2.Baru di mulai

246 18 0
                                    

Noa berjalan masuk ke dalam rumah, bibir nya terus menyunggingkan senyum. Ia bahagia bisa bertemu dengan orang seperti heli, namun senyum itu hilang ketika melihat kedua orang tua nya sedang berdiri tak jauh dari ia berdiri sekarang.

"Darimana saja kamu hah!!?. " tanya seorang pria paruh baya dengan suara teriakan nya

Noa berdecak, ia tak ingin menanggapi teriakan sang ayah lagi.

"Jika ada orang bicara pada mu itu jawab! Jangan diam saja dongo!. "

Teriakan sang ayah semakin menjadi-jadi, bahkan wanita paruh baya itu sudah berdiri ketakutan karena mendengar teriakan sang suami.

"Hanya mencari udara segar, dirumah sumpek. " jawab noa santai, jawaban nya memang tidak salah tp rahang pria paruh baya itu mengeras tajam

"Sudah berani melawan sekarang!Belajar yang rajin saja sana! Otak mu itu masih bodoh udah gaya-gayaan pergi. "

"Noa lelah pa belajar terus, noa juga pengin keluar rumah cari udara segar. Apa papa pikir noa tidak lelah belajar terus? Selama ini noa udah berusaha buat memenuhi ekspetasi kalian yang bahkan noa sendiri bingung bagaimana cara wujudin nya. "

PLAAAAKKKKKKK

Wajah noa terhempas ke samping karena tamparan telak dari sang ayah, pipi nya pasti sangat merah sekarang. Noa hanya diam sambil meraba pipi bekas tamparan itu, kebas pipi nya mati rasa.

"Tampar aku lagi pa! Tampar sampai papa puas ngehina, nge caci, nge banding-bandingin aku sama Kak Kyrie! Papa seneng kan kalo aku menderita!? . "

*Btw Kyrie di baca nya kairi

"Malah makin menjadi- jadi ya kamu, sini ikut papa biar kamu tahu rasa! . " ucap papa lalu menarik paksa putra nya sendiri

"Pa, lepasin noa. Kasihan noa kalau papa seperti ini terus, papa jangan sakiti noa. Dia tetap anak kita pa, papa jangan sakit noa!. " mohon wanita paruh baya itu sambil mengejar sang suami yang membawa sang anak menuju gudang

Pria paruh baya itu mendorong noa untuk masuk ke dalam gudang gelap itu, noa terduduk diam di antara barang-barang itu.

CTAKKK

"INI ADALAH CAMBUKAN PERTAMA UNTUK MU YANG SUDAH BERANI PERGI."

CTAKKKK

"INI YANG KEDUA KARENA KAMU BERANI PULANG MALAM. "

"Aah s-ssakit pa. "

CTAKKKK

"INI UNTUK MU YANG SUDAH BERANI MELAWAN PAPA. "

"S-ssakkit paa. "

"Sakit kan?! Makanya jangan membangkang. Diam di sini, ini hukuman mu karena sudah berani melawan papa. " ucap papa lalu pergi begitu saja

BRAKKK

Pintu gudang itu di tutup dengan kasar, noa memeluk tubuh nya sendiri yang bergetar karena ketakutan. Tubuh nya terasa ngilu, luka kemarin saja belum kering dan sekarang ia telah kembali menambahkan luka yang amat sakit.

Sebulir air mata itu menetes, ia tak kuasa menahan sakit tubuh nya itu. Bibir nya bergetar seraya merapalkan doa agar ia bisa tetap bertahan sampai besok, setidaknya ia ingin merasakan kebahagiaan walaupun hanya sedikit.

"Pa, keluarin noa dari gudang. Kasihan dia pasti ketakutan, dia anak kita pa. "

"Kamu apa-apaan sih? Biarin saja biar dia tahu rasa dan menyadari apa kesalahan nya. Kamu jangan pernah coba-coba buat keluarin dia, kalau sampai kamu ketahuan keluarin dia dari gudang. Habis kamu nanti, jangan harap bisa bebas. "

Wanita paruh baya itu hanya bisa pasrah, ia tidak mau kena akibatnya juga tp di sisi lain ia tidak tega melihat anak nya sendiri menderita seperti itu.

Malam berlalu begitu cepat, sinar matahari sudah masuk ke dalam cela-cela lubang di gudang itu, noa membuka perlahan mata nya. Pintu itu sudah di buka, ia perlahan berjalan menuju kamar nya untuk bersiap-siap mandi dan berangkat sekolah.

"Noa, sarapan dulu baru berangkat ya. " ucap sang ibu saat melihat putra nya sudah rapi dengan setelan seragam sekolah nya

Noa tak bergeming, ia tetap berjalan keluar meninggalkan rumah.

"Selamat pagi 𝘨𝘰𝘰𝘥 𝘣𝘰𝘺. " sapa seseorang membuat noa mendongak

Seketika bibir itu terangkat untuk tersenyum.

"Bang heli sedang apa di sini?. " tanya noa

"Jemput kamu sekalian abang ke kampus, yuk berangkat bareng. " ucap heli yang masih berada di atas motor nya

Noa diam di tempat, membuat heli mau tidak mau menarik nya paksa untuk mendekat. Pekikan terdengar keluar dari mulut noa, membuat heli bingung.

"Ada apa?. " tanya heli bingung

"T-tidak a-ada apa-apa. " jawab noa gugup

"Tidak ada apa apanya? Sini biar abang liat. "

Heli menggulung sedikit lengan jaket noa, heli terdiam membeku melihat apa yang ada di lengan teman nya itu.

"Luka lebam bekas cambukan. " gumam heli

"Bagaimana ini bisa ada di sini?. " tanya heli penuh tanda tanya

"Bukan apa-apa bang, luka biasa juga. "

"Luka biasa kamu bilang, ayo kita ke klinik untuk mengobati luka mu dulu. Setelah itu baru abang antar ke sekolah, kamu masih hutang penjelasan sama abang, noa. " ucap heli dengan nada dingin

Setelah dari klinik, heli mengantar noa ke sekolah.

"Noa, nanti abang jemput ya. Kamu pulang jam berapa? Biar nanti abang bisa ke sini tepat waktu. "

"Jam setengah tiga bang, kaya biasanya. "

"Ya udah belajar yang rajin tapi jangan lupa makan dan minum, abang ke kampus dulu ya."

"Iya bang. " jawab noa

Deru motor itu perlahan menjauh, noa memasuki area sekolah nya yang sudah lumayan ramai.

"Kamu di antar sekolah sama siapa?. " tanya seseorang membuat noa berhenti berjalan

"Abang ku. " jawab noa ketus

"Kak Kyrie kan udah gak ada, tadi juga bukan kak Kyrie. " ucap nya lagi

"Memang bukan, tadi bang heli. Seseorang yang sudah aku anggap kakak sendiri, kenapa banyak tanya sih?. "

"Ya elah cuma nanya bukan mau ngerebut. "

"Udah lah jakah, ngomong nya nanti saja. "

Jakah, kakak kelas nya sekaligus sahabat dekat noa. Ia paling tahu apa yang terjadi dengan noa, jakah juga sangat dekat dan tahu dengan keluarga noa karena mereka memang sudah berteman sejak lama walaupun mereka beda kelas.

Noa duduk di bangku paling belakang, bukan karena ia malas untuk duduk di depan melainkan teman-teman nya yang ambis mengambil alih bangku paling depan sehingga noa kebagian duduk di belakang bersama dengan Harsha, pemuda asal bandung itu.

"Noa, aku boleh minjem buku catetan fisika nya gak? Kemarin aku lupa gak nyatet hehe." tanya harsha

"Nih, jangan lama-lama. Soalnya aku mau belajar buat UH nanti, awas kalo gak tahu diri."

"Iya."

Noa kembali diam memandang ke arah luar jendela, melihat sekumpulan para siswa siswi yang jam olahraga di pagi hari. Dari kelas noa memang dapat terlihat jelas lapangan sekolah yang luas, suatu keuntungan memiliki kelas di lantai 3 dan dapat melihat orang-orang dari lantai atas.

Di sekolah noa terkenal dengan sikap pendiam dan tidak banyak omong, ia juga termasuk kategori murid yang cuek akan apapun. Jadi noa tak begitu memiliki banyak teman, selain faktor itu hal itu juga karena orang tua noa yang melarang noa untuk berteman dengan orang lain secara sembarangan.

Semoga kalian suka ya baca nya,kalau ada kesalahan jangan sungkan untuk memberitahu.

See u next chapter

Z

Only About Me || NI-KI HEESEUNG ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang