Kalila sudah didaftarkan sekolah SMA terlebih dahulu oleh papanya—jadi dia hari ini tepatnya hari Senin tidak perlu repot memikirkan hal yang tentunya bisa membuatnya pusing. Tadi malam papanya bilang jika Kalila akan berada di kelas 11 IPA2, itu artinya dia akan sekelas sama Reizo. Hal itu tentu berhasil membuat Kalila senang bukan main.
Lain dengan Reizo yang merasakan keberatan ketika mendengarnya. Namun dia hanya bisa memendamnya. Tidak memungkinkan jika dirinya protes, pasti maminya akan marah kepadanya. Rasanya Reizo ingin memukul tembok rumah yang berada didekatnya, emosinya sudah siap meledak kapan saja. Menunggu Kalila bersiap-siap dengan waktu yang cukup lama sangat menguji kesabarannya.
Terlebih sekarang jam dinding besar sudah pukul setengah tujuh. Seumur-umur Reizo belum pernah tuh merasakan 'telat'. Maybe, kali ini mungkin dia akan merasakan hal yang selama ini sangat dia hindari itu.
Dengan wajah tanpa dosa—Kalila berlari kecil saat menuruni tangga, dia sudah memakai almamater yang berwarna biru seperti milik Reizo. Dia menyengir kuda, pura-pura tidak melihat Reizo yang masih menatapnya dengan tajam.
"Rei... Ayo berangkat!" Kalila berbicara seraya berjalan untuk keluar dari rumah.
Lo yang lama, dodol! Batin Reizo dalam hati.
Rasanya Reizo ingin memaki cewek itu tetapi niatnya terurung ketika mengingat bahwa satu minggu ini cewek itu terus menemaninya di rumah sakit. Sejujurnya dia satu minggu yang lalu kecelakaan dan di rawat inap di rumah sakit elite.
Akibatnya, Reizo mengalami amnesia, dia lupa akan Zeyya—sang kekasih dan lupa terhadap para anak Omorfos—para sahabatnya. Kedua orang tua Reizo sengaja tidak memberi tahu bahwa dia mengalami amnesia. Justru kedua orang tuanya senang, dengan begitu keduanya akan semakin mudah menjodohkan anak mereka dengan Kalila.
Kini, Reizo sudah berada dibelakang . Langkah Kalila tiba-tiba terhenti ketika Reizo mencekal pergelangan tangannya-tidak kencang namun berhasil membuat langkah cewek itu terhenti.
"Rei... Ada apa?" Pertanyaan itulah yang terlontar dari mulut mungil Kalila.
Reizo tak langsung menjawab, detik berikutnya dia melepaskan cekalannya-membenarkan tas Kalila yang menganga karena terbuka, tampak cekatan ketika menarik resleting tas Kalila hingga tertutup sempurna. "Tas lo terbuka," Reizo menukas seraya merendahkan suara baritonnya.
Reizo menangkup kedua pipinya yang kontan memerah dan memanas. Jika boleh jujur dia merasa bawah perasaan. "Ihh... Rei sosweat deh,"
Reizo memutar bola matanya malas. "Nggak usah baper sama gue!"
Detik berikutnya dia meraih helm cewek-dan memakaikannya pada Kalila yang masih senyum-senyum sendiri. Reizo menarik nafasnya dalam-dalam, kalau boleh jujur dia capek jika harus terus-terusan menghadapi seorang cewek SMA namun kelakuannya masih seperti bocah TK.
Berikutnya Kalila cemberut. "Udah ganteng, perhatian lagi pasti cewek-cewek banyak yang suka sama Rei—"
"Emang." Reizo menyahut singkat, kini dia sudah menunggangi motor ninjanya yang berwarna hitam pekat.
Kalila merucutkan bibirnya lucu ketika mendengar jawaban Reizo barusan. Sudah beberapa kali dia bilang kalau dia tidak menyukai jawaban singkat?
"Cepetan naik, atau gue tinggal lo disini sendirian?" Reizo bertanya seraya membenarkan helm full face miliknya.
Kalila sontak menggeleng keukeuh sebelum akhirnya dia naik juga keatas motor Reizo. Selama ini dia sekolahnya diluar, jarang sekali naik motor-jadi dia agak takut sebenarnya. Namun dia tak punya pilihan lain selain menurut pada Reizo.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Romance"Jangan pernah menyimpan dua orang dalam satu hati. Lepaskan salah satunya atau kamu akan kehilangan keduanya?" ©Hak cipta dilindungi. 2023. Start? 22 Juli 2023. End? -