Setelah senin mengajukan cuti dan rabunya diacc, Malvian dan Helia sepulang kerja langsung menyiapkan keperluan untuk berlibur ke Bali karena kamis paginya mereka harus sudah berangkat.
Senandung lirih yang terus terdengar dari bibir tebal Helia tidak bosan didengar Malvian. Wanita itu tampaknya masih senang dengan hari cuti yang ditambah empat hari oleh perusahaan karena, keduanya jarang atau bahkan tida pernah mengambil cutinya selama bekerja.
"Kenapa bawa bikini banyak?" Tanya Malvian saat Helia memasukkan lima baju renang ke dalam koper.
"Kan mau mantai, belum pernah dipake ini, sayang tau."
"Ya kan ngga setiap hari mantai. Di sana juga banyak tempat wisata selain pantai."
Helia tidak menanggapi Malvian, ia sibuk memilih baju yang cocok untuk besok dipakai saat berangkat.
Malvian merebahkan diri di kasur Helia, menunggu wanita itu selesai mempacking barangnya. Ia belum sempat mengganti baju kerjanya, sepulang kerja ia langsung ke rumah Helia dan meminta izin kepada kedua orangtua dan kaka sahabatnya itu.
Rencananya besok ia dan Helia akan berangkat dari rumah Malvian. Jadi setelah selesai Helia berkemas mereka langsung meluncur ke rumah Malvian. Akan lebih mudah dan efisien menurut mereka, apalagi besok berangkat pagi-pagi. Malvian pasti sulit dibanguni dan pastinya membutuhkan Helia.
"Jangan tidur, gue dikit lagi selesai."
Malvian menyingkirkan bantal yang mengenai wajahnya, tidak sadar ia tertidur ayam. Ia lihat Helia sudah mengganti baju kerjanya yang berarti wanita itu sudah mandi.
"Udah semua? Ngga ada yang kelupaan?" Tanya Malvian dengan wajah ngantuknya.
"Udah, Ayo."
Malvian bangkit, membantu Helia membawa koper besar serta backpack dan sahabatnya itu hanya membawa koper kecil yang bisa Malvian tebak berisi skincare dan teman-temannya.
"Besok berangkat jam berapa, nak?"
Malvian menoleh mendengar suara lembut dari ibunda Helia.
"Jam tujuh tante." Jawab Malvian dengan sopan.
"Yaudah, jangan tidur kemaleman ya kalian. Kamu jangan kesiangan Malv. Helia, jangan ngerepotin Malvian selama di sana." Pinta Ibunda Helia.
"Iyaa mama kuhh."
"Tolong jagain Helia ya Malv, kalau bandel tinggal aja di sana." Kini ayah Malvian berdiri di samping sang istri.
"Yeu, teganya."
Malvian terkekeh namun menyanggupi Ayah sahabatnya untuk menjaga sang anak.
"Siap om, pasti dijagain anaknya."
"Tuh denger, mama sama papa tenang aja. Tunggu aku pulang liburan, nanti aku bawain oleh-oleh."
Helia berteriak manja saat sang ayah mencubit gemas hidungnya. "Udah ah, aku mau berangkat sekarang, Malvian belum packing soalnya."
"Yaudah sana. Hati-hati ya. Berdoa sebelum take off."
Setelah pamit kepada kedua orangtua Helia dan menitip salam pada kaka Helia beserta istrinya, kedua sahabat itu langsung melaju menuju rumah Malvian.
Jalanan malam ini begitu lancar, tidak memakan waktu seperti malam biasanya. Jadi setelah mereka makan malam, Helia segera membantu Malvian untuk berkemas.
"Ini serius lo cuma bawa satu tas?" Tanya Helia tidak yakin saat Malvian meminta masukkan semua barangnya ke dalam backpack abu-abunya.
"Iya." Jawab Malvian sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, merasa segar setelah aktivitas seharian yang sangat menguras tenaga.
"Ngga kurang bajunya?"
"Beli aja." Jawab Malvian dengan enteng.
Helia berdecak sebal. Malvian memang terlahir kaya raya, tidak kerja pun uangnya tetap mengalir. Hanya saja, pria itu selalu berpenampilan sederhana walaupun barang yang ia pakai harganya tidak sederhana.
💍💍💍Alarm berbunyi nyaring dari ponsel membangunkan Helia dari tidur nyenyaknya, dengan cepat ia mematikan alarm dan mulai bangun. Jam masih menunjukkan pukul lima, tapi Helia segera beranjak untuk mandi.
Butuh waktu dua puluh menit bagi Helia menyelesaikan mandinya. Dengan cepat wanita itu memakai flower dress sebatas paha, mengeluarkan beberapa skincare di tas serta make up.
"Ian bangun." Guncang Helia pada tubuh Malvian yang masih nyenyak di alam mimpi.
"Ck, banguuun." Kini Helia pencet hidung Malvian sebentar, benar saja pria itu langsung bangun dengan rasa terkejut.
"Bisa ngga banguninnya lebih manusiawi." Sebal Malvian yang diacuhkan Helia, wanita itu kembali sibuk dengan skincarenya.
Tidak ingin mendengar omelan Helia pagi-pagi, Malvian segera beranjak untuk mandi dan bersiap. Hanya butuh kurang dari sepuluh menit Malvian keluar dari kamar mandi dan sudah lengkap dengan pakaiannya. Ia lihat Helia yang masih sibuk dengan make upnya, memoles tipis wajahnya agar lebih segar.
"Ngga usah kelamaan siap-siapnya." Peringat Malvian.
Perjalanan menuju bandara membutuhkan waktu satu jam, apalagi ini hari kerja, pasti jalanan akan sangat macet, mereka juga belum sarapan.
Helia berdecak setelah menyelesaikan make upnya. "Ini udah."
"Legoo." Wajah Helia berubah menjadi bahagia, ia langsung memeluk lengan Malvian menunjukkan rasa antusias.
Di perjalanan menggunakan taxi online, Helia tidak berhenti berbicara apapun yang ia lihat, membicarakan list tempat yang akan dikunjungi serta barang apa yang akan ia beli. Malvian hanya mendengar, tidak berniat menyela atau pun membuat mood sahabatnya hancur untuk hari ini. Malvian hanya akan berbicara jika Helia bertanya.
Setelah mengurus semua di bandara dan pengumuman pesawat menuju Bali terdengar, mereka berdua segera beranjak dari duduknya.
"Loh." Helia memekik tertahan. "Kita di bisnis?" Bisik Helia pada Malvian.
"Hm." Malvian menarik Helia untuk jalan lebih dulu. "Mau di dekat jendela apa pinggir?"
"Jendela." Jawab Helia dengan cepat
"Kenapa? Sayang uangnya tau! Apalagi cuma satu jam perjalanan." Kata Helia saat mereka sudah duduk di bangku yang tepat.
"Kenyamanan nomer satu."
"Halah gaya lo."
Malvian tekekeh pelan. "Makasih dong lo harusnya sama gue. Belum pernah kan naik kelas bisnis." Ejek Malvian yang mendapat cubitan panas dari Helia.
"Kayak ngga ikhlas banget lo, monyet."
Oke, here we go again Helia dan Malvian kembali seperti tom and jerry.
"Anjing, sakit banget cubitan lo." Ringis Malvian memegang lengannya.
"Rasain."
Malvian segera menggenggam tangan Helia saat terdengar pengumuman beberapa menit lagi pesawat akan lepas landas.
"Berdoa dulu."
Dengan begitu mereka berdoa, menautkan kedua tangan dan menundukkan kepala. Malvian berdoa semoga diberikan keselamatan sampai tujuan dan liburan sepuluh hari ke depan menjadi bahagianya Helia serta dirinya.
"Thank you, Ian." Bisikan halus itu mengundang Malvian untuk mengecupi tangan Helia yang sangat pas di genggamannya.
―〃
Gaes kalian kalo udah baca sampe sini, tandanya kalian menikmati nih cerita
terus JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA ya cantik cantik😭😭
![](https://img.wattpad.com/cover/227670855-288-k641970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnatural
Fanfiction●Markhyuck Banyak orang bilang kalau menikah dengan sahabat sendiri akan membuat pernikahan menjadi awet karena, sudah saling mengerti dan memahami satu sama lain. Akan jarang terjadi pertengkaran dalam rumah tangga nantinya. Dulu Helia juga berpiki...