"Ngapain sih, ribet banget." Jengah Helia masih dengan muka bantalnya menatap Malvian yang tumben sekali sudah bangun dan tengah mengemasi barang ke dalam ransel.
"Gue udah pesen makan, nanti bukain. Gue mau mandi dulu."
Helia tersadar dari rasa kantuk saat suara pintu kamar mandi tertutup. Ia menegakkan duduknya dengan wajah panik, berpikir bahwa Malvian akan check out hari ini dan mereka pulang ke Jakarta karena kejadian kemarin.
Helia menggigit kukunya panik. Kalau pun benar Malvian mengakhiri liburannya, ia bisa saja tidak mengindahkan dengan mencari hotel baru dan liburan sendiri. Tapi, mana bisa dia menyiakan hotel sebagus dan fasilitas yang semuanya dibayar Malvian.
Helia beranjak dengan malas saat bel berbunyi, ia mempersilahkan dua pengantar makanan untuk masuk. Kali ini menu breakfast yang dipesan Malvian tidak banyak. Hanya sandwich, sosis, susu, kopi serta buah-buahan.
"Thank you." Helia menutup pintu hotel bersamaan dengan Malvian keluar dari kamar mandi dengan setelan celana selutut berwarna putih serta kaus putih yang dibalut kemeja biru.
"Ian, please gue minta maaf oke! Jangan pulang sekarang." Rengek Helia saat Malvian duduk di kursi makan.
"Duduk, makan yang bener abis itu mandi"
"Ian." Rengek Helia namun tetap duduk di samping sahabatnya.
"Makan Iia."
"POKOKNYA GUE NGGA MAU PULANG!"
Suapan Malvian berhenti di udara melihat tingkah sahabatnya yang membuat elus dada.
"Lo kalau mau pulang, sendiri aja, ngga usah ajak ajak gue. Gue masih mau liburan tauk."
"Lagian lebay banget cuma perkara kemarin, lo ngambeknya sampai minta pulang. Kan mereka yang genit duluan, lagian pesona gue emang kuat banget tuh."
Malvian menaruh sandwichnya di piring, meminum kopi paginya kemudian dengan enteng tangannya menjentul jidat Helia yang tengah menikmati makannya.
"Apaan sih."
"Banyak ngomong."
"Ya suka-suka gue dong, mulut juga punya gue."
Malvian tidak membalas, karena melawan Helia tidak akan bisa menang kecuali dengan fakta yang bisa membuatnya malu.
"Gue mau ajak lo water sports, tempatnya jauh makanya harus pagi-pagi kita jalan." Jelas Malvian kemudian kembali makan sarapannya, mencoba menahan tawa saat telinga Helia memerah karena malu.
Helia menipiskan bibir, menunduk untuk mengumpati dirinya sejenak sebelum kembali menatap Malvian dengan wajah dibuat polos.
"Oh ya?" Tanya Helia dengan berpura tidak terjadi apa-apa. Mata bulatnya berkedip menatap Malvian dengan pipi penuh makanan.
"Sorry sahabat, gue udah salah sangka sama lo." Ucap Helia kemudian kembali sibuk dengan sarapannya.
Malvian mencubit pipi Helia dengan gemas. "Gue cium bibir lo."
"Berani lo?" Tanya Helia sambil mengangkat kepalan tangannya.
Malvian bersandar dengan tangan bersedekap dan alis terangkat mengejek. "Berani, kan lo sendiri yang menawarkan diri buat muasin gue."
"Honey, kok diem aja? Kapan kamu muasin akunya? Kan katanya kamu jago gulat ranjang."
Helia mengelap bibir setelah menelan kunyahan terakhirnya, menatap Malvian yang kini wajahnya sangat menyebalkan. Ia akan ikuti permainan si alis camar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnatural
Fanfiction●Markhyuck Banyak orang bilang kalau menikah dengan sahabat sendiri akan membuat pernikahan menjadi awet karena, sudah saling mengerti dan memahami satu sama lain. Akan jarang terjadi pertengkaran dalam rumah tangga nantinya. Dulu Helia juga berpiki...