resign 𝟙7

1.9K 253 35
                                    

Selasa pagi yang seharusnya kedua calon orngtua itu bekerja, memilih untuk izin setengah hari untuk mengecek kandungan Helia sesuai anjuran dokter di kantor mereka.

Perkataan dokter di kantor Helia dan Malvian tentang calon anak mereka, sempat menjadi perdebatan panas keduanya. Helia tetap pada pendiriannya untuk tidak memeriksa kandungannya lagi, karena jika ia melakukan itu otomatis dokter kandungannya akan beralih pada dokter baru dan ia tidak menginginkan itu.

Sedangkan si calon ayah, tidak ingin perkataannya terbantah. Malvian tetap memaksa istrinya memeriksa kandungan kembali, sekalipun itu membuat Helia menangis meraung. Malvian harus memastikannya, jika memang benar janin yang dikandung sang istri ada dua, ia akan benar-benar membuat sang istri tetap ada di rumah.

"Dok, ini dokternya ngga salah periksa?" Tanya Helia masih dengan tidak percaya memegang lembar hasil usg.

Malvian menghela pelan, merasa tidak enak dengan dokternya. Pasalnya, sejak mereka masuk ke ruangan hingga selesai pengecekkan, Helia tidak menghilangkan raut wajah betenya, serta pertanyaan yang terdengar meremahkan sang dokter.

"Babe, tadi kan udah liat sendiri. Bayinya beneran ada dua." Ucap Malvian mencoba untuk bersabar. "Maafin istri saya ya, dok."

Dokter muda itu tersenyum ramah. "Tidak apa pak, wajar untuk ibu Helia tidak percaya. Pemeriksaan setiap dokter dan alat yang digunakan itu berbeda-beda, jadi wajar juga pada usg yang dilakukan ibu Helia sebelumnya hanya terlihat satu." Jelas sang dokter.

"Tuh, dengerin." Ucapan Malvian membuat Helia mencebik karena ketahuan ngeyel.

Helia pun baru mengetahui dari dokter, kalau usg yang sudah dia lakukan sebanyak dua kali dalam kehamilan dua bulannya itu adalah jenis usg Ultrasonografi 2D. Berbeda dengan yang sekarang dilakukannya yang terlihat lebih jelas.

"Saya tambahkan vitaminnya ya bu."

"Dok." Panggil Helia dengan pelan, membuat sang dokter mengalihkan pandangan dari kertas pasien. "Konsultasi saya berikutnya masih di dokter saya yang lama atau ke dokter ya?"

"Kalau bu Helia mau di dokter sebelumnya, gapapa. Nanti saya buat surat keterangan hasil konsultasi ibu Helia, karena dokternya belum tau janin bu Helia kembar." Jelas sang dokter dengan ramah. "Kalau selanjutnya mau di saya juga gapapa."

Helia mengangguk canggung, masih bingung dengan keputusan yang akan dibuat. Malvian yang tidak ingin sang istri semakin bertingkah, memutuskan untuk menyudahkan konsultasi dan segera menebus resep vitamin.

"Ish, aku tuh belum selesai nanya-nanya tau!"

"Konsultasi berikutnya bisa, lagian dokternya juga udah kasih kontaknya ke kamu. Jangan dibikin ribet sama pertanyaan kamu yang jawabannya kamu tau."

Omel Malvian pada Helia dan berakhir sepanjang perjalanan menuju kantor, Helia terus menekuk bibirnya tanda protes jika ia kesal pada Malvian.


💍💍💍

Malvian dibuat kesal lagi dan lagi dengan tingkah Helia. Wanita itu mengeluh terus menerus jika lelah, tidak ingin pergi ke kantor namun tetap ingin bekerja. Di suruh untuk wfh tidak mau, disuruh cuti tidak mau.

"Kamu bisa ngga, jangan kekanakan?!"

"Aku kekanakan? Anak kamu nih banyak mau!"

"Kamu jangan bawa-bawa bayi jadi alesan malesnya kamu! Kalau emang udah cape kerja, resign! Aku ngga pernah maksa kamu buat kerja juga." Malvian mengerang frustrasi saat Helia sudah mengambil ancang-ancang untuk menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnnaturalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang