11. Bocil Sinting

21 3 0
                                    

(⁠ꏿ⁠﹏⁠ꏿ⁠;⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⁠ꏿ⁠﹏⁠ꏿ⁠;⁠)

Arsy kini telah sampai di depan rumahnya. Rumah Arsy tampak megah dan elegan, beda dari rumah-rumah pada umumnya. Terkadang Arsy capek dengan kehidupan yang harus menjadi ketua. Menjadi ketua memang berat, tetapi ini adalah amanah dan amanat. Menjalankan sebagai ketua, CEO, ketua OSIS, dan kapten basket tidak lah muda bagi Arsy, tetapi Arsy yang menjalaninya baik-baik saja.

Bagi orang kehidupan Arsy sangat enak dan memiliki banyak harta. Tetapi bagi yang menjalaninya, sangat menyebalkan. Menyebalkan nya adalah harus terlahir tampan dan selalu dikejar-kejar wanita, maka dari itu hidup Arsy menyebalkan.

"Assalamualaikum Arsy pulang Bun?" Salam Arsy sambil membuka pintu rumahnya.

Arsy melihat dalam rumah, ternyata tidak ada satu orang pun hanya ada mbok Jum saja yang ada dirumah. Kemana kedua orangtuanya.

"Mbok, bunda sama ayah belum pulang?" Tanya Arsy yang tahu kemana perginya sang bunda dan sang ayah. Pasti kedua orang tersebut berada di kantor, kalo tidak di kantor ya dirumah kakek dan neneknya.

Mbok Jum terkejut dengan kedatangan Arsy yang tiba-tiba. "Astaghfirullah den, main kagetin aja." Ucap mbok Jum.

Arsy yang merasa mengagetkan mbok Jum pun tertawa sekilas. "Hehe, maafin Arsy mbok, udah kagetin mbok." Mbok Jum menjawab hanya dengan senyuman.

"Den Arsy udah makan belum? Kalo belum makan sana mbok udah siapin, terus habis makan bersih-bersih den biar seger." Tanya mbok Jum yang sudah menganggap Arsy seperti anaknya sendiri.

"Udah mbok. Kalo gitu Arsy ke kamar dulu mbok." Ucap Arsy dan pergi meninggalkan mbok Jum. Mbok Jum yang melihat Arsy pergi begitu saja pun tersenyum gemas melihat tingkah laku Arsy.

"Den, den dari kecil sampai sekarang nggak berubah-ubah ya sifatnya. Mbok nggak bisa bayangin kalo den Arsy udah punya istri, pasti den Arsy sayang sama istrinya, seperti den Arsy sayang nyonya." Ucap mbok Jum kepada dirinya sendiri.

Mbok Jum memang mengenal Arsy, sejak Arsy berumur 5 tahun dan sampai sekarang mbok Jum masih bekerja dirumah Arsy.

Arsy yang telah sampai di kamarnya pun segera merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan.

"Aduh enak banget nih kasur. Kalo setiap hari rebahan terus kayanya enak, tapi sayang waktu gue nggak mendukung buat malas-malasan. Hidup gue penuh dengan pekerjaan." Ucap Arsy dengan tawa getir menghadapi hidupnya yang penuh dengan kerja, sekolah dan lain-lain.

Memang Arsy terlahir dari orang berada. Tetapi Arsy diajarkan oleh kedua orangtuanya untuk selalu bekerja sendiri dan berjuang sendiri. Maka dari itu Arsy selalu tegar menjalani hidupnya. Dari sebuah kesabaran dan keluh kesah Arsy, mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan berlimpah.

ARSY KENZO WIJAYA|Na Jaemin {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang