 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback 1 tahun yang lalu

Pertengkaran yang terjadi di salah satu rumah itu terdengar sampai keluar. Nindya yang pada saat itu baru pulang sekolah harus menyaksikan pertengkaran hebat orang tuanya.

Nindya yang melihat kedua orang tuanya bertengkar berusaha untuk melerai dan mendekat ke arah mereka, "Mah pah udah kalian nggak malu berantem di hadapan anak sendiri, nggak malu di denger tetangga," ucapnya sembari menahan tangis. Sedangkan orang tua Nindya malah mengabaikan bahkan tidak melirik Nindya sedikitpun.

"Pokoknya aku ingin cerai aku udah cape sabar selama ini hadepin sikap kamu, dan aku juga tau kalau kamu sebenernya selingkuh," ucap mama Nindya, Dania.

Nindya yang mendengar itu terkejut, jadi selama ini pertengkaran yang selalu terjadi diantara kedua orangtuanya karena masalah papah nya yang berselingkuh. Nindya tidak habis pikir dengan perilaku ayahnya. Ayah yang Nindya pikir selama ini baik, tapi malah menghianati ibunya.

"Oke kalau itu mau kamu, tapi ingat rumah ini milik saya dan di beli oleh uang saya sendiri tanpa campur tangan uangmu jadi silahkan kamu yang pergi dari rumah ini, kecuali jika Nindya ingin ikut bersama saya, akan saya berikan rumah ini untuk kamu," timpal papah Nindya.

Setelah mendengarkan kalimat yang di lontarkan oleh papah nya, Nindya memutuskan untuk pergi ke dalam kamar yang letaknya berada di lantai 2, menutup pintu dengan keras sehingga menghasilkan bunyi yang sangat nyaring.

"AKHG KENAPA HARUS KELUARGA GUE," teriaknya dan membanting tas yang ada di gendongan nya itu dengan asal.

Nindya menghapus air matanya berusaha menenangkan diri, dan tiba-tiba saat itu ponsel yang berada di dalam sakunya berbunyi menandakan ada yang menelepon. Nindya yang melihat siapa penelpon itu mengangkat nya dengan cepat "Kak," ucapnya dengan suara yang bergetar, dia sudah berusaha untuk menahan tangisnya tapi ternyata itu tidak bisa.

"Ca, are you oke?" tanya nya di sebrang sana.

"Kak Aell, mama sama papa berantem lagi." Nindya terus menangis tak henti-hentinya. Di sebrang sana, Rafaell yang mendengar ucapan Nindya tentu saja khawatir, khawatir akan keadaan Nindya tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain menenangkannya lewat telepon karena jarak yang terlalu jauh untuk dia hampiri.

"It's oke Nindya tenang gue disini."

Nindya yang memang selalu luluh dengan perkataan Rafaell menjadi sedikit lebih tenang dan sedikit menghentikan tangisnya setelah mendengar suara Rafaell. "Gue tau lo pasti bisa ngelewatin ini semua, gue bakal selalu ada buat lo disini. Nangisnya udahan ya?" ucapnya di sebrang sana.

Nindya kembali menghapus air matanya yang jatuh, Nindya beranjak dari duduknya dan berniat untuk menidurkan dirinya di atas kasur sana. Nindya memejamkan matanya sebentar, "Tapi kak tadi mama bilang mama mau cerai sama papa." kalimat yang baru saja Nindya lontarkan itu membuatnya menangis kembali.

Rafaell yang mendengar itu terkejut, dia pun sama terkejutnya dengan Nindya saat Nindya mendengar perkataan mamanya tadi. Rafaell sangat mengerti bagaimana perasaan Nindya sekarang, harus mengalami kehancuran keluarganya sendiri, karena itu memang bukan masalah yang sepele.

"Kalau takdirnya udah gitu lo harus terima, gue tau ini nggak mudah tapi emang nggak semua hubungan itu awet ca, semuanya bakalan berantakan kalo diantara keduanya udah nggak saling percaya, hilangnya rasa cinta, hubungan itu bakal terpecah belah."

"Tapi kenapa harus keluarga aku kak."

"Uca pernah denger nggak? Tuhan nggak akan ngasih ujian di luar batas kemampuan hambanya, Tuhan itu tau kalau Uca ini orang yang kuat. Di balik masalah yang lagi Uca hadapin pasti ada hikmahnya, tuhan ngasih ujian ini biar Uca jadi orang yang lebih kuat lagi untuk kedepannya."

"Kak jangan tinggalin aku ya jangan pergi, anak kecil ini butuh kamu."

"Gue nggak bakalan pergi kemana-mana, gue bakalan tetep selalu disini."

Nindya terlelap setelah mendengar perkataan Rafaell. Sedangkan disana Rafaell yang tidak mendengar suara apa pun mematikan panggilan tersebut.

Disana Rafaell juga sama merasakan kesedihan yang Nindya rasakan. Dia merasa kasihan terhadap masalah yang selalu Nindya alami, ingin rasanya dia menghampiri Nindya tapi hal itu tidak mungkin.

******

Malam ini Nindya memutuskan untuk berdiam diri di depan rumahnya menikmati angin malam sambil melihat bulan dan banyak nya bintang yang indah di atas disana. Mendengarkan salah satu lagu dari Kaleb J untuk menemani malamnya kali ini. Nindya menikmati lirik demi lirik yang mengalun indah di dalam ponselnya. Nindya ikut bernyanyi mengikuti alunan musik itu.

Dalam senyummu engkau meragu
Bila tak menyatu mengapa harus dirimu
Dan sekarang engkau telah pergi
Lenyaplah semua tentang mu

Hati berbisik lirih
mengharapmu untuk kembali
Ku paham, kamu takkan bisa
Kan ku simpan segala angan

Salah satu bagian lirik yang Nindya sukai. lagu ini yang selalu mengingatkan Nindya terhadap Rafaell

"Kamu apa kabar ya kak?" menumpu tangannya di atas lutut dan terus menatap langit yang ada di atas sana.

"Sekarang aku udah baik-baik aja aku udah nggak apa-apa tapi aku juga sedikit capek kalau harus terus keliatan bersikap biasa aja di depan banyak orang. Aku udah nggak sering nangis lagi aku juga udah lebih bahagia tinggal sama mama meskipun tinggal berdua dan masalah ekonomi yang nggak kayak dulu lagi."

Menghela nafas sejenak dan mematikan lagu yang sedari tadi mengalun di dalam ponselnya yang sudah berulang ulang kali dia putar. "Tapi kadang aku juga selalu sedih kalau keinget lagi keluarga aku yang jadi berantakan kak, aku kangen papa setelah kejadian perceraian itu aku udah nggak pernah ketemu lagi bahkan aku juga nggak tau sekarang papa tinggal dimana."

"Kamu bakalan balik nggak ya, banyak cerita yang pengen aku ceritain ke kamu." Nindya terus berbicara bercerita seolah olah Rafaell ada disana juga. Sampai tak terasa sebulir air mata jatuh dari pelupuk matanya. "Kak aku selalu kangen kamu."

Apa ada yang seperti Nindya? harus bersikap tegar di depan banyaknya orang di luar sana. Orang-orang yang mengganggap Nindya selalu baik-baik saja padahal itu tidak sama sekali, Nindya yang memang hatinya sedikit rapuh. Nindya rindu dengan dia yang dulu Nindya yang benar-benar periang tidak seperti sekarang yang hanya harus berpura-pura. Nindya yang sekarang selalu merasa kesepian, selalu merasa sendiri meskipun mempunyai teman di luar sana.

Di dalam sana Dania memanggil Nindya untuk segera masuk ke dalam rumah karena cuaca yang semakin larut. Nindya beranjak dari tempat duduknya dan sedikit agak berteriak untuk membalas panggilan mamanya. Nindya memasuki rumah dan menutup pintu kemudian berjalan menuju kamarnya untuk segera tidur. Tanpa Nindya sadari sedari tadi ada seseorang selain dirinya yang mengamati Nindya di depan sana beberapa menit yang lalu.

Lelaki itu yang melihat Nindya menangis, Nindya yang benar-benar berbeda, seperti bukan Nindya yang selalu dia lihat. Melihat Nindya yang sudah masuk kedalam rumah lelaki itu segera pergi dari tempat persembunyiannya, menghampiri motor yang dia parkir agak jauh disana dan melaju secepat kilat meninggalkan pekarangan rumah Nindya.

******

Kira-kira siapa orang itu yaa, jangan lupa untuk vote dan komen nya😉

ANAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang