49. Aretha pulang

82 6 1
                                    

Mereka berusaha melepaskan diri dari jeratan akar pohon. Namun, semakin mereka bergerak, akar itu membelit dengan semakin kuat. Mereka tampak kesulitan. Tetapi mereka tidak menyerah begitu saja. Mulut mereka masih mengumamkan dzikir dengan suara yang lantang. Angin yang berhembus pun juga semakin kuat. Bahkan tubuh mereka sampai-sampai melayang seperti hendak terbawa angin. Untungnya mereka masih berusaha bertahan dengan berpegangan pada benda yang ada di sekitar. Seperti pohon, dahan, akar tanaman yang menjulang, bahkan rumput rumput yang tumbuh subur di sekitar.

Merihim terus tertawa dengan sangat puas. Dia merasa sangat yakin akan memenangkan pertarungan ini. Kekuatannya memang cukup besar apalagi karena dia adalah makhluk yang sudah hidup selama ribuan tahun lamanya. Dia sudah menyerap berbagai macam energi dan jiwa manusia yang ada di sekitar tempat itu. Dan itulah makanan utama Merihim yang membuatnya menjadi sangat kuat. Apalagi saat Merihim pernah dianggap sebagai leluhur. Di saat itulah dia paling banyak menyerap energi dan jiwa manusia. Itu terjadi saat ayah Yusuf datang ke tempat itu sebagai mahasiswa kkn.

Yusuf yang mulai kesulitan bernafas, lantas berusaha meraih tas yang ada di punggungnya. Tangannya bergetar, karena tubuhnya seakan akan ditahan oleh sesuatu yang tak kasat mata. Perlahan dia berhasil melepaskan tas itu dan benda tersebut beralih ke samping. Namun saat tangan Yusuf hendak membuka resleting tas ransel itu, tiba tiba Merihim terbang mendekatinya. Dengan mudah makhluk itu mencekik leher Yusuf dan mengangkat tubuh Yusuf tinggi tinggi. Kaki Yusuf meronta ronta mencari pijakan. Tangannya yang sebenarnya sudah dekat dengan tas ransel, akhirnya semakin menjauh lagi.

"Ya Allah, Tolong hamba," gumam Yusuf dalam hati.

Mendadak orang orang yang awalnya menunggu di luar, masuk ke dalam. Teman-teman Yusuf datang menolong. Membuat angin ribut yang membuat tubuh 6 orang tadi terangkat ke atas, tiba tiba jatuh kembali ke bawah. Walau angin itu masih berembus kencang di sekitar goa itu. Hamdan, Imran, Lukman, Rasyad dan Zulham menolong teman temannya yang lain. Mereka serempak berdzikir dengan kalimat yang sama. Suara yang awalnya pelan, akhirnya makin kencang. Yusuf yang jatuh ke tanah juga, dengan sudah payah merangkak menuju tas ranselnya. Merihim yang mulai terganggu dengan dzikir mereka, lantas menutup telinga. Dzikir yang dikumandangkan memang tidak langsung memberikan pengaruh pada makhluk itu, tetapi kekuatannya melemah. Dan itu merupakan waktu yang tepat untuk mencari celah, menyerang balik.

Rasyad berlari mendekati Yusuf yang cukup kesulitan bergerak. "Suf, Suf! Kamu baik baik saja, kan?" tanya Rasyad sambil membantu memegangi kedua tangan Yusuf.

"Syad, ambilkan tas ransel ku, to-tolong," pintar Yusuf terbatas bata.

Rasyad mengangguk lalu bergegas mengambil tas ransel Yusuf yang memang tidak berada jauh dari mereka. Dia kembali, dan memberikan benda itu pada kawannya.

"Ini, Suf!"

Dengan sedikit kesulitan, Yusuf membuka tas itu dan mencari sesuatu di dalamnya. Namun pencarian itu tidak membutuhkan waktu lama, karena hanya dalam hitungan detik, Yusuf langsung mengeluarkan sebuah benda yang berbentuk seperti ... Boneka Jailangkung.

"Suf? Ini apa?" tanya Rasyad sedikit terkejut melihat benda yang dibawa oleh Yusuf.

"Boneka ini adalah kelemahan makhluk itu. Dia menyerap semua jiwa manusia melalui perantara boneka ini."

"Kamu dapat itu darimana?"

"Dari ayahku. Ayahku yang menyimpannya selama ini. Kata Ayah, boneka ini sengaja dijauhkan dari tempat ini dan makhluk itu agar kekuatan Merihim tidak bertambah kuat. Karena jika Merihim memiliki boneka ini, maka dia bisa pergi dari desa ini, dan mencari tempat baru untuk melanjutkan apa yang ia lakukan dulu," jelas Yusuf.

"Lalu bagaimana caranya?"

"Dia harus masuk ke boneka ini lalu di saat itulah kita bakar benda ini," jelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins Indigo (Aretha Dianah Aryani) Season 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang