[9] O d e n s e

92 9 2
                                    

"What a beautiful town!" Pujian mengalir dari mulut Zenita. Mereka tiba di kota ini terlalu larut, sehingga tidak memungkinkan untuk menjelajahinya.

 Mereka tiba di kota ini terlalu larut, sehingga tidak memungkinkan untuk menjelajahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source via Instagram finn_petersen_)

Keduanya memanfaatkan waktu luang di pagi hari untuk menikmati keindahan kota, dan mencari menu sarapan tentunya.

Soal makanan, kali ini mereka beruntung. Di Odense mereka menemukan sebuah toko roti vegan yang buka pagi-pagi sekali. Kesempatan emas tak datang dua kali, bukan? Mereka yang awalnya masih ingin melihat-lihat kafe atau restoran di sekitar mereka, urung saat melihat toko roti sekaligus kafe ini.

Sebelum membeli, Zenita ingin memastikan sesuatu. Setelah mendapat jawaban dari koki, ia memberi kode pada Zara untuk jadi makan di sini. Keduanya mengambil beberapa buah danish pastry, alias rerotian khas Denmark, dan dua potong kue dengan krim kocok dan buah stroberi di atasnya.

 Keduanya mengambil beberapa buah danish pastry, alias rerotian khas Denmark, dan dua potong kue dengan krim kocok dan buah stroberi di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan lupa rotinya Zero jangan dimakan, Zar," tegur kakaknya.

"Siap, bos. Oh ya, mbak tadi tanya apaan ke chef-nya?"

"Kamu nanyea?" Ledek Zenita sambil menirukan gaya laki-laki yang sedang viral belakangan ini.

Melihat Zara memajukan bibir plum-nya, Zenita tertawa terpingkal-pingkal hingga ia sadar tawanya sedikit berlebihan, ia pun menutup mulutnya.

"Dih, nggak usah sok ngambek, deh. Tadi mbak tanya ke kokinya, apa dia pakai rhum atau esktrak vanilla berakohol ke dalam kuenya? Karena makanan vegan juga ada potensi nggak halalnya. Begitu kokinya jawab mereka pakai biji vanilla tanpa alkohol, mbak langsung kasih tahu kamu kalau kita aman makan di sini."

Zara membentuk mulutnya serupa huruf O. Ia kemudian menimpali.

"Kok berasa ribet ya, mbak? Kan selagi bukan babi, aman dimakan kan?"

Zenita terkekeh. "Yang haram nggak cuma babi, kalee. Soal ribet, itu perkara mindset sih. Kalo kita mandang ribet, ya bakalan ribet. Kalo kita mandangnya nggak ribet, ya pasti kita enjoy aja.

Estetika RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang