•11•

66 17 1
                                    

Sebenarnya setelah memasuki sekolah, Reizo sedikit risih dengan tatapan para murid yang menyorot ke arahnya. Ah, tepatnya ke arah Reizo dan Kalila. Seperti halnya saat kemarin. Reizo tidak suka menjadi pusat perhatian setelah mengalami amnesia. Tetapi cowok itu berusaha untuk acuh saya dan tidak peduli pada sekitarnya.

Saat melewati kelas Zeyya, mata Reizo tidak sengaja melihat Daren yang sedang berbicara dengan cewek yang pernah tidak sengaja dia tabrak. Kening Reizo seketika mengkerut, dia berpikir bahwa cewek itu adalah kekasih Daren. Lagi pula keduanya juga tampak dekat, kalau bukan kekasih apa lagi coba?

Tetapi anehnya saat melihat cewek itu ketawa karena ulah Daren, dadanya terasa sedikit sesak. Padahal Reizo tahu bahwa dia tidak mengenal cewek itu, tetapi kenapa perasaan itu tiba-tiba muncul begitu saja?

Jika begini, Reizo jadi teringat akan tatapan sendu yang di lontarkan cewek itu kepadanya beberapa waktu yang lalu. Seolah cewek itu telah lama mengenalnya dan merasa tersakiti atas kelakuannya. Namun Reizo mengenyahkan pikiran konyolnya itu. Bagaimana mungkin cewek itu telah mengenalnya lebih lama? 

Reizo menggelengkan kepalanya pelan. Bagaimana bisa dia memikirkan cewek yang baru saja dia kenal? Itu terdengar sangat lucu. Dia merutuki dirinya sendiri agar tidak merasa lebih penasaran dengan cewek yang waktu itu dia tabrak dengan tidak sengaja.

Saat merasa ada yang memperhatikannya, Zeyya menoleh ke arah dimana Reizo berada. Tatapan keduanya sempat bertemu, Reizo menelan ludah kasar sebelum akhirnya memutuskan pandangan lebih dulu. Perasaannya jadi campur aduk, antara kesal dan malu. Dia merutuki dirinya karena telah kepergok ngelihatin cewek itu.

Otomatis Daren mengikuti arah pandang Zeyya saat cewek itu memalingkan wajah darinya. Smirk Daren seketika terbit ketika melihat Reizo dan gadis yang menurutnya menyebalkan. Karena gadis itu Zeyya jadi merasa terluka. Andai saja gadis itu tidak muncul di kehidupan Reizo, pasti saat ini Zeyya masih baik-baik saja dan tidak akan merasa sakit hati.

"Dia kepergok ngelihatin lo, Zey," Daren merendahkan suara baritonnya.

"Gue nggak mau ge-er dulu, siapa tau dia malah ngelihatin lo?"

"Nggak mungkin, gue tebak, dia pasti udah ngerasa bahwa lo nggak asing lagi bagi dia. Bagi gue lo itu cantik, lebih cantik dari pada cewek yang saat ini ada di samping Rei sekarang,"

"Percuma, Ren. Dia belum ingat gue sama sekali."

Daren hanya bisa tersenyum lemah, dia mengacak rambut Zeyya pelan. "It's okay. Semua butuh waktu, dia bakal inget sama lo lagi kok. Bukan sekarang tapi suatu saat nanti—"

Wajah Zeyya seketika menjadi panik ketika membayangkan hal yang tidak-tidak. "Gimana kalau Rei nggak bisa ingat gue selamanya, Ren?"

"Nggak mungkin, cepat atau lambat dia bakal inget lo lagi. Lo nggak boleh mikir macem-macem lagi, okay?"

Zeyya mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Daren yang berhasil membuat perasaannya sedikit membaik. Lalu dia mengangguk sebelum akhirnya mendengar Daren berpamitan untuk masuk ke dalam kelasnya sendiri. Zeyya sempat menoleh kembali ke arah dimana Reizo tadi berada. Sayangnya cowok itu sudah pergi lebih dulu. Zeyya memasuki kelas dengan perasaan kecewa.

Kalila yang berada di samping Reizo tidak sengaja melirik ke arah Reizo yang terlihat bengong. Cowok itu bahkan selama dalam perjalanan tidak pernah mengajaknya berbicara. Kalila lantas cemberut, dia menyenggol lengan cowok itu hingga Reizo berdecak karena merasa bahwa cewek yang di sampingnya sudah mengganggunya.

"Jangan ganggu gue—"

"—gue lagi nggak mood adu bacot sama lo," lanjut Reizo kesal.

Kalila tersenyum semringah. "Rei nggak boleh ngomong kasar kata mami,"

"Biarin, mami aja nggak denger omongan gue tadi." Reizo membantah perkataan Kalila barusan.

"Mami denger kok!" Kalila menyahut tak mau kalah.

Alis tebal Reizo kontan hampir menyatu karena bingung. "Maksud lo?"

"Mami bakal denger kalau Kalila ngadu ke mami." Sahutnya sembari menyengir lucu.

"Nggak asik lo. Dasar cepu." Sinis Reizo.

Kalila lantas membeo. "Cupu sama cepu apa bedanya, Rei?"

Reizo menggelengkan kepalanya pelan, tidak habis pikir lagi dengan cewek itu yang menurutnya sangat polos dan hampir terkesan tolol. "Polos sama tolol ternyata nggak beda jauh ya?"

Bel masuk berbunyi dan berhasil membuat keduanya berdebat, tanpa mereka sadari bahwa tangan keduanya saling bertautan. Tidak tinggal diam, banyak murid perempuan yang memang sengaja mengabadikan momen itu untuk di jadikan bahan gosip lagi.

"Beneran selingkuh tuh si Rei!"

"Nggak nyangka gue. Cewek secantik Zeyya di sia-siakan?"

"Cantikan juga Zeyya kemana-mana, iya nggak?"

"Iya bener banget. Gue setuju sama lo!"

"Tapi selingkuhan Rei juga cantik sih,"

Beberapa di antara mereka memang tidak suka dengan Zeyya, tentu saja bukan tanpa sebab. Mereka tidak suka dengan cewek itu karena merasa kalah saing. Selain cantik, Zeyya juga termasuk cewek yang tergolong pintar. Wajar saja jika banyak cowok yang tergila-gila dengannya. Namun sayangnya Zeyya hanya mencintai Reizo seorang, meski dia tahu bahwa Daren yang di ketahui sahabat Reizo juga menyukainya.

Zeyya bisa saja berselingkuh dengan Daren saat mengetahui bahwa Reizo amnesia. Terlebih lagi Reizo tidak mengingatnya sama sekali, sangat menyakitkan memang. Namun Zeyya tidak ingin menggunakan kesempatan itu, karena menurutnya berselingkuh itu adalah hal konyol yang pernah dia dengar. Dia benci perselingkuhan dan pengkhianatan.

Tidak butuh waktu lama untuk foto yang baru saja di ambil oleh salah satu murid perempuan menyebar di akun gosip. Karena gabut, Zeyya memilih untuk membuka ponselnya bertepatan dengan notifikasi yang muncul dari akun gosip. Kening Zeyya lantas berkerut. Tak sadar bahwa jempolnya berhasil membuka notifikasi itu. Dan ... Damn! Zeyya kembali terluka ketika melihat Reizo bergandengan tangan dengan cewek lain— harusnya yang di posisi cewek itu dirinya dan bukan orang lain.

Zeyya mengepalkan tangannya dan menutup ponselnya dengan perasaan begitu kesal. Untuk kesekian kalinya Zeyya membenci dirinya sendiri karena tak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali rasanya dia menemui cewek yang mempunyai wajah polos itu dan melabraknya secara sadis. Namun Zeyya mengurungkan niatnya terlebih dahulu. Dia tidak boleh gegabah untuk melakukan hal yang terdengar keterlaluan.

Dia sudah di ratukan oleh para anak Omorfos, maka dari itu Zeyya enggan membuat mereka kecewa dengan tingkah lakunya. Menyakiti sesama cewek? Itu bukan pilihan yang bagus. Apa kata para anak Omorfos jika dia melakukan hal yang keji?

Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan Zeyya sangat yakin bahwa dia bisa bikin Reizo kembali ingat kepadanya tanpa menyakiti cewek yang saat ini tengah di gosipkan sedang dekat dengan kekasihnya. Zeyya meyakinkan dirinya sendiri bahwa suatu saat Reizo akan ingat lagi kepadanya.

o0o

TBC!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang