18+
Di dalam tenda, Arjuna sedang mendekap Senja dan hendak terlelap. Namun, hasrat lelakinya mulai bangkit hingga membuatnya menggerayangi Senja dan megecup beberapa bagian wajah istrinya. Senja menggeliat dan memeluknya seketika.
"A' Juna kepengen, ya? Ayo, mumpung suasananya mendukung?" Senja mulai menciumi lehernya hingga Arjuna mendesis.
"Neng, hentikan," gumamnya.
"Hmm?" Senja bergumam dan tak ingin menghiraukannya.
Tangan lentiknya mulai menggerayang dan hendak masuk ke dalam celana Arjuna, hingga si empunya terperanjat lantaran miliknya kian menegang.
"Astagfirullah!" Arjuna bergegas bangun dan keluar dari tenda lalu meninggalkan Senja seorang diri di dalam.
Arjuna bergegas ke toilet. Senja kemudian bangun dan keluar dari tendanya, mencari Arjuna yang tidak terlihat di sekitarnya. Ingin berteriak memanggil, tapi khawatir suaranya akan mengganggu penghuni tenda yang lain.
"A' Juna," gumamnya begitu lirih.
Sagara yang kebetulan masih terjaga kini memandang ke arahnya. "Senja?" gumamnya.
Ia pun bergegas mendekatinya yang hanya terhalang satu tenda.
"Neng Senja sedang ngapain di luar?"
Senja sontak menoleh padanya, untung saja ia tidak berteriak seperti biasanya.
"Kenapa? nggak bisa tidur?" Agus masih mencecarnya dengan pertanyaan.
Senja menggeleng. "Aku nyari a' Juna!" Ia pun menoleh ke sana ke mari, begitu pun dengan Saga.
"Aku nggak lihat, Arjuna!" tukas Saga.
Senja kembali menoleh ke sana ke mari.
"Neng Senja mending balik lagi ke tenda, gih! Di luar dingin," pinta Saga dengan nada lembut.
Senja menggeleng.
"Jangan khawatir, aku akan jagain di sini!" tukas Saga.
Senja sontak memandangnya. Pria tsundere itu mengukir senyuman, kemudian mendekat satu langkah ke hadapannya.
"Neng Senja takut, ya, sama aku?"
Senja mengulum bibir, jujur saja rasa gelisah pasti ada menyertainya, tetapi ia hanya sedang berusaha sebaik mungkin untuk menjaga perasaan orang lain. Senja tidak ingin berburuk sangka.
"A' Saga, kenapa belum tidur?" Senja hanya mencoba berinteraksi agar bisa mencairkan suasana.
Saga menggeleng, "Karena harus jagain neng Senja," ucapnya.
Senja pun sontak memandangnya. "Gombal banget, sih!" ketusnya.
Saga menahan senyuman kemudian berpaling dari hadapan Senja.
Senja menyungging bibir, juga berpaling dari hadapannya. "A' Juna ke mana sih?" gerutunya.
Saga terdiam memandangnya, memperhatikan kegelisahan yang tengah menyelimuti Senja. Nenyaksikan bagaimana wanita di hadapannya itu menggigit sedikit bibir bawahnya yang mungil tapi penuh, bagaimana jemarinya saling meremas menunggu apa yang dinantinya. Maniknya semakin tajam, ketika angin dini hari bertiup hingga membelai surai Senja yang membuatnya terlihat begitu lembut dan menyejukkan mata. Sagara terhanyut dalam pandangan yang membawanya tenggelam dalam lamunan.
"Neng Senja." Arjuna sudah tiba, dan bergegas memeluk istrinya itu.
"A' Juna ke mana aja, sih?" Senja mengeluh di hadapannya.
"Habis berak," jawabnya singkat.
"Idih, lama banget, sih," ketus Senja.
Arjuna pun tertawa dan menoleh pada Saga. "Lu kenapa dah, bengong di sini?"
Saga menggeleng dan kembali sepenuhnya pada kesadaran dirinya. "Lu dari mana aja, sih, Juna?"
"Habis berak ceunah, A'," tukas Senja menimpali.
Saga bergidig. Arjuna pun mengedipkan mata pada Saga, seolah memberinya kode tentang rahasia pria dewasa.
"Najis, lu. Nggak bisa tahan syahwat, lu?" cemooh Saga yang mengerti maksud Arjuna, bahwa berak yang dimaksud bukanlah buang air besar, melainkan membuang air mani.
"Haha, diem lu, Saga!" Arjuna menepuk pundaknya. "Ayo, neng kita masuk, kita bobo lagi!" seru Arjuna dengan merangkul Senja di hadapan Saga.
"Udah, lu buruan tidur, Saga! Makasih banget karena udah jagain neng Senja," ucap Arjuna.
Saga mengulum bibir seraya mengangguk, "balikin dong jaket aing," celetuknya.
Senja menoleh seketika. "A' Juna pinjam jaketnya a' Saga?"
Arjuna menggeleng, "tolong ambilkan, Sayang, tuh jaketnya si Saga ada di dalam tenda."
Senja bergegas mengambilnya, "oh, yang ini?" Ia pun menunjukannya pada Arjuna.
Saga mengangguk dan mendekat ke hadapan Senja.
"Ini, A'." Senja memberikannya pada Saga, si tsundere itu meraihnya hingga dapat menyentuh tangan Senja secara perlahan.
Senja terkesan biasa saja, tapi berbeda halnya dengan Saga. Sentuhan itu semakin membuatnya tertegun.
"Tadi, waktu neng Senja tidur, si Saga pinjamin jaket buat selimutin neng Senja," ujar Arjuna.
"Oh?" Senja memandang pada Saga, "A' Saga makasih, ya," ucapnya.
Saga hanya mengangguk dengan memegangi jaketnya, Arjuna Senja pun masuk ke dalam tenda untuk melanjutkan tidur.
Sagara kini terdiam di dalam tendanya, seorang diri, membuatnya termenung memikirkan apa yang terlewatkan malam ini. Perlahan ia pun mencium jaketnya, ada aroma asing yang menempel di sana. Namun, ia pernah mencium aroma itu sebelumnya. Itu adalah aroma parfum milik Senja yang pernah ia hirup sebelumnya ketika wanita itu mengobati lukanya. Aroma lembut dan segar menjadi satu. Wajahnya semakin menelusup mencari lebih dalam bau tersebut. Sagara kembali bergejolak, meski mencoba meredamnya. Namun, perasaannya kini mulai mengalir secara perlahan memenuhi ruang hati, seperti darah yang mengalir dengan begitu hangat pada tiap urat nadinya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna Senja√
Teen Fiction⚠SUDAH DITERBITKAN.⚠ SELF PUBLISHING. Teringat saat kita duduk berdua di tepian sebuah tempat berkemah. Menuliskan harapan masing-masing, menggoreskan pena di atas kertas dan menjadikannya pesawat yag diterbagkan ke udara. Sayang, pesawat kertasku t...