Arjuna Senja 11.
Hadiah istimewa.
Acara itu berlangsung dengan meriah, meninggalkan banyak kenangan indah yang diakhiri oleh satu ciuman dari Arjuna pada Senja di atas panggung.
Dua sejoli itu berpisah dari teman-temannya.
Arjuna memberikan waktu pada istrinya untuk berganti pakaian, jika sudah berpenampilan bebas, Senja Prameswari memang terlihat sangat berbeda. Anggun berkarakter, positif vibesnya begitu terpancar hingga mampu menenangkan jiwa.
"Ayo!" Arjuna menggandeng tangan Senja hingga ke parkiran dan menyalakan alrm mobilnya.
"A' Juna bawa mobil?"
Arjuna mengangguk, "Kan, Aa' udah bilang, mau langsung nyulik neng Senja," ujarnya dengan melemparkan seringai, hingga Senja menjadi merinding karenanya.
Sesuai dengan janjinya, Arjuna akan langsung membawa Senja ke tempat yang sudah ia siapkan.
"Sebenernya kita akan ke mana?" Senja sudah duduk di sebelah kursi Arjuna.
"Kita akan nonggoh!"
(Nonggoh--naik ke puncak, ke dataran yang lebih tinggi, ke daerah pegunungan)
Arjuna fokus pada kemudinya. Sepanjang perjalanan menuju ke tempat yang sudah dipersiapkan oleh Arjuna, Gadis itu tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa?" Tanya Arjuna secara lembut.
"A' Juna beneran mau bawa aku ke hotel, ya?"
"Iya, memangnya kenapa?" Arjuna menoleh seketika, kemudian kembali fokus pada jalan.
"Tapi, aku belum bawa buku nikah, nanti kalau digrebeg bagaimana coba?" Senja terlihat gelisah.
Arjuna tersenyum lalu mengusap kepala gadisnya itu secara perlahan. "Tenang saja sayang, a' Juna udah siapin segalanya, semalam waktu aa' ke rumah, aa' udah minta itu semua ke abah dan umi, sekaligus minta izin untuk bulan madu kita," ujarnya.
Senja sontak menoleh memandangi raut wajah Arjuna yang tengah berseri-seri. Jujur saja, ada rasa gelisah yang begitu kuat menghampirinya, gugup dan berdebar-debar.
"Kenapa?" Arjuna meliriknya.
"Nggak apa-apa." Senja mulai merasa tidak nyaman.
"Gugup, ya?" Arjuna menahan senyuman.
Pertanyaan itu sontak membuat Senja Prameswari tak bisa bsrkata-kata.
"Kali ini, neng Senja nggak bisa nolak! A' Juna juga nggak akan ngasih toleransi lagi, karena malam ini sudah saatnya untuk kita berdua--!" Arjuna tidak melanjutkan ucapannya dan menoleh pada Senja hingga memberinya seringai.
Senja semakin dibuatnya kaku, hawanya sudah mulai terasa berbeda, panas dingin secara bersamaan. Arjuna masih sesekali meliriknya dan semakin tidak tahan ingin tertawa.
Sesampainya di tempat tujuan, mereka tiba tepat malam hari setelah Isya. Mobil itu terparkir di hadapan satu Vila yang sudah disewa oleh Arjuna.
Arjuna bergegas keluar dari dalam mobil dan membawa barang-barangnya ke dalam penginapan. Vila yang unik, berjejer dengan mode dan bentuk yang sama. Di tempat yang asri di penuhi pepohonan, rumput dan pemandangan alam yang menyejukan mata.
"A' Juna, kita ada di mana?" Senja yang kebetulan sempat tertidur, kini merasa sedikit bingung.
"Astro Higland!" ujar Arjuna. Ia pun meminta Senja untuk segera turun dari dalam mobilnya.
"Ayo, turun sayang," ajak Arjuna sambil membuka pintu mobil untuk Senja.
Senja turun secara perlahan dan semakin tertegun melihat pemandangan di sekitar tempat itu. Cukup sepi, hingga terdengar suara jangkrik di sekitarnya, bahkan hawa dinginnya begitu kentara mampu menembus ke dalam jiwa.
Senja terkesiap ketika Arjuna mengecup pelipisnya. "Kita sudah sampai," ucapnya lalu menatap dengan intens.
Senja menatapnya namun hanya sesaat, setelah itu ia menundukan wajahnya, merasakan tubuhnya yang kini bergetar sulit diartikan, hingga dadanya berdegup lebih kencang. Arjuna merangkul pundaknya dan membawanya melangkah bersama untuk masuk ke dalam.
Sontak saja, Senja semakin meremang ketika melihat suasana di dalam kamar itu. Nuansa putih bahkan ada taburan bunga yang sudah dihias di atas kasurnya, serta sepasang Angsa yang dibentuk dari handuk.
"Bagaimana menurutmu, Sayang?" Arjuna semakin merapatkan rangkulannya, entah sejak kapan ucapan suaminya itu menjadi lebih mesra dan membuat candu.
"Apakah kita mau langsung berendam? Ada air hangatnya loh di dalam bath up?"
Senja memandang suaminya dengan tatapan nanar.
"Kenapa? Malu?" Arjuna sedikit meledeknya.
Senja tampak cemberut, Arjuna berdecak lalu melangkah mendahuluinya dan duduk di atas kasur.
"Neng Senja, sini!" pungkas Arjuna sambil mengulurkan kedua tangannya, tetapi Senja masih terpaku di sana.
"Neng Senja ... ke sini dong! Ini suaminya manggil-manggil, kok, nggak dijawab? Dosa loh!" Seru Arjuna.
Senja menghela napas secara perlahan dan mulai melangkah mendekati Arjuna, paras tampan itu mengulum senyuman, ia tahu betul bahwa istrinya kini tengah tidak menentu.
"Sini!" Arjuna bergegas meraih tubuh mungilnya, hingga Senja duduk di pangkuannya.
Agh!
"Kenapa lama sekali, hm?" Arjuna menatapnya dengan begitu dekat, mengusap surainya dan menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, lalu mengecup keningnya dengan tegas. "Gugup?" tanyanya pelan.
Senja menyahutunya dengan anggukan membuat Arjuna tersenyum dan memeluknya dengan erat.
"Nggak usah gugup, Aa' janji, Aa' akan pelan-pelan!" ucapnya.
Senja semakin berdebar seraya menatap manik suaminya yang begitu intense.
Arjuna tak berpaling dan hendak menciumnya.
"Aku mau mandi!" ucapnya yang kemudian turun dari pangkuannya.
"Apa mau mandi bareng?" tawar Arjuna, lalu mendekat ke hadapan.
Saat itu Juga Senja semakin tersipu malu dibuatnya.
"Kenapa? Nggak usah malu-malu sih, Aa', kan udah lihat segalanya dari neng Senja, waktu di kosan," ujar Arjuna yang kini sedikit membungkukan wajahnya.
Senja Prameswari termangu, rasanya ingin berteriak dan berlari ke dalam hutan yang ada di belakang tempat romantis itu, ingin bersembunnyi agar terhindar dari godaan Arjuna saat ini.
"A' Juna ih, please!" Senja mulai mengeluh.
"Iya-iya, a' Juna nggak akan gangguin neng Senja, a' Juna mau nunggu di sini sampai neng Senja keluar dari kamar mandi." ucap Arjuna yang memilih kembali ke tempat tidurnya. "A' Juna juga mau nyiapin sesuatu!" Ucapnya.
"Apa?" Senja mengernyit.
"A' Juna mau minum obat kuat," tuturnya.
Senja tercengang, mulutnya menganga dan matanya sontak membulat.
Arjuna mengulum senyuman, "neng Senja udah buruan mandi, atau nggak Aa' terkam nih sekarang! Mau?"
Senja lantas bergegas ke kamar mandi dari pada harus menerima ancaman Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna Senja√
Teen Fiction⚠SUDAH DITERBITKAN.⚠ SELF PUBLISHING. Teringat saat kita duduk berdua di tepian sebuah tempat berkemah. Menuliskan harapan masing-masing, menggoreskan pena di atas kertas dan menjadikannya pesawat yag diterbagkan ke udara. Sayang, pesawat kertasku t...