•3•

181 45 24
                                    

"Gue perlu ngobrol sama lo, empat mata." Daren berbicara dingin kepada Reizo yang sedang asik duduk santai dengan satu kali yang sengaja dia angkat ke atas kursi. Seperti berandalan, faktanya memang begitu.

Saat sudah pelajaran pertama berakhir Daren sengaja mengajak Reizo untuk berbicara empat mata saja dengan cowok itu-bagaimanapun juga dia adalah wakil ketua dari geng Omorfos.

Reizo mengangkat alis tebalnya. "Sekarang?"

"Iya."

Reizo terlihat sempat ragu sejenak, dimana dia juga mempunyai tanggung jawab untuk selalu menjaga Kalila. Jika cewek itu lecet-walau hanya sedikitpun, maminya pasti akan mengomelinya habis-habisan dan Reizo tidak mau jika hal itu terjadi. Maka dia memilih jalan keluar untuk menitipkannya pada Miza.

"Tolong jagain dia sebentar. Kalau dia lecet sedikit, lo bakal tau akibatnya." Reizo berbicara kepada Miza dan langsung di respon Miza dengan mengangkat jempolnya tinggi-tinggi seraya tersenyum lebar.

"Rei... Lila nggak mau di tinggal di kelas sendiri—" Kalila merengek.

Alih-alih Reizo kasihan, dia semakin sebal kepada Kalila. Tetapi dia tidak punya pilihan lain selain membujuk cewek itu supaya mengizinkannya pergi sebentar.

"Gue perginya nggak lama kok, lagi pula lo nggak bakalan sendirian, ada dia yang jagain lo." Reizo menyahut sembari melirik ke arah Miza yang masih senyam-senyum sendiri.

Jika ditanya kenapa Reizo mempercayakan Miza? Jawabannya adalah karena dia percaya kepada Miza karena cowok itu tidak mungkin berbuat macam-macam pada Kalila. Miza juga menurut Reizo orangnya humoris, jadi mungkin cocok jika berteman dengan Kalila, walau keduanya baru bertemu tadi pagi. Sementara Miza sih oke-oke saja disuruh jagain gadis cantik macam Kalila yang tampangnya sebelas dua belas jika dibandingkan dengan Zeyya.

Meskipun Kalila tadi sempat menolak dan merengek saat Reizo akan meninggalkannya. Namun Reizo tidak berhenti membujuk Kalila untuk mengizinkannya pergi sebentar saja dan pada akhirnya diperbolehkan juga oleh cewek itu.

Saat ini Reizo dan Daren sudah berada ditaman belakang sekolah-taman tersebut tampak sepi. Dimana tidak ada orang lain selain keduanya sendiri. Wajar saja, karena jika sudah istirahat-para murid lebih memilih untuk sekedar nongkrong dikantin.

Kini keduanya berdiri saling berhadapan. Sesuai permintaan Daren tadi, jika dia ingin berbicara empat mata dengan Kenan saja.

Alis Reizo seketika menyatu saat melihat telapak tangan Daren yang sudah terkepal. Deru nafas Daren kembali memburu ketika mendengar kalimat yang diucapkan Miza tadi pagi. Saat dikelas memang dia sudah berusaha menahan agar tidak meluapkan emosi saat itu juga. Daren memberi bogem pipi Reizo untuk yang pertama kalinya.

'Jangan berani-beraninya lo pada godain tuh cewek, dia milik Rei.'

Kalimatnya memang terdengar sederhana, tapi tidak untuk Daren. Baginya kalimat itu adalah kalimat menyakitkan bagi Zeyya-pujaan hatinya. Dia tidak bisa membayangkan betapa hancurnya saat Zeyya mengetahui jika Reizo sudah mempunyai cewek baru-itu artinya Zeyya sekarang jadi salah satunya dan bukan satu-satunya.

Daren tidak habis pikir lagi dengan Reizo. Bagaimana bisa Reizo menyelingkuhi Zeyya . Memangnya pujaan hatinya kurang apa? Sampai-sampai Reizo menyelingkuhinya secara terang-terangan.

Dulu saat Reizo dan Zeyya berpacaran— Daren sempat tidak setuju. Namun dia ingat dengan kalimat ini; Jika kamu mencintai seseorang maka biarkan dia bahagia dengan orang lain yang dia cinta.

Daren lantas sadar diri dan mulai mendukung mereka berdua bersatu, yang sekarang sudah berjalan satu tahun lamanya Reizo dan Zeyya menjalin hubungan, memang sakit rasanya harus merelakan seseorang yang dia cintai demi sahabatnya sendiri.

Lalu sekarang apa? Reizo bahkan sudah mengingkari janjinya yang sudah diucapkan satu tahun lalu-dimana dia berjanji akan selalu mencintai Zeyya dan tidak akan pernah meninggalkannya sekalipun. Daren masih ingat jelas akan hal itu.

Untuk yang kedua kalinya, pukulan Daren kembali melayang, membuat pipi Reizo memerah, tatapan Reizo menajam tatkala merasakan sakit yang kedua kalinya. Dia tidak tahu apa alasan Daren memukulnya. Perasaan dia tidak membuat masalah pada Daren. Tetapi kenapa seolah-olah dia sudah melakukan kesalahan dimata Daren, huh?

Lagi-lagi Reizo tidak bisa berfikir jernih, fikirannya menjadi negatif. "Lo..." Reizo sengaja menggantungkan kalimatnya, dia tidak berniat membalas pukulan yang dilayangkan oleh teman kelasnya.

Detik berikutnya, Daren menggertakan giginya kesal sebelum melayangkan tinjuan lagi pada pipi Reizo. Reizo sendiri dia masih belum bergeming-dia masih menatap sahabatnya yang sepertinya masih menahan bara api emosi yang masih membara.

"Ah... Shit!" Reizo sudah tidak bisa menahan emosinya, dia mengumpat tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Daren yang memerah karena marah.

Daren menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mulai berseru. "Lo itu ketua geng, harusnya lo bisa ngasih contoh yang baik buat anak-anak Omorfos, bukan malah main selingkuh secara terang-terangan. Gue kasihan sama dia—"

"—Lo bener-bener nggak punya hati, pujaan hati gue kenapa Lo selingkuhin, hah?!" Daren berteriak dengan meninggikan suaranya tepat didepan wajah ketua Omorfos.

Sementara Reizo masih terdiam membeku dan belum bergeming.

Wajar saja karena Daren semarah itu, karena keduanya dulu pernah berjuang mendapatkan Zeyya, namun sayang sekali Daren kalah telak ketika mendengar pujaan hatinya mengatakan bahwa cowok yang dia suka ialah Reizo selaku ketua Omorfos.

Dia juga pernah mendengar kalimat seperti ini; Jangan pernah memaksakan cinta dari seseorang yang tidak cinta sama kamu.

Akhirnya Daren mengalah saja dan membiarkan Reizo dan Zeyya bersama— walaupun tidak bisa bersama, setidaknya dia masih bisa menjadi sahabat baik untuk Zeyya, dimana dia akan selalu siap membantu jika cewek itu membutuhkannya.

Daren berdecih. "Gue kira lo cowok baik, ternyata lo nggak lebih dari cowok brengsek yang ada diluar sana."

Kenan menatap Daren bingung. Apa maksudnya?

Sejak kapan dia jadi ketua Omorfos?

Dan kenapa ada orang yang bilang lagi jika dia mempunyai cewek?

Kalau boleh jujur, dia sangat tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya barusan.

Reizo berusaha mengingat-ingat kembali, memejamkan matanya sejenak berusaha menahan gemuruh hatinya. Namun hasilnya nihil dia tidak ingat sama sekali masa lalunya. Memaksakan untuk mengingat hal yang pernah terjadi sebelumnya membuat kepalanya kembali berdenyut sakit, akibatnya dia hilang kesadaran dan alhasil tubuhnya luruh begitu saja diatas rerumputan.

Daren membulatkan matanya ketika melihat tubuh Reizo luruh begitu saja. Dia langsung panik dibuatnya. Dia menggelengkan kepalanya pelan tidak mungkin jika tiga bogeman berhasil membuat ketua Omorfos menjadi pingsan, bukan?

Berikutnya Daren jongkok, memastikan bahwa Reizo hanya berpura-pura pingsan saja. Namun sayangnya Kenan benar-benar pingsan. Damn! Dia harus segera membawa Kenan ke UKS sebelum anak Omorfos mengetahui jika ketua mereka pingsan.

Daren berdecak kesal. "Untung lo sahabat gue, kalau bukan pasti lo udah habis sama gue sekarang juga."

o0o

TBC!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang