Adik-adik kembarnya terkejut. Mata mereka menelisik kakaknya, berusaha membaca apa yang terjadi.
"Ada masalah, mbak?" Zara langsung bertanya tanpa basa-basi.
Zenita tergagap, "A-anu nggak apa-apa. Tangan lagi linu aja, makanya hape nggak sengaja kebanting."
Zenita berbohong. Kedua adiknya percaya begitu saja. Udara pagi ini memang cukup dingin, maka wajar bila mereka percaya ucapan kakaknya.
Sambil melahap buah anggur, Zenita dengan perasaan tak karuan langsung memblokir nomor serta akun Kylogram si pengganggu, yang tak lain adalah sang mantan suami.
🎞️🎞️🎞️
"Sshi-bal!"
"Hah? Sibal? Sebal, maksudnya?" Tanya Serenity di telepon.
Setelah menyaksikan pertandingan Zarion, Zenita keluar sejenak untuk bertelepon dengan kedua sahabatnya. Melepas penat, sekaligus melepas rindu.
"Hehe, iya mbak. Aku sebal, gitu," dusta Ah Reum.
Tak lama, Zenita pun angkat suara.
"Bohong, mbak! Si Arem barusan ngumpat, tuh."
Ia tertawa mendengar sahabatnya mendecak.
"Zenita cepu sih, nggak seru ah!"
Serenity pun menyahut, "Kamu lupa, punya bestie penerjemah? Zenita tahu, lah. Tapi Reum, kalau aku bisa mengumpat pun, mungkin sudah ku lakukan. Julian deserve it! Tapi nggak mau ikutan, takut dosa."
"Hahaha, ampun suhu. Eh, tapi udah kamu blokir lagi kan, Zen?"
"Udah, Reum. Malah aku laporin tuh akunnya. Aku capek, guys. Aku udah tenang di sini, nggak mau diganggu siapapun dari masa lalu," keluhnya.
Ah Reum tiba-tiba teringat. "Zen, aku baru ingat. Udah semingguan ini, Julian nyari-nyari kamu. Aku sampai capek diteror dia. Tiap pulang kerja, dia selalu mampir ke kantor. Sering juga telpon, mohon-mohon biar aku kasih tahu keberadaan kamu."
Serenity ikut menimpali, "Kamu nggak keceplosan bilang Zenita ada di Denmark kan, Reum?"
Yang bersangkutan langsung membantah, "Nggak, sumpah! Makanya, karena mulutku terkunci rapat, dia nggak neror aku lagi untuk tanya-tanya. Eh, Zen aku punya ide. Menurutku kalo kamu kelihatan udah punya pengganti, dia nggak bakal ganggu kamu lagi, deh."
Dahinya mengernyit. Ia harus berpura-pura punya pacar, suami, atau sejenisnya?
"Aneh-aneh aja kamu. Oh mbak, gimana perkembangan terkait hak asuh Jeno?"
"Guys, gue masih bingung deh soal ini. Jelasin dong," pinta Ah Reum.
"Lengkapnya nunggu Zeni pulang aja ya. Intinya, pas aku cerai dari Julian, seharusnya hak asuh Jeno ada di aku, karena dia masih di bawah umur. Tapi, dengan jahatnya Julian memfitnah aku selingkuh, sehingga hakim memutuskan Jeno ikut dia."
Zenita menghela nafas kasar. Ia merasakan adanya getaran kesedihan dari mulut Serenity.
"Wah, gila emang tuh laki! Awas aja kalo ketemu gue lagi. Sshi-bal seratus kali!"
Ketiganya lantas tertawa bersamaan. Zenita menyeka air mata di sudut matanya.
"Nanti meet up di rumah sepupuku Freya, guys. Dia habis lahiran kemarin. Tapi kayaknya dua minggu lagi aku baru pulang. Soalnya habis dari Odense, langsung meluncur ke Paris."

KAMU SEDANG MEMBACA
Estetika Rasa
Chick-LitSemua manusia pasti menginginkan pernikahan yang berujung happy ending, termasuk Zenita Paeonia Helianthus, manusia pecinta serba aesthetic dan pecinta kucing garis keras. Tapi realita tak seindah ekspektasi. Pernikahan dengan lelaki idamannya harus...