04. Kesepian namun nyaman

786 144 10
                                    


.
.
.
.
.
Ares menghela nafas, sejak kemarin dia merasa asing saat berada di rumah. Ares tidak pernah benar-benar tinggal sendiri, dulu dengan sang bunda dan setelah sang bunda meninggal, Langit datang dan memintanya tinggal di jakarta.

Namun saat ini Ares harus tinggal sendiri, paling tidak sampai Rian pindah ke jakarta tiga bulan lagi.

"Hah." Ares menghela nafas panjang.

"Bosen banget, tapi ke sekolah juga masih besok." Ares memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur, karena dia tidak tau harus apa sekarang.

"Rasen masih di studio ya?" Ares membuka room chat nya dengan Rasen, tapi sebelum mengirim pesan Ares ingat jika kemungkinan di studio ada Leo juga Hadar.

Ares merasa sepi tapi dia nyaman, dia tidak harus ketakutan jika Langit menghubunginya secara tiba-tiba.

"Ares kangen bun, rasanya Ares jadi pingin pulang, tapi nanti om Rian gimana?"

Pemuda bersurai hitam itu meraih ponsel lama nya, karena semua kenangan nya dengan sang bunda ada disana. Jadi dengan sangat terpaksa Ares menyalakan ponsel itu.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Belum juga lima menit ponsel itu di nyalakan, sudah banyak notifikasi yang masuk kesana. Entah itu pesan maupun pengingat panggilan tidak terjawab, Ares bahkan harus menunggu hingga notifikasi itu berhenti muncul untuk bisa menggunakan ponsel nya.

Ares tidak memiliki niat untuk membuka pesan-pesan itu, tapi ada satu notifikasi yang membuat dia terpaksa membuka nya. Ada pesan dari Riki, putra pertama Raina.

 Ada pesan dari Riki, putra pertama Raina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ares memilih mengajak Riki bertemu di luar dari pada harus datang ke rumah, meskipun memang sebenarnya saat ini dia tidak akan pernah mendapat penolakan lagi di rumah keluarga sang bunda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ares memilih mengajak Riki bertemu di luar dari pada harus datang ke rumah, meskipun memang sebenarnya saat ini dia tidak akan pernah mendapat penolakan lagi di rumah keluarga sang bunda itu.

"Semoga aja mas Riki bener-bener dateng sendiri."
.
.
.
.
.
Ares sengaja membawa mobilnya melewati sekolah tempat dia mengajar, dan sesuai ucapan Rasen kemarin, hari ini Ares juga menemukan mobil adiknya terparkir di seberang sekolah.

Dibalik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang