17. Rencana perjodohan

32 2 0
                                    

Hai author up nih hehehe

Author udah lama nggak up makanya up

Author udah lama nggak up makanya up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(⁠;⁠;⁠;⁠・⁠_⁠・⁠)

Gebi dan Arsy telah sampai didepan gerbang rumah Gebi.

"Mang bukain gerbangnya mang." Teriak Gebi memanggil mang Koko selaku satpam rumahnya.

Mang Koko segera menuju sumber suara. "Iyh neng nanti, sebentar tunggu." Teriak mang Koko.

Gerbang terbuka menampilkan rumah mega yang berwarna putih klasik tersebut. Arsy menganga melihat rumah yang dominan putih ini. Bukan norak atau apa, tapi Arsy menatap takjub melihat rumah Gebi yang sangat indah tidak dengan rumahnya yang dominan berwarna biru langit.

"Ayo Ar masuk?" Ajak Gebi.

"Gue masuk mau di kasih apa ha?" Jawab Arsy.

"Mau gue kasih pukul, mau nggak? Orang gue bilang masuk ya masuk kutub." Arsy mengangguk sebagai tanda jawaban.

Gebi mengetuk pintu depan rumahnya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum bunda?" Salam Gebi dibalik pintu.

Fania bergegas membuka kan pintu untuk Gebi. "Waalaikumsalam, bentar dek bunda bukain." Jawab Fania dan pintu pun terbuka.

Fania kaget lantaran yang pulang dengan Gebi bukan Alfa melainkan manusia kutub Arsy. "Dek kok nggak pulang bareng bang Alfa? Terus ini cowok siapanya adek?" Fania menarik tubuh Gebi mendekat.

"Katanya bang Alfa ada urusan bentar sama ayah. Makanya Gebi di titipin sama manusia kutub itu." Jawab Gebi menekankan kata kutub.

"Nggak boleh gitu pamali nyebut orang kutub, kalo kamu suka dia gimana?" Fania mulai menjahili Gebi.

"Ish bunda. Siapa juga yang suka sama tuh kutub."

Affah iyah nggak suka Arsy Geb? Aslinya mah suka kan Geb sama Arsy, saking aja gengsi kan Geb?

Sang nama yang sedang di perbincangkan hanya pura-pura tidak dengar sambil membatin. "Awas aja lo Geb, kalo lo suka gue? Gue bakal jahilin lo terus." Batin Arsy.

"Owh iyh nak silahkan masuk." Fania mempersilahkan masuk Arsy tapi, Arsy menolaknya lantaran hari sudah malam.

"Nggak usah tante lain kali aja Arsy mampir." Ucap Arsy dengan senyum manisnya. "Yaudah kalo gitu Arsy pulang dulu tante. Assalamualaikum." Lanjut Arsy dan pergi melesatkan motornya.

"Waalaikumsalam." Jawab Fania setelah kepergian Arsy.

Gebi menatap kepergian Arsy. Fania yang melihat Gebi memperhatikan kepergian Gebi, mempunyai ide jahil. "Hmm liatin apa tuh? Sampe nggak berhenti-henti nya liatin tapak motornya." Fania menyenggol lengan Gebi jahil.

ARSY KENZO WIJAYA|Na Jaemin {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang