•13•

51 16 0
                                    

Dan sekarang Reizo dan Kalila sudah berada di taman, sesuai permintaan gadis ajaib tadi. Letaknya lumayan jauh jaraknya dari rumah Reizo, keduanya kesini naik motor ninja milik Reizo. Sementara motor ninja milik Kenan sudah terparkir tidak jauh dari taman yang semuanya hampir berwarna hijau kontras.


Reizo mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru taman. Terlihat taman itu sangat penuh dengan warna hijau-sangat bagus jika digunakan untuk spot foto. Dimana akhir-akhir ini sedang hits foto diatas rumput hijau yang rimbun.

Beberapa kursi kayu modern tersusun rapi dan disampingnya terdapat pohon besar. Cocok sekali untuk berteduh disiang hari yang terik. Tidak lupa terdapat juga pot bunga yang berisi beragam macam bunga yang tentunya terlihat sangat terawat.

Sangat indah sekali bukan?

Taman itu berukuran luas, biasanya taman itu dijadikan tempat piknik, namun ada juga yang menggunakan taman itu untuk berkencan dengan seseorang. Saat ini taman tidak begitu ramai-wajar saja karena masih pagi.

Sekarang Reizo paham mengapa Kalila memintanya untuk mengajaknya ke taman. Gadis itu ingin piknik. Sejujurnya Reizo tidak begitu suka dengan acara piknik-apa lagi di taman. Saat masih berpacaran dengan Zeyya pun mereka berdua tidak pernah berkencan ditaman.

Pernah suatu kali dia diajak piknik oleh keluarganya sendiri, namun Reizo rasanya sangat bosan-baginya piknik tidak cocok untuknya-mengingat bahwa dia mudah bosan.

Hell no!

Bukan dia banget.

Apa kata para teman sekolahnya jika mengetahui dia main di taman?

Sebenarnya tidak ada yang salah sih, hanya saja Reizo adalah cowok yang gengsinya besar.

Jika bukan Kalila yang mengajaknya, tentu saja dia tidak akan mau dan tentunya dia menolaknya secara mentah-mentah. Terlebih dia termasuk anak hits yang sangat terkenal di kalangan para remaja, dan lebih menyukai nongkrong di cafe-cafe.

Tadi, saat Reizo bersiap-siap untuk pergi- Kalila tidak diam begitu saja, dia turun kebawah untuk menuju dapur, dimana dia membawa banyak snack dan beberapa minuman yang dia taruh kedalam tas gendong lucu yang berwarna biru muda miliknya. Tetapi Reizo bersyukur karena Kalila tidak berbuat hal yang sama sekali tidak dia inginkan-semisal bikin dapur menjadi berantakan. Biasanya gadis itu sering sekali merecoki barang-barang yang ada dirumahnya.

Saat ini keduanya kini tengah duduk diatas karpet bulu berwarna biru muda milik Kalila, jarak keduanya tidak terlalu dekat namun juga tidak terlalu jauh. Di tengah-tengah mereka terdapat beberapa snack dan minuman yang telah tersusun rapi. Keduanya menikmati terpaan angin sepoi, angin lembut menerpa wajah keduanya. Tidak bisa dipungkiri jika keduanya sangat menyukai udara yang masih segar dipagi hari.

Sejujurnya Reizo juga tidak habis pikir dengan Kalila, kenapa semua barang milik Kalila hampir berwarna biru muda, huh?

Selain maniak pada kutek apakah Kalila juga maniak warna biru muda? Ah, sangat feminim sekali.

Beda banget sama dia. Reizo berbicara dalam hati, ketika ingat dia- dia yang dimaksud adalah Zeyya. Reizo langsung berdeham pelan menetralisir degup jantungnya yang mulai tidak karuan. Kenapa dia kembali mengingat wajah gadis itu. Bahkan untuk saat ini Reizo tidak mengetahui nama gadis itu sendiri.

Suasana hening terpecahkan ketika Kalila bertanya kepada Reizo. "Rei ingat taman ini, nggak?" Kalila bertanya dengan wajah polosnya.


Reizo yang tengah sibuk melamun memikirkan gadis lain pun langsung menolehkan wajahnya kearah Kalila. Pertanyaan bodoh macam apa itu? Jelas-jelas dia merasa bahwa ini pertama kalinya dia mendatangi taman ini bersama Kalila.

"Nggak, gue aja baru pertama kali kesini." Reizo menyahut cuek, lalu menenggak minuman sodanya.

Senyum Kalila perlahan pudar. Sebenarnya dia mengajak Reizo kesini bukan tanpa alasan. Dulu waktu keduanya masih kecil- Reizo suka sekali bermain sepak bola ditaman ini. Kalila hanya bisa menatap sendu karena tidak bisa bermain sepak bola seperti Reizo. Ya, wajar saja- mengingat bahwa dia bukan seorang cowok.

Flashback on.

Dengan langkah kecil, Kalila kecil berlari menuju taman untuk menghampiri Reizo kecil yang saat ini tengah menendang-nendang bolanya. Reizo kecil bermain bola sendirian. "Rei, Lila mau ikut main bola," Kalila kecil berseru, wajahnya terlihat begitu gembira saat melihat Reizo kecil.

Reizo kecil menghentikan tendangannya, dia menoleh tak suka ke arah Kalila kecil yang tengah menatapnya berbinar-binar. "Nggak boleh. Kamu nggak bisa main bola."

Mata Kalila kecil sudah berkaca-kaca mendengarnya. "T- tapi... Lila mau main sama Rei,"

"Nggak mau. Entar kamu pasti nangis kalau jatuh." Reizo kecil kembali menolak, mengingat bahwa gadis kecil itu sangatlah cengeng.

"Kamu main barbie aja sana," lanjutnya, lalu dia kembali bermain bola sendiri.

Flashback off.

Reizo menaikkan salah satu alis tebalnya ketika melihat senyum manis Kalila pudar begitu saja. Kenapa dengan gadis itu? Apakah dia berbuat salah hingga membuat senyum gadis itu pudar? Reizo menghela nafasnya, apakah jawabannya tadi salah? Bukankah dia sudah menjawab dengan jujur bahwa dia tidak pernah ke taman ini sebelumnya?

"Kenapa lo tiba-tiba jadi sedih?" Reizo melontarkan pertanyaan yang membuat Kalila sadar akan lamunannya.

Kalila mengerjapkan matanya pelan lalu kembali tersenyum. Dia tidak tahu harus jawab apa. Dia hanya ingin Reizo ingat dengan masa kecil mereka berdua. Tetapi tampaknya sangat sulit menyadarkan cowok itu. "Nggak, Rei. Serius? Rei belum pernah ke taman ini sebelumnya?"

Reizo berdecak pelan. "Lo maunya apa sih? Gue udah jujur sama lo, sebelumnya gue beneran nggak pernah ke sini sebelumnya, tapi kenapa lo seolah nuntut gue buat jawab udah pernah?"

Kalila kontan cemberut setelah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Reizo barusan. Cowok itu memang tidak berubah sedari dulu. Reizo masih sama seperti Reizo kecil yang suka marah-marah dan hanya mempunyai kesabaran setipis tissue. Tetapi anehnya Kalila masih menyukainya.

Reizo bangkit dari duduknya dan berpindah duduk tepat didepan Kalila. "Kasih gue alasan kenapa lo ajak gue ke sini."


Kalila menatap mata elang milik Reizo. Bahkan Reizo masih sama seperti dulu, cowok itu selalu bertanya jika dia merasa ada sesuatu yang janggal. "Rei waktu kecil suka main bola disini."

Reizo bungkam mendengarnya. Apakah benar apa yang dikatakan Kalila barusan? Reizo lantas kembali mengingat-ingat masa kecilnya. Namun sayangnya dia tidak mengingat kenangan masa kecilnya. Memori masa kecilnya layaknya kaset yang sudah rusak- tidak bisa diputar kembali. Jadi sebenarnya dia ini kenapa? Kenapa tidak bisa mengingat hal-hal yang pernah dia alami, huh?

"Kenapa lo bisa tahu kalau gue dulu suka main bola ditaman ini?" Reizo bertanya mengintimindasi.

"Dulu Lila suka ngikutin Rei kemanapun," Sahutnya sembari menyengir kuda, padahal Kalila sudah tidak sabar untuk mengasih tahu bahwa dia adalah sahabat Reizo waktu kecil. Ini belum waktunya untuk Reizo mengetahui apa yang telah terjadi.

o0o

TBC!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang