15. Di hukum bareng (2)

21 1 0
                                    

¯⁠\⁠_⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠_⁠/⁠¯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¯⁠\⁠_⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠_⁠/⁠¯

Arsy kembali ke kelasnya, didepan tampak Gebi yang sedang melipat tangannya, menunggu si kutub ini.

"Kemana aja lo, lama banget? Di pikir nunggu tuh enak apa, nggak enak goblok." Ucap Gebi kepada Arsy.

"Boleh bantuin nggak? Jangan mencak-mencak mulu tuh mulut." Arsy membekap mulut Gebi geram lantaran mengomel terus dari tadi.

"Ayo bersihin." Titah Arsy kepada Gebi. Gebi masih memanyunkan bibirnya sebal lantaran di bekap oleh Arsy. "Jangan manyun terus. Mau gue cium ha, kalo manyun terus?" Lanjut Arsy dengan nada om-om pedofil.

Gebi menabok Arsy. "Jangan macem-macem lo kutub." Gebi segera pergi menyapu koridor. Arsy menyusul Gebi.

Kini mereka berdua sedang melakukan hukumannya bersama.

"Ayo Ar sini kita main ini bareng." Ajak Gebi terhadap Arsy. Gebi mengajak Arsy bermain air pel lantai yang sedang ia gunakan untuk mengepel.

Entah mengapa hati Arsy begitu berdebar kencang saat sedang berada di dekat Gebi. Mungkin kah itu tanda bahwa dirinya telah mencintai Gebi? Atau hanya rasa suka entah datang dari mana?

"Tub, kutub ayo kita main perosotan." Ajak Gebi dengan girangnya. Arsy yang melihat Gebi kegirangan hanya mengulas senyumnya.

Sunan, Inora dan teman-temannya yang menyaksikan Gebi dan Arsy pun tertawa gembira. Lantaran seorang Arsy yang seperti kutub utara luluh oleh Gebi yang bar-bar dan cerewet tersebut.

"Kenapa dah tuh sih kutub luluh?" Tanya Sunan.

"Mungkin aja setannya ilang Nan, makanya luluh kek gitu." Jawab Inora sambil menunjuk Arsy yang sedang asik bermain dengan Gebi.

"Kapan ya gue bisa jadian sama cewek yang gue suka?" Ucap Sunan tiba-tiba membuat Inora menatap heran Sunan.

"Kalo menurut gue mah ya Nan, mending lo tembak aja tuh cewek. Sebelum tuh cewek punya cowok." Ujar Inora yang merasa sakit dihatinya setelah mendengar ucapan Sunan. Entah mengapa dia merasa sakit dihatinya mendengar ucapan Sunan yang suka sama cewek. Inora tidak melarang Sunan untuk suka dengan cewek lain tapi, entah hatinya berkata dia tidak rela bahwa Sunan milik orang lain.

"Kalo cewek yang gue suka lo gimana Nor?" Tanya Sunan dengan jahilnya sambil menaik turunkan alisnya. Memang benar cewek yang Sunan suka adalah Inora. Semenjak kenal Inora dari kelas 10 sangat susah mencintai cewek lain selain Inora.

"Apa apaan sih Nan." Inora mengejar Sunan yang sudah lari, karena takut dimangsa Inora.

"SUNAN SINI NGGAK LO NAN INI BELUM SELESAI DEVAN!!!" Teriak Inora menyuruh Sunan kembali untuk membantunya.

Riski dan Athea yang menyaksikan perdebatan antara Sunan dan Inora tertawa.

Athea yang menyadari dirinya tertawa terlalu kencang pun segera menyudahinya dan kembali ke setelan pabrik.

"Kenapa lo cuek banget At? Nggak kaya dulu, yang gue kenal?" Tanya Riski tiba-tiba.

"Siapa juga yang cuek. Gue masih kayak dulu kok." Jawab Athea cuek. Mengapa Athea merasakan dirinya dan Riski menjadi canggung setelah mereka sudah dewasa. Padahal mereka sedari kecil main bareng dan belajar bareng. Tapi semenjak dewasa Athea berubah menjadi cuek dan menutup diri. Sulit bagi Riski untuk mengobrol dengan Athea.

"At tahu nggak, waktu kita kecil lo pernah jatuh dari pohon mangga loh? Lo masih ingat nggak At? Kalo gue ingat-ingat pas lo jatuh tuh bikin gue ngakak terus." Jelas Riski tertawa terbahak-bahak.

Athea mengambil sapu untuk menabok Riski tapi sayang Riski kabur sebelum Athea ngamuk.

"Babay kabur dulu." Riski melesat begitu saja.

"Awas aja lo Ris." Kesal Athea.

Terdengar perdebatan antara Aldi dan Salsa dari ruangan 11 IPS9. Mereka berdua sedang berdebat karena Aldi kurang bersih mengepelnya. Maka dari itu membuat Salsa geram terhadap Aldi.

"Gue bilang yang bersih Aldi? Jangan kayak gitu mengepelnya, salah dodol." Ucap Salsa memberitahu Aldi cara mengepel yang benar.

Aldi yang merasa dari tadi dimarahin Salsa menghela nafas pasrah. "Yaudah Salsa kalo gitu lo aja ya? Gue mau beli minum dulu babay." Aldi menyerahkan pelan tersebut dan lari begitu saja.

"WOY MATEO SINI NGGAK LO!!" kesal Salsa.

Kring kring kring

Bel istirahat berbunyi menandakan bahwa jam pelajar kesatu telah selesai. Mereka bersepuluh yang dihukum kini telah sampai di kantin lebih awal sebelum bel istirahat berbunyi.

Kalian pasti bertanya gimana dengan baju Gebi dan Arsy yang basah kan?

Arsy dan Gebi telah menganti baju mereka dengan baju cadangan mereka yang ada di loker mereka.

"Owh iya gays mau makan apa?" Tanya Salsa dan Fedi bersamaan.

Ya mereka semua duduk di bangku kantin yang sama lantaran mereka gabut.

"Apaan sih lo Fer, main ikutan aja lo." Salsa menoel tangan Ferdi.

"Dih bukannya lo ya, yang ikutan gue?" Jawab Ferdi.

"Lo yang ikut__"

Sebelum Salsa melanjutkan ucapannya tiba-tiba seseorang memotong ucapan Salsa.

"Hallo kawan-kawan." Sapa Dives dan Alfa sambil merangkul satu sama lain.

"Kok kaya ada orang ya? Tapi kok wujudnya kagak ada." Ucap Sunan dengan jahilnya.

Dari kejahilannya Sunan mendapat gelitik kan dari Dives dan Alfa. Semua yang melihat Sunan di jahili balik oleh Dives dan Alfa tertawa terbahak-bahak. Sekarang sang pelaku jahil kini telah terbujur lemas karena habis baterainya.

"Ampun bang!" Ujar Sunan memohon agar memberhentikan aktifitas menggelitik dirinya. Dives dan Alfa menyudahi acara menggelitik Sunan.

Mereka pun memesan makanan dan menyudahi acara ngobrolnya.

Makan sampai dan mereka menikmatinya dengan hening tanpa ada suara diantara mereka.

🐰🐰🐰

Jangan lupa vote and comment 💚

ARSY KENZO WIJAYA|Na Jaemin {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang