•14•

61 15 0
                                    

Ketua Calaveras yang bernama Malvin sebenarnya diam-diam mengikuti Reizo dan Kalila. Dia menarik sudut bibirnya sembari memotret keduanya. Keduanya seperti sedang berciuman- padahal faktanya tidak seperti itu. Malvin tidak mengetahui persoalan gadis yang sedang bersama Reizo saat ini, menurutnya tidak penting.

Malvin hanya peduli dengan Zeyya yang masih berstatus kekasihnya Reizo. Cowok itu sudah tahu bahwa Reizo amnesia, mengingat bahwa dia adalah dalang dari semua ini. Tetapi para anak omorfos tidak mengetahui fakta yang sesungguhnya. Dia tidak bisa membayangkan jika suatu saat terbongkar dan para anak Omorfos mengetahui hal itu.

Malvin: (Share a pict)

Malvin segera menyimpan ponselnya kembali, dia menghampiri Reizo dan Kalila yang masih beradu argumen masing-masing. Malvin berdeham pelan untuk menyadarkan keduanya atas keberadaannya disini. Reizo langsung berdiri ketika melihat kedatangan seseorang yang menurutnya asing.

"Apa kabar lo?" Malvin bertanya sembari tersenyum remeh ke arah Reizo.

Reizo hanya menatap Malvin dengan tatapan tajam. Dia tidak kenal dengan cowok itu. Tetapi kenapa cowok itu berlagak sudah mengenalnya, huh?

"Yah, kasian banget gue dicuekin," Malvin cemberut setelahnya, lalu detik kemudian dia terkekeh pelan. Dia mengalihkan pandangannya dari Reizo lalu menoleh ke arah Kalila yang asyik makan camilan kentang. "Cewek baru lo? Cantik sih, tapi cantikan yang kemaren."

Reizo mengernyitkan dahinya bingung. "Emangnya gue punya cewek berapa, huh?" Reizo bertanya nyalang.

Malvin tertawa lirih mendengarnya. Apakah dia harus jujur?

"Pikir aja sendiri," Malvin menyahut santai, lalu dia berjalan menghampiri Kalila.

Malvin berjongkok tepat didepan Kalila, dia mencolek dagu Kalila sembari tersenyum manis ke arah gadis itu. "Imut banget, boleh kenalan nggak?" Marvin bertanya menggoda.

Lantas Kalila memundurkan tubuhnya, dia tidak suka orang asing. Baginya orang asing itu menakutkan.

"Brengsek!" Reizo segera menarik kerah baju milik Malvin dan memaksa cowok itu berdiri. Setelahnya dia melayangkan tinjuan pada pipi mulus milik Malvin. Hingga membuat sudut bibir milik cowok itu berdarah.

Malvin meringis pelan karena Reizo meninjunya dengan tenaga ekstra. Dia refleks menyentuh sudut bibirnya yang dia duga berdarah. Awalnya dia hanya iseng saja menjahili gadis itu, tidak disangka bahwa Reizo sangat protektif, dia bahkan tidak rela jika gadis itu didekati olehnya, itu artinya gadis itu dimata Reizo sangat berharga, bukan?

Malvin tertawa kecil setelahnya, mengingat bahwa saat ini dia tidak berniat membalas tinjuan Reizo barusan, saat ini dia sedang tidak mood untuk baku hantam dengan Reizo. "Lo bahkan kelihatannya peduli banget sama dia? Sepenting itukah dia? Memangnya dia siapa? Guw jadi penasaran sama dia."

"Lo nggak perlu tahu dia siapa. Tapi satu hal yang perlu lo tahu-"

"Jangan coba-coba macem-macem sama dia, atau lo bakal tahu akibatnya?" Reizo melanjutkan perkataannya sembari menatap nyalang ke arah Malvin.

Malvin hanya mengendikan bahu acuh sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi begitu saja.

Sementara Reizo menggeram kesal karena ulah cowok yang menurutnya tidak jelas. Cowok itu siapa? Kenapa dia seolah-olah sudah mengenalnya? Dan kenapa juga dia bilang bahwa gue sebelumnya punya cewek? Memangnya cewek yang kemaren itu siapa, huh? Banyak sekali pertanyaan yang terlintas didalam benaknya. Tetapi untuk menjawab pertanyaan itu semua dia harus bertanya kepada siapa, huh?

*

Zeyya saat ini tengah menghabiskan waktunya bersama para anak Omorfos. Tadi pagi para anak Omorfos menyuruhnya untuk ikut nge-gym. Awalnya dia tidak mau, tetapi mengingat bahwa dia juga kesepian karena tidak ada Reizo disampingnya akhirnya dia mengiyakan ajakan mereka. Tentu saja ada Daren yang menjemputnya.

Saat ini para anak Omorfos tengah beristirahat karena jam nge-gymnya baru saja selesai. Mereka langsung mengusap keringatnya dan segera mengambil minum. Berbeda dengan Daren yang saat ini tengah menyeka keringat Zeyya, Zeyya begitu seksi mengenakan pakaian ketat seperti saat ini, apalagi gadis itu berkeringat. Damagenya bertambah seratus persen menurutnya. Harusnya para anak Omorfos tidak boleh melihat Zeyya saat sedang seperti ini. Daren tidak rela. Lantas cowok itu tertawa didalam hati. Memangnya dia siapanya Zeyya, huh?

"Thanks, Ren. Lo sahabat gue yang paling perhatian tahu nggak?" Zeyya bertanya gemas. Dia merasa sangat beruntung mempunyai sahabat cowok yang sangat tulus kepadanya.

Daren tersenyum mendengar kata sahabat. Lagi-lagi kata sahabat terucap dari mulut Zeyya. "Lo bu bos para anak Omorfos, sudah seharusnya gue ngeratuin lo, Zeyya."

Belum sempat menjawab perkataan Daren barusan, ponsel Zeyya berbunyi- menandakan bahwa ada notifikasi yang masuk. Dia lantas segera membuka ponselnya. Zeyya mengernyitkan dahinya ketika ada nomor yang tak dia kenali mengirimkan sebuah foto. Tanpa basa-basi dia segera membukanya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat foto itu.

Pacarnya berciuman dengan gadis lain? Really?

Zeyya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Tubuhnya bergetar, matanya berkaca-kaca. Daren sendiri yang melihat perubahan Zeyya tersadar, dia segera mengambil alih ponsel milik Zeyya. Setelah melihat apa yang membuat Zeyya berkaca-kaca, Daren mengepalkan tangan kirinya.

"Rei brengsek!" Daren memaki pelan lalu dia memutar tubuhnya- dia ingin memberi pelajaran kepada ketua Omorfos sekarang juga. Sayangnya Zeyya terlalu cepat sadar, gadis itu segera memeluk Daren dari belakang dan membuat langkah Daren terhenti begitu saja.

"Daren gue butuh lo, lo jangan tinggalin gue, please."

Daren tersenyum palsu mendengarnya.

"Lo bilang gini karena lo nggak mau kalau pacar lo gue kasih pelajaran, kan?"

Zeyya terisak, dia menggeleng pelan. Dia tidak mau kedua cowok penting dalam hidupnya kembali berantem. Dia hanya ingin kedua cowok itu berdamai- sudah, hanya itu saja.

Daren tersadar akan perkataannya barusan, dia menyesal karena telah berkata seperti itu. Harusnya dia tidak boleh mementingkan egonya sendiri. Daren lantas berbalik dan langsung memeluk erat Zeyya, membiarkan gadis itu menangis didada bidangnya. "Gue nggak tahu lagi sama lo, Zey. Bahkan lo masih bisa sabar disituasi seperti saat ini."

Para anak Omorfos sontak langsung menghampiri keduanya yang saat ini berpelukan, mereka ingin mengejek Daren tetapi tidak jadi saat melihat wajah Daren yang saat ini merah padam, begitupun dengan Zeyya yang masih menangis bersembunyi didada bidang milik Daren.

Aska yang dikenal lebih dekat dengan Daren pun langsung menghampiri cowok itu, dia bertanya mengenai apa yang terjadi, namun Daren hanya bungkam tanpa berniat menjawab pertanyaan dari Aska. Saat ini dia hanya ingin menenangkan Zeyya- agar gadis itu berhenti menangis karena ulah ketua Omorfos. Sebenarnya Daren bukan hanya marah terhadap Reizo, tetapi dengan seseorang yang tak dikenal yang telah mengirimkan Zeyya foto yang berhasil membuat Zeyya menangis.

o0o

TBC!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang