"Wah, seharian ini hujan terus, ya, Pak," ucap Aretha.
Pukul 19.30 selepas salat isya, Aretha, Pak Slamet, dan Bu Jum duduk di ruang tengah sambil menonton acara TV di layar datar tersebut.
Aretha baru saja selesai membuat klappertaart untuk teman minum teh malam ini bersama Pak Slamet dan Bu Jum. Malam ini, adalah pertama kalinya Aretha jauh dari Radit. Walau demikian masih ada Bu Jum dan Pak Slamet yang menemaninya. Bagi Aretha itu sudah lebih dari cukup. Pasangan tersebut akan tidur di kamar belakang yang ada di dekat dapur. Kamar itu memang dipakai untuk asisten rumah tangga, dan Bu Jum juga dulu kerap memakai nya untuk beristirahat saat bekerja dengan Pak Ibrahim.
"Mbak Aretha pintar masak, ya. Ini enak. Namanya apa tadi, mbak?" tanya Pak Slamet yang sudah menyantap dua cup klappertaart buatan Aretha.
"Ah, nggak juga, Pak. Kebetulan saya sering melihat Ibu saya masak dan ini salah satu makanan kesukaan saya. Jadi ini percobaan ke seratus sekian, sampai akhirnya enak," tukas Aretha.
"Sepertinya saya perlu belajar dari Mbak Aretha. Soalnya saya cuma bisa bikin combro, onde onde, klepon, Yah, makanan kampung semua," ujar Bu Jum.
"Saya juga Sepertinya harus banyak belajar dari Bu Jum soal makanan tradisional."
Obrolan mereka bertiga terasa hangat dan menyenangkan. Sambil menikmati teh hangat dan juga camilan Mereka menonton acara televisi yang hanya menampilkan berita-berita dalam negeri. Tiba-tiba pintu di kamar utama lantai 2 terbuka lalu menutup dengan kencang. Semua orang diam membeku. Tidak hanya itu saja tetapi kini kamar lain yakni kamar Keisha juga terlihat terbuka lalu kembali menutup. Begitupun dengan dua kamar lainnya yang disinyalir adalah kamar anak-anak Pak Ibrahim. Sepertinya ada makhluk yang sengaja membuka dan menutup pintu kamar secara bergantian.
Bu Jul langsung meletakkan cangkir yang sejak tadi ia genggam. Dia lantas beralih menggenggam lengan suaminya yang sedang memperhatikan ke lantai 2 yang berada tepat di atas mereka. Areta pun demikian. Sambil memegang cangkir teh yang ada di tangannya dia terus memperhatikan di seluruh koridor lantai 2. Areta penasaran siapa sosok yang sedang bermain-main di atas sana. Lalu Tak lama kemudian sosok Anak kecil keluar dari kamar Keisha, yang sudah pasti jelas dia adalah pemilik kamar tersebut. Keisha Tengah berlari keluar dari kamarnya lalu masuk ke dalam kamar utama. Tapi ternyata dia tidak sendiri karena ada sosok lain yang mengikutinya.
Sosok itu baru saja keluar dari kamar Keisha berjalan dengan pelan dan mengikuti ke mana anak itu pergi. Dari tempat Areta duduk dia dapat melihat wujud dari sosok itu adalah seorang pria. Pakaiannya lusuh dengan kemeja kotak-kotak yang sudah berwarna pudar ditambah dengan celana kain panjang berwarna hitam. Pria itu berjalan pelan masuk ke dalam kamar utama. Ada tak terkejut karena ini adalah pertama kalinya dia melihat adanya sosok laki-laki tersebut di rumah ini.
' jangan-jangan sosok itulah yang ada di dalam kamar utama,' gumam Areta.
"Pak, gimana ini? Kok jadi begini, ya?" tanya Bu Jum ketakutan. Dia terus bersembunyi di balik tubuh suaminya. Sementara Pak Slamet tampak berusaha Tegar dan menyembunyikan rasa takutnya sendiri. Karena samar-samar tubuh pria paruh baya itu juga bergetar.
"Biar saya periksa!" kata Areta lalu beranjak dari tempat duduk.
"Mbak, Jangan! Biarkan saja!" cegah Pak Slamet.
"Nggak apa apa, Pak. Saya ingin tahu siapa sebenarnya dia dan apa yang sedang dia lakukan di atas sana. Karena saya lihat dia sedang mengejar-ngejar Keisha!" kata Aretha.
Bu Jum tampak terkejut lalu menoleh ke arah Areta dan terus memperhatikan majikannya itu.
"Dia? Dia siapa, Mbak?" tanya Pak Slamet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Indigo (Aretha Dianah Aryani) Season 5
Humor[DILARANG SHARE, COPAS TANPA IZIN. APALAGI MEMPLAGIAT. SIAPA SAJA YANG MELIHAT CERITA INI DENGAN PENULIS NAMA LAIN, TOLONG HUBUNGI SAYA. TERIMA KASIH] Cerita ini dipindah ke aplikasi Fizzo dengan Judul Nisa, si Gadis Indigo Radit dan Aretha pindah...