Jangan lupa klik 🌟 Jangan jadi silent readers ya :)
🥀🥀🥀
Pepatah "The grass is way greener on the other side" sepertinya berlaku untuk Marleen dan menular pada putranya. Sikapnya yang hangat dan perhatian kini berubah seperti sedia kala. Seperti hari ini contohnya.
"Aku pengen banget makan mie kocok, dear. Boleh tolong beliin? Mumpung kamu di rumah," pinta Zenita pada Julian yang sedari tadi menggulir ponselnya.
"Beli di go-food ajalah. Punya aplikasinya kan?" Jawabnya datar.
"Ya udah. Kamu mau juga nggak?"
"Nggak."
"Kamu kenapa sih kok dingin gitu?"
Julian mendecak. "Aku capek, dear. Kamu dari kemarin pengen ini pengen itu."
Zenita menghela nafas berat. "Ya maaf, aku kan lagi hamil. Pengen banget dimanja kamu."
Julian berdecak. Ia lalu berdiri dan beranjak pergi, namun gagal karena Zenita berhasil menahan suaminya pergi.
"Mau ke mana?" Tahannya.
" Rapat. AJ Group barusan ngabarin. Ada rapat dadakan membahas kolaborasi produk baru perusahaan."
Mata Zenita membelalak. "AJ Group? Angelia Jane Group, punya mamanya Valencia? Lagian kan weekend, masa tiba-tiba ngadain meeting, sih?"
"Nggak tahu. Aku pergi dulu."
"Jangan lama-lama," pintanya.
"Nggak janji."
Zenita menghela napas dengan kasar.
"Meow."
Seekor anak kucing dengan cepat melompat ke arah Zenita.
"Mici kok bisa kabur dari kamar, nak. Lapar? Kan baru setengah jam lalu Mama kasih makan."
"Meow." Kucing yang memiliki tiga warna bulu berbeda ini mengeong manja ke arahnya, membuat Zenita tak tahan untuk menggelitik perutnya yang gendut.
"Iya, Mama kasih makan lagi deh. Mungkin kurang, ya." Ia lalu menggendong Mici dan pergi ke kamar kucing yang terletak tak jauh dari kamar Jeno.
🥀🥀🥀
Dua orang pelayan datang mengantar pesanan. Sebuah restoran bernuansa oriental dengan menu makanan senada sengaja di-booking oleh Marleen Roesmini untuk empat orang.
"Selamat ya, jeng Marleen akhirnya punya cucu lagi," ucap Sandra basa-basi.
Marleen mengkecimus. "Padahal saya ngarepnya punya cucu perempuan, jeng. Biar nantinya saya jadikan penerus saya setelah Julian nanti."
Sandra tersenyum menyeringai. "Bukannya jeng Marleen juga punya cucu laki-laki, ya? Kenapa nggak dia aja yang dijadikan penerus?"
"Saya memang berencana memasukkan Jeno ke perusahaan nantinya, tapi tidak sebagai Dirut. Saya ingin cucu perempuan lah yang memegang jabatan tertinggi nantinya, karena perempuan derajatnya harus bisa lebih tinggi dari laki-laki."
Sandra meneguk teh ginseng goji berry-nya dengan anggun. "Tapi saya percaya kalau jeng Marleen tidak mungkin membenci menantu jeng cuma karena dia tidak hamil bayi perempuan. Pasti ada hal lain, bukan?"
"Jeng Sandra tahu aja. Mulai dari Serenity hingga Zenita, tidak ada satupun yang saya suka. Serenity memang mapan secara finansial, tapi ayahnya, Amran Wijaya adalah seorang pengangguran. Walau Serenity pernah berkata kalau dia memang menyuruh ayahnya berhenti bekerja dan menanggung hidup ayahnya itu, tetap saja tidak cocok dengan background Julian, putra dari almarhum Yodha Ganendra Jaya yang terkenal seantero Indonesia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Estetika Rasa
أدب نسائيSemua manusia pasti menginginkan pernikahan yang berujung happy ending, termasuk Zenita Paeonia Helianthus, manusia pecinta serba aesthetic dan pecinta kucing garis keras. Tapi realita tak seindah ekspektasi. Pernikahan dengan lelaki idamannya harus...