[20] N e w s

166 10 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uhuk!" Zara tersedak makanannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Uhuk!" Zara tersedak makanannya sendiri. Segera ia kesampingkan soto ayamnya, lalu bergegas menemui orang-orang rumah.

"Mbak! Mamaa!" teriaknya panik.

"Ck, berisik! Aku sama Bapak lagi main game, tau!" sahut Zarion menggebu-gebu.

"Pak, Mama mana? Mbak juga kok nggak ada?" tanya Zara gelisah.

"Kan mereka lagi belanja bulanan, Nak. Kamu sendiri tadi nggak mau diajak," balas Zafer santai.

Zara menepuk jidatnya keras.

"Emang kenapa, sih? Segitu paniknya," sahut Zarion. Matanya tetap melihat layar televisi, dan tangannya sibuk pada stik permainan.

"Duh, bisa di pending, nggak mainnya?" pinta Zara.

Ia lalu menunjukkan beberapa screenshot headline berita yang diperolehnya dengan terburu-buru. Tak lupa beberapa cuitan akun medsos Valencia, turut ia sertakan.

Keduanya mengalah, kini atensi mata mereka beralih kepada Zara.

"Parah! Cia itu tipe manusia yang halal ditimpuk pake kursi," ucap Zarion berapi-api.

Zafer menepuk pundak putranya. "Heh, omongannya! Jangan menghalalkan sesuatu yang tidak diperbolehkan. Boleh marah, tapi mulut tetap harus di jaga."

"Mbak Zen dan Mama harus tahu, Pak. Duh, kalau belanja gini biasanya pulangnya lama," keluh Zara.

Zafer menggeleng, "Jangan, Zar! Cukup kasih tahu Mama aja, jangan mbakmu. Kasihan dia, apalagi dia baru menerima tawaran dari dosenmu minggu lalu. Kamu tahu kan, cukup alot diskusi dengan mbakmu. Bapak takut dia mundur dan sedih lagi."

Keduanya mengangguk. Keduanya sepakat untuk merahasiakan berita ini dari kakak mereka.

💿💿💿

Zenita keluar dari mobil sambil menenteng dua kotak cupcake. Ini hari pertamanya mengajar sebagai seorang dosen di Bougainvillea University.

Takut? Jelas. Tegang? Pasti. But it's okay. Selalu ada hal pertama yang kita lakukan dalam hidup, kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Estetika RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang