22. TBAY

60 9 0
                                    

Queen terbaring lemah dengan infus yang menancap di tangan kanannya.

"Huuu Queen~~ kenapa kamu demen banget lukaa~~ padahal luka gak enak loh, yang enak itu susu coklat" ucap Cleo udah kesekian kalinya ia berkata seperti itu pada Queen hingga membuat Queen jengah.

Ingin Queen mengusirnya tapi, Queen gak tega melihat raut wajah melas dan penuh kekhawatiran yang Cleo tunjukkan padanya.

"Queen cuma luka ringan, lo gak usah lebay dugong!"

"Berisik kali lo dari tadi" kesal Aiden memakan apel merahnya dengan kesal.

"Udah Cleo, tidur sana gue baik-baik aja" ucap Queen menatap Cleo lemas.

"Oke, Cleo tidur disini" melas Cleo lalu berbaring diatas kasur tepat disamping Queen.

"Lo! Tempat gak sedikit kali! Kamar sebelah aja lo sana tidurnya" Arjun menatap kesal Cleo yang memeluk Queen.

"Didiemin ngelunjak nih orang!" Ranggi mengepalkan tangannya menatap Queen.

"Udah lah bang gkpapa" lerai Queen lalu menghela nafas lelah.

Ia harus makan banyak pil tablet penambah darah dan memakan beberapa daging sapi dan kambing agar ia tak terus-menerus kehilangan darah gini.

Walaupun sekarang ia hanya memerlukan donor darah yang terbilang sedikit.

Luka nya tak sebegitu parah tapi emang kulit nya aja yang tipis dan mengeluarkan darah setiap terluka.

"Bara?" Gumam Queen pelan. Ia jadi memikirkan Bara sekarang dimana dan amat merindukan nya.

Ia sebenarnya malas mengakui kalau sekarang ia benar-benar merindukan Bara.

'apa gue udah jatuh cinta kali ya ama Bara? Gak bisaaaaa!!!!! Gue rindu Baraaa aaaa!!' kesalnya mengepalkan tangannya menahan pekikan frustasi yang ingin keluar.

"Lo suka ya sama Bara? Bara lagi dimarkas nya ngurus satu tikus" ucap Calix menatap Queen tengil.

"Gue tikam lo lama-lama" kesal Queen mengalihkan wajahnya berusaha menutupi wajahnya yang memerah.

"Dih! Tikam-tikam tapi baper sendiri" balas Calix bersedekap dada memandang Queen yang meliriknya sinis.

"Bentar gue telpon dia dulu deh biar lo gk rindu" sahut Aiden yang langsung mendapatkan pelototan dari Queen.

Tutt!!!

Tutt!!!

'anj*ing beneran ditelpon dong sama dia b*bi' batin Queen menatap Aiden horor. Kalau saja nih badan nya gak setengah dipeluk sama anak curut Cleo yang udah tidur.

Ia akan langsung menghampiri Aiden dan merebut ponselnya gak peduli infus nya lepas atau kagak yang penting HARGA DIRI NYA terselamatkan.

Tapi aaa... Ia tak bisaa!! Badan Cleo benar-benar besar dan berat. Cleo harus mengurangi minum susu kotak lagi.

Bisa-bisanya tubuh pendek buat seukuran cowok tapi berat banget.

"Halo"

"Weh bro mana Bara?" Tanya Aiden menatap wajah Queen yang mengeluarkan ekspresi yang sangat lucu menurutnya.

"Kenapa?" Tanya Nanda penasaran.
Ia disuruh sama Bara buat angkat telepon nya dan menspiker nya. Sementara Bara menghisap nikotinnya seraya mendengarkan disebelah Nanda.

"Itu sii---

"Lo ngomong gue lempar pisau ini kewajah lo Aiden anj" potong Queen kesal.

Aiden dan yang lainnya terkekeh melihat wajah kesal Queen. Sementara diseberang sana Bara menyembulkan asap nikotinnya. Hatinya berangsur tenang mendengar suara lembut yang menjadi candunya.

The Angel Key (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang