rahasia 𝟙Ӡ

1.4K 244 23
                                    

Matahari yang mengintip dari sela jendela membuat Helia terusik dari tidur nyenyaknya. Mata bulat wanita itu mengerjap pelan, menyesuaikan pada cahaya lampu kamar yang semalam lupa dimatikan.

Helia mendengus pelan saat sadar beban berat di tubuhnya karena ada sosok lain yang tidur di sampingnya. Pria yang semalam sudah ia usir untuk tidak menginap, kini tidur nyenyak dengan dengkuran halus tanpa beban.

Posisi yang terlihat intim sangat mengganggu Helia awalnya, namun semakin dilarang, pria itu semakin menjadi jadi saja tingkahnya. Jadi, Helia membiarkan dari pada pria yang akan menjadi suaminya satu minggu lagi itu semakin bertingkah.

"Mau ngapain?" Pertanyaan dengan suara berat khas bangun tidur dibarengi dengan erangan kesal karena tidurnya terganggu.

"Bangun! Udah jam sembilan, hari ini kan mau kasih undangan ke mantan-mantan kamu." Jawab Helia dengan sedikit penekanan dan berusaha keras untuk melepas kungkungan tangan kekar Malvian dari tubuhnya.

"Kenapa ngga dikasi undangan online aja sih?"

Helia mengangkat bahu acuh. Ia tidak berniat sama sekali memberikan undangan secara online pada mantan-mantannya Malvian. Jika bisa langsung mengapa tidak, sejujurnya ia juga ingin melihat reaksi mereka saat melihat udangan yang diberikannya.

"Nanti kamu cape loh kalau harus kasih undangan ke mereka."

Helia menukik alis dengan kekehan remeh. "Kamu kali yang cape, aku sih tinggal duduk anteng aja."

"Ihh geli, anjing."

"Mulutnya!"

"Lagian! Kenapa sih jadi pervert banget. Perasaan dulu kamu ngga gini." Kesal Helia menahan tangan Malvian yang sudah merambat naik serta wajahnya yang sudah menguasai leher jenjangnya.

Malvian terkekeh mendengar protes dari Helia. Ia sendiri bingung kenapa sekarang jadi begitu mudah sekali tergiur dengan tubuh seksi calon istrinya. Dulu ia masih bisa menahan hasrat di hadapan Helia, mau wanita itu hanya pakai bikini sekalipun, namun sekarang tidak bisa. Melihat Helia hanya memakai tank top saja Malvian sudah ketar ketir.

Mungkin, karena status mereka yang tidak lama lagi akan berubah membuat Malvian berani. Lagi pula Malvian pernah bilang bukan, melihat Helia kesal adalah hiburan tersendiri bagi Malvian.

"Gapapa dong? Itung-itung belajar, jadi nanti kalau udah nikah ngga kaku babe."

Helia memekik tertahan saat tangan besar Malvian menepuk keras pantatnya yang hanya berbalut celana satin sebatas paha. Ia menatap sebal pada Malvian yang justru sibuk terkekeh senang.

"BABI BANGET SIH KAMU! IHH SEBEL!"

"Aakhh babe, sakit loh!" Pekik Malvian saat dengan tega Helia menjambak rambutnya. Ia tidak menangkis sebab jambakan Helia memang tidak menyakitkan.

"Rasain."

BLAM

Malvian terkekeh saat pintu kamar mandi dibanting pelan oleh si empu yang tengah merajuk.

"Jangan tidur lagi, Malvian!"

Malvian mengurungkan niat untuk tidur kembali. Memilih beranjak merapihkan kasur dan menunggu gilirannya untuk mandi.

💍💍💍


Malvian terus melirik Helia disela ia menyetir mobil. Setelah mengantar undangan pada kedua mantannya, Helia terus cemberut dengan wajah kesalnya. Diajak bicara pun hanya dijawab seadanya, fokus Malvian jadi terbagi dua, takut jika dirinya yang tidak sadar telah berbuat salah.

UnnaturalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang