Hendra akhirnya tidur di ruang tengah. Dia tidak mau tidur di kamar mana pun di rumah tersebut. Pilihannya untuk tidur di rumah Radit ternyata bukan pilihan terbaik. Hanya saja dia sendiri juga tidak tahu harus pergi ke mana malam ini. Uangnya pas pasan jika harus menyewa hotel walau sekelas hotel melati.
"Udah? Gue tinggal tidur nggak apa apa kan?" tanya Radit setelah memberikan bantal serta selimut untuk Hendra.
"Iya, Dit. Makasih. Gue udah minum obat tidur inih. Sekarang udah mulai ngantuk juga kok," kata Hendra yang beberapa kali menguap.
"Ya udah. Semoga mimpi indah, Hen. Anggap aja rumah sendiri kalau lo haus atau lapar. Di meja makan masih ada makanan tuh," kata Radit sambil menunjuk ke ruang makan yang memang terlihat dari sofa.
"Enggak enggak. Gue udah kenyang. Udah minum juga barusan. Gue harap sih nanti nggak perlu kebangun lagi. Tidur sampai pagi, cukup," sahut Hendra.
Radit hanya terkekeh mendengar sikap Hendra yang sedikit lucu saat ketakutan. Tapi dia tentu memaklumi nya, karena Radit sendiri merasa tidak nyaman tinggal di rumah tersebut. Padahal dia setiap malam berada di sana, dan akan ada gangguan walau hanya suara langkah kaki, atau berlari saat dia tidur. Hanya saja Radit tidak menghiraukan nya. Apalagi ada Aretha, yang justru sering menantang makhluk makhluk di rumah itu.
Sebelum kembali ke kamar, Radit sempatkan menepuk bahu Hendra sebagai salam perpisahan. Dia pun segera menyusul Aretha ke kamar. Sementara Hendra mulai memejamkan mata, dan menyambut mimpi indahnya. Tidak butuh waktu lama, hanya dalam beberapa detik saja Hendra segera terlelap. Rupanya efek obat tidur yang ia minum bereaksi cukup cepat dari harapan nya.
"Hem, Hendra kelihatan nya ketakutan banget, Sayang. Tapi dia kayaknya udah ngantuk juga tuh, katanya habis minum obat tidur." Radit segera memeluk Aretha dari belakang yang sedang tidur miring. Namun setelah menunggu reaksi Aretha, Radit akhirnya mengetahui kalau istrinya justru sudah terlelap. "Tumben. Langsung tidur. Capek banget, ya, sayang?" Tidak mau mengganggu istrinya, Radit hanya merapikan selimut dan memastikan kalau Aretha tidur dengan nyaman malam ini. Dia pun segera menyusul Aretha sambil memeluk wanita itu erat erat.
***
"Hahahaha. Pak Slamet, kucingnya lari ke depan! Tolong tangkap!" Suara tawa riang seorang gadis kecil terdengar menggema di seluruh rumah.
Aretha terbangun dari tidur. Dia kebingungan sambil menepuk ke samping. "Dit! Radit! Kamu denger itu? Itu Keisha, kan?" tanya Aretha.
Namun begitu dia menoleh ke samping, rupanya tidak ada siapa pun di sana. Aretha bingung, lalu dia memanggil manggil nama Radit. Ia pun putuskan untuk keluar dari kamar dan mencari Radit.
"Jangan jangan dia udah berangkat ke kantor!" gumam Aretha lalu meraih jubah tidur dan segera memakai nya. Pakaian tidurnya bukan pakaian seksi. Dia hanya mengenakan celana pendek selutut dan kaus pendek saja, dan itu adalah pakaian tidur Aretha selama ini. Tidak perduli dia ada di tempat dingin atau panas. Asal ada selimut tebal, cukup untuk menutupi tubuh nya dari udara dingin. Bagi Aretha penampilan seperti itu tidak akan dia tunjukkan ke orang lain selain suaminya.
Begitu dia membuka pintu, Aretha terkejut saat melihat Hendra masih tidur di sofa. Alhasil dia pun membangunkan Hendra dengan menepuk pipinya.
"Hen? Hendra! Hen! Radit mana? Udah berangkat kerja? Kok lo masih di sini sih? Hen? Hendra! Bangun ih! Lo tidur apa mati sih? Hendra! Banguuun!" jerit Aretha dan berhasil membuat Hendra bergerak.
"Apa sih, Tha? Gue masih ngantuk!" ucap Hendra tanpa membuka matanya.
"Ih, jam berapa ini! Lihat tuh! Lo nggak kerja emangnya?" tanya Aretha sambil menunjuk jam dinding di atas TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Indigo (Aretha Dianah Aryani) Season 5
Humor[DILARANG SHARE, COPAS TANPA IZIN. APALAGI MEMPLAGIAT. SIAPA SAJA YANG MELIHAT CERITA INI DENGAN PENULIS NAMA LAIN, TOLONG HUBUNGI SAYA. TERIMA KASIH] Cerita ini dipindah ke aplikasi Fizzo dengan Judul Nisa, si Gadis Indigo Radit dan Aretha pindah...