•6•

123 39 17
                                    

Perlu digaris bawahi jika Zeyya adalah salah satunya gadis yang sangat disayangi dan sangat dijaga oleh para anak Omorfos. Wajar saja, karena mereka sudah bersahabat baik sejak masih kelas sepuluh—terlebih Zeyya juga menyandang status sebagai pacar dari ketua geng Omorfos.

Tentu saja ke-delapan anak Omorfos tidak akan membiarkannya tersakiti.

Sangat di sayangkan bahwa Reizo tidak ingat bahwa dia mempunyai pacar dan juga tidak ingat dengan gadis bertopi hitam legam—walau hanya namanya saja.

Ah, menyakitkan sekali bukan?

Miza menatap Daren dengan sorot mata tajam. Sementara Daren? Dia menaikkan sebelah alisnya bingung ketika melihat muka Miza yang tidak sedang becanda seperti biasanya.

"Leader kita lo apain? Sampe pingsan begitu?" Miza bertanya to the point.

Daren berdecih pelan, memandang Miza dengan tatapan remeh.

Dia benar-benar muak sungguh.

Miza sengaja mengajak Daren untuk menuju rooftop sekolah. Dia akan melakukan aksi mengintrogasi. Bagaimanapun juga dia harus mengetahui penyebab Reizo pingsan. Dia tidak akan membiarkan wakil ketua Omorfos lolos begitu saja. Tidak memungkinkan jika dirinya meneruskan aksi introgasi didalam ruang UKS—wajar saja karena dia tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin ricuh, lebih baik dia dan Daren berpindah tempat, bukan?

Kini mereka berdua sudah berada—rooftop salah satu tempat yang dijadikan tongkrongan oleh anak Omorfos, tepatnya satu tahun yang lalu, tempat itu sudah diclaim oleh Reizo menjadi milik para anak Omorfos, tidak ada cewek yang bisa menginjakkan kakinya kesana—kecuali Zeyya.

Rooftop tampak sepi, hanya ada dua cowok berwajah tampan yang kini saling menatap mengintimidasi satu sama lain. Tadi, saat kelima anak Omorfos ingin ikut keduanya—Miza melarang keras dan tidak membiarkan mereka ikut. Miza menyuruh keempat anak Omorfos untuk tetap berada diruang UKS untuk menjaga Reizo dan Kalila, bagaimanapun juga Reizo masih belum sadarkan diri—tentu Gabby dan para anak Omorfos masih panik dibuatnya.

Namun tampaknya Daren tidak terlihat panik—dia sudah berpikir dua kali dan tidak menyalahkan tindakannya pada Reizo tadi. Bagaimanapun juga tindakannya tadi sangat benar bukan?

Dia hanya ingin Reizo sadar atas kesalahannya, itu saja—tidak lebih.

Daren mengunyah permen karetnya setelah bungkusnya dibuang kesembarang arah, membuat Miza kembali menarik nafasnya dalam-dalam. Dia tidak suka kotor—tanpa ba-bi-bu dia langsung memungut dan membuang bungkus permen karet milik Daren.

Miza mengernyit dahinya bingung, tidak seperti biasanya Daren membuang sampah ke sembarang arah. Dia menebak jika Daren saat ini tengah menahan emosi, terlebih sikap Daren dua kali lipat lebih dingin seperti biasanya.

Daren memasang smirk andalannya, menatap Miza remeh. "Lo tadi nanya apa? Coba ulangi!" Daren berkata dengan merendahkan suaranya—berusaha memancing Miza agar cowok itu emosi.

Miza memejamkan matanya sejenak seraya menggelengkan kepalanya pelan. Dia tidak boleh terpancing oleh perkataan Daren barusan yang ada pasti berujung pertengkaran.

Apa kata anak Calavaras jika tahu bahwa kedua anak Omorfos bertengkar?

"Leader kita lo apain? Sampe pingsan begitu?" Miza mengulangi pertanyaannya yang tadi dengan sabar, sebisa mungkin dia tidak boleh marah atas pancingan Daren.

Daren lantas tertawa remeh. "Leader? Leader brengsek nggak punya hati yang lo maksud?"

Alis Miza seketika menyatu dibuatnya—dadanya kembali bergemuruh. Jelas dia tidak terima jika ketua Omorfos dibilang brengsek oleh wakil ketuanya. "Maksud lo apa, huh? Lo barusan bilang Rei brengsek?" Miza bertanya dengan meninggikan suaranya.

Hal tersebut membuat Daren memutar bola matanya malas. "Belain aja terus si brengsek itu—"

"—Udah punya Zeyya, ngapain malah pacaran lagi sama cewek lain? Dia pantes dikatain brengsek, dia aja nggak cukup sama satu cewek—"

"—Udah tau dia salah masih aja dibelain, lawak lo?" Lanjutnya seraya menaikkan salah satu alisnya menatang.

Miza kalap seketika dan dia ingin menonjok Daren, ketika tangan kanannya lebih dulu dicekal oleh Aska—selaku cowok yang paling dekat oleh Daren. Membuat tangan Miza melayang di udara. Entah dari mana datangnya Aska, yang tiba-tiba saja sudah berada di rooftop.

"Udah punya Zeyya, ngapain selingkuh sama cewek manja begitu?"

"Emangnya Zeyya kurang apa, huh?" Lanjut Aska, dia beralih menatap Miza dengan tajam. Dia tidak terima jika wakil ketuanya ditonjok oleh Miza. Tentu dia akan selalu melindungi Daren—sahabat dekatnya.

Aska memihak Daren bukan tanpa sebab—kali ini dia menyetujui Daren tentu saja.

Bukankah Reizo disini sebagai pelakunya?

Bagaimana bisa Reizo menyelingkuhi Zeyya yang notabene-nya adalah seorang cewek cantik yang sudah satu tahun lamanya berpacaran dengan Reizo dan treated like a queen oleh para anak Omorfos.

Miza menepis cekalan Aska setelahnya. Setelah mendengar perkataan Daren—membuat Miza paham alasan Daren bisa semarah itu pada Kenan. Tentu dia mengerti dan paham betul perasaan Daren saat ini. Bagaimanapun juga dia sudah lama mengetahui jika Daren masih menyimpan rasa untuk Zeyya. Wajah Miza seketika menjadi sedih, menatap Daren dalam-dalam.

"Lo salah paham, Ren—"

Lagi-lagi Daren tertawa remeh.

Apa kata Miza, salah paham? Lucu sekali.

Jelas-jelas semuanya sudah terbukti bahwa Kenan benar-benar salah, bukan?

Lantas, kenapa Miza tampaknya sangat terlihat membela Kenan?

Aska menyipitkan matanya ketika mendengar perkataan Miza barusan. Rasa penasarannya kian membuncah begitu saja. "Apanya yang salah paham?"

Miza tidak punya pilihan lain lagi selain memberi tahu Daren dan Aska atas kejadian yang sudah menimpa Reizo satu minggu yang lalu. "Setelah balapan, Rei kecelakaan."

Daren menggeleng. "Bukannya setelah balapan Rei nganterin Zeyya pulang? Tapi kenapa Zeyya baik-baik aja?"

"Mungkin kecelakaannya habis nganter Zeyya pulang?" Miza mulai beropini.

"Kita gagal jadi anak Omorfos, kita nggak becus jagain leader Omorfos—" Aska menyahut lirih.

*

Dika:
Bu bos, pacar Lo ada di UKS, tadi dia diajak ngobrol empat mata sama Daren. Gue nggak tau mereka ngomongin apa, tapi yang pasti mereka berdua berujung di UKS.

Tubuh Zeyya seketika tercengang  seperkian detik begitu membaca chat yang telah dikirimkan oleh Dika beberapa saat yang lalu. Dia lantas menelan ludahnya kasar. Pikirannya seketika menjadi berkecamuk dibuatnya. Dia sudah menduga jika semuanya akan berakhir seperti ini. Dia sudah tidak kaget mendengarnya. Dia punya firasat jika Daren pasti akan marah pada Reizo yang jelas tidak bersalah—bagaimanapun juga Reizo mengalami amnesia.

Zeyya menatap kosong ponselnya. Dia merutuki dirinya sendiri—harusnya sejak pagi tadi dia harus memberitahu Daren persoalan amnesia yang tengah dialami Kenan supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dia juga juga merahasiakan tentang Reizo yang tengah mengalami amnesia pada para anak Omorfos—dia melakukan itu karena mami Reizo yang memintanya untuk merahasiakan hal tersebut, tentu saja dia tidak bisa membantahnya.

                                 o0o

TBC!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang