Arjuna Senja 3.Pernikahan.
Pov 3.
*******
Arjuna tengah mempersiapkan diri untuk segala kebutuhannya besok di pelaminan. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua tahun lamanya, ia akan menikahi Senja Prameswari, gadis yang sudah membuatnya jatuh hati hanya dengan mendengar ceritanya saja, bahkan sebelum melihat wajahnya.
Sesuai tradisi di kampung, jika seseorang akan menikah, maka rumahnya pasti akan kedatangan para tamu. Selain sanak saudara, seluruh keluarga besar dan para tetangga pun akan ikut berkumpul untuk mengisi moment bahagia itu.
Teman-teman Arjuna juga mulai berdatangan, ada Saga, Jona, Lingga dan Aerlangga, mereka ikut berkumpul bersama para tamu lainnya khususnya untuk menemani Arjuna. Tanpa Elang dan Jay. Kakak beradik itu sudah berada di rumah Senja sejak beberapa hari yang lalu. Maklum, karena mereka kerabatnya dan akan menjadi pihak dari mempelai wanita.
Mereka yang notabennya anak-anak muda, kemudian berpindah ke samping halaman rumah yang lebih sepi agar lebih leluasa. Seperti biasanya, setiap kali mereka berkumpul, pasti tidak ketinggalan dengan yang namanya gitar.
Arjuna dan Saga pun memetik senar gitarnya masing-masing dan mereka mulai bernyanyi sesuai irama.Walaupun mereka disibukan oleh kegiatan masing-masing, namun grup band yang mereka bangun masih tetap berjalan hingga sekarang, meski tak seaktif dulu.
Menyanyikan lagu pengantin baru. Mereka sesekali tertawa karena sengaja meledek Arjuna. Namun Arjuna hanya membalasnya dengan senyuman.
Saga menghentikan petikan pada senar gitarnya, yang kemudian ia berikan pada Aerlangga.
"Juna."Arjuna menoleh seketika.
Saga mengajak Arjuna untuk bicara empat mata.
"Juna, apakah kamu sudah yakin dengan pernikahanmu besok?"
Tiba-tiba saja pertanyaan itu terlontar dari mulut Sagara.
Arjuna lantas tertegun memandangnya.
"Aku mau nanya deh sama kamu. Kamu beneran cinta nggak sih sama neng Senja?" Tutur Saga sambil menunggu jawaban dari Arjuna.
Untuk sesaat, Arjuna tampak terpaku. Akan ada beberapa pertanyaan seperti itu yang kerap kali terdengar apabila seseorang akan melaksanakan pernikahan. Mungkin saja bertujuan sebagai ujian ataupun sebaliknya agar lebih memantapkan hati.
Arjuna mengangguk. "Hm, aku sudah jatuh cinta pada Senja, sejak pertama kali mendengar namanya, ketika Jay menceritakannya padaku!" Ujarnya.
Saga lantas menghela napasnya secara perlahan. "Syukurlah, semoga pernikahan kalian bahagia!" Ucapnya.
Arjuna tersenyum bahagia. "Haturnuhun...!" serunya. (Terima kasih) serunya.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tutur Arjuna yang lalu menggernyit.
"Nggak kenapa-kenapa, memangnya kenapa? Aku cuma tanya saja!" Sahut Saga.
Arjuna sedang memperhatikannya. "Hei, luh nggak akan bikin masalah, kan?"
Saga lantas menatapnya dengan intens. "Masalah apa?" Ia pun bengong.
"Besok ada acara dangdut. Awas ya luh kalau bikin onar? Biasanya luh sering bikin keributan. Awas, aja kalau bikin malu!" Tukas Arjuna.
"Buset... ngapain juga sih aku bikin ribut? Kalau neng Senja tadinya pacar aku, baru deh aku bakalan ngeributin di acara besok!" Ujar Saga secara gamblang.
"Idih, najis! Pacar ceunah..." Arjuna meledeknya.
Saga berdecak. "Kenapa sih? Cemburu, ya?"
"Idih... pede, luh!" Arjuna pun mendorong bahunya. Namun Saga hanya tersenyum simpul.
"Ngomong-ngomong, neng Senja mantannya siapa aja sih? Ada berapa orang? Besok kalau ada mantannya neng Senja, tenang saja, aku yang akan menghadang mereka!" Ujar Saga.
"Apaan sih? Mantan-mantan. Orang neng Senja belum pernah pacaran! Yeh... !" Arjuna memprotesnya.
"Serius luh, Juna?" Saga bengong melihatnya.
Arjuna mengernyit.
"Yaelah... kenapa luh nggak pernah bilang sih? Kalau begitu aing bisa macarin neng Senja, kan?"
"Heh! Apaan sih, luh? Jangan macam-macam, ya! Aing gampar, luh, Baru tahu rasa!" Arjuna kembali mendorong bahu Saga.
"Ayo aja, kita adu skill, aing pakai Cimande saja, luh pake tuh Merpati putih, kita duel, siapa kira-kira yang akan menang?" Ujar pemilik gummy smile itu, yang lantas tertawa sampai terbahak-bahak. Ketika ingin menguji pencak silat yang mereka kuasai.
"Koplok, luh!" Arjuna pun berlalu dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna Senja√
Teen Fiction⚠SUDAH DITERBITKAN.⚠ SELF PUBLISHING. Teringat saat kita duduk berdua di tepian sebuah tempat berkemah. Menuliskan harapan masing-masing, menggoreskan pena di atas kertas dan menjadikannya pesawat yag diterbagkan ke udara. Sayang, pesawat kertasku t...