Helia tidak pernah melunturkan senyumnya dari pertama ia membuka mata sampai saat kini, ia sedang melepas semua riasan di tubuh, rambut serta wajah setelah menyelesaikan acara pernikahannya yang digelar begitu mewah.
Pernikahan impiannya yang dapat direalisasi oleh Malvian, pria itu benar-benar menyanggupi semua keinginannya tanpa satupun yang terlewat. Mulai dari tatanan gedung menyerupai istana serta stand makanan dari berbagai merek ternama.
Rasanya ia tidak ingin hari pernikahannya berjalan dengan cepat. Pun saat kembali mengingat betapa gagahnya Malvian di altar pernikahan pada saat mengucap janji pernikahan. Belum lagi paras tampan pria itu dengan senyum menawaan saat mengambil alih dirinya dari sang ayah.
"Udah selesai?" Pertanyaan yang terlontar dari pria yang kini berstatus suami Helia.
"Sudah mas, mba Helianya lagi mandi." Jawab wanita dewasa yang sejak tadi membantu Helia. "Kami permisi keluar ya mas."
"Ya, silahkan." Malvian merebakan diri di kasur hotel setelah tiga wanita dewasa tadi meninggalkan kamar hotel. Matanya terpejam lelah, ingin beristirahat sebentar sambil menunggu Helia.
Malvian sudah lebih dulu membersihkan diri karena. ayah Helia dan ayahnya menyuruh untuk mengobrol lebih dulu. Banyak hal yang menjadi obrolan, mulai dari hal serius sampai hanya seputar masa kecil mereka. Cukup lama ia di tahan kedua pria dewasa itu, sampai dirinya berdecak karena sudah sangat lelah walaupun jam baru menunjukkan pukul tujuh malam.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka bersama dengan Malvian yang langsung membuka matanya. Helia keluar dengan bathrobe di tubuhnya dan rambut yang tergerai setelah dikeringkan di kamar mandi.
"Kamu dari tadi?" Tanya Helia setelah ia mendudukkan diri di pinggir kasur. Mulai memakai semua produk skincare malamnya.
Malvian berdeham menjawab pertanyaan Helia. Tubuhnya dibawa bersandar pada headboard ranjang, berdempet dengan posisi duduk Helia.
"Wangi banget, sayang."
"Namanya juga abis mandi." Jawab Helia sekenanya, padahal ia habis berendam dengan sabun yang diberikan sang ibu, serta wewangian tubuh dari mertuanya.
"Ngga usah pake baju deh, nanti juga dilepas" Ucap Malvian dengan tangan menahan baju satin milik Helia.
Helia berdecak, melepas cekalan Malvian dengan kasar. "Buru-buru banget pengen nana ninu, aku cape tau." Protes Helia dengan pelan memukul tangan besar Malvian yang kini bertenggar di pahanya
Malvian terkekeh gemas, ia tidak sejahat itu meminta malam pertama disaat istrinya lelah, dirinya pun lelah. Hanya saja, mengganggu Helia telah menjadi aktivitas favorit Malvian sekarang.
"Sekarang kalau malam jangan sering-sering pake lotion, babe." Ucap Malvian saat Helia mulai melumuri tubuhnya dengan lotian yang wanginya begitu manis.
"Kenapa?" Alis Helia berkerut namun masih tetap fokus pada kakinya yang tengah ia pakaikan lotion malam.
"Ya nanti aku kepaitan dong."
Helia lagi-lagi berdecak saat arah topik Malvian menjuru pada hal berbau ranjang. Bibirnya mengerucut dengan menyingkirkan tangan Malvian pada hidungnya.
"Iya, nanti aku ngga pake body lotion lagi. Aku ganti pake lotion anti nyamuk."
"Jahatnya, aku keracunan nanti mati. Kamu mau jadi janda muda?"
"Ihh, ngomongnya sembarangan."
"Akhh, kamu duluan loh padahal." Sewot Malvian saat lengannya dicubit kecil oleh sang istri.
![](https://img.wattpad.com/cover/227670855-288-k641970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnatural
Fanfiction●Markhyuck Banyak orang bilang kalau menikah dengan sahabat sendiri akan membuat pernikahan menjadi awet karena, sudah saling mengerti dan memahami satu sama lain. Akan jarang terjadi pertengkaran dalam rumah tangga nantinya. Dulu Helia juga berpiki...