10.Papa

89 7 2
                                    

Hallo gaurr
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Plakkk

Noa baru saja di tampar oleh sang ayah, padahal ia baru saja tiba di rumah nya setelah hampir seharian ia berada di sekolah. Noa memegang pipi kiri nya yang di tampar begitu keras hingga membuat sudut bibir nya terluka, Noa masih diam walaupun suasana sudah begitu mencekam.

"Anak sialan kamu ya?! Bisa tidak sih kamu itu melakukan sesuatu hal yang membuat papa bangga, senang. Bukan malah membuat papa kesal, apa mau mu, Noa!!?. " ucap sang ayah dengan nada tinggi nya membuat Noa menyerkit bingung

"Memang nya apa yang Noa lakuin sehingga papa marah seperti ini?. " tanya Noa sambil menyeka darah dari sudut bibir nya

"Kenapa kamu menolak ikut Olimpiade fisika? Kenapa!? Jawab papa. "

"Karena Noa tidak suka ikut acara seperti itu, Noa ingin melakukan hal yang Noa suka. "

"Jadi membuat papa bangga adalah hal yang tidak kamu sukai, anak kurang ajar kamu!!. "

"Bukan begitu pah, Noa tidak pernah bicara seperti itu. Papa salah paham, Noa ti__

" Lihat anak mu ini, apa yang bisa kita banggakan dari nya? Tidak ada kan."ucap papa pada mama yang tengah menatap khawatir pada sang anak

"Pah, Noa baru pulang. Di suruh istirahat dulu ya, kasihan. " mohon sang istri

"Apa peduli ku? Dia saja tidak memperdulikan ku, anak seperti nya hanya membawa beban buat kita."

Bagai tersambar petir di siang bolong, hati Noa mencelos mendengar penuturan sang ayah. Apa sebegitu tidak penting nya dirinya sehingga ayahnya sendiri mengatakan hal seperti itu? Apa setidak berguna nya diri nya sehingga ayah nya menyebutkan beban?

Sebulir air mata menetes dan membasahi pipi Noa, ia tak menyangka kesabaran nya ternyata hanya suatu hal yang sia-sia untuk nya jaga.

Berakhir lah pasangan suami istri itu berdebat membuat Noa muak dan berlari ke kamar nya, ia tidak mau melihat perdebatan kedua orang tua nya karena dirinya.

Noa duduk di lantai bersandar pada ranjang, memeluk kedua lutut nya sambil terisak. Lagi-lagi Noa melihat pantulan dirinya yang sedang menangisi keadaan, percuma sejujurnya karena tak akan ada yang peduli juga.

"Hikss hikss hikss kak Kyrie hikss hikss." tangisan itu semakin pecah terdengar

Sama-samar suara perdebatan kedua orang tua nya terdengar, kembali terdengar jelas pula namanya di salah kan dalam ucapan sang ayah. Bantingan barang pun juga terdengar membuat Noa perlahan menutup kedua telinga nya berharap ia tak mendengar semua itu, percuma sebenarnya namun apa salahnya mencoba.

Drrrtt

Drrrtt

Drrrtt

Getaran panggilan telpon pun noa hiraukan, ia tak mendengar ada seseorang menelpon nya. Ia terlalu fokus untuk berusaha menutup kedua telinga nya agar tak mendengar perdebatan kedua orang tua nya, apa selama ini apa yang dirinya lakukan adalah sebuah kesalahan?

"Loh tumben ya gak di angkat?. " gumam heli kala ia terus mencoba menghubungi seseorang

"Noa mungkin belum pulang sekolah kali, sayang. " ucap sang ibu menenangkan sang anak semata wayang nya yang tengah di landa rasa khawatir

"Tapi gak mungkin Noa belum pulang, dia pulang jam segini kok. "

"Bisa jadi lagi mandi, makan, tidur , dia kan baru pulang sekolah. "

"Bun, Noa gak pernah kaya gini. Heli paham betul gimana Noa kalau sama Heli, Noa bukan orang yang cuek kalau sama Heli , bunda. " Heli kembali mengantungi handphone nya ke dalam saku, ia sudah hampir 5 kali menghubungi nomor Noa tp tak kunjung di angkat.

"Nanti telpon lagi, sekarang makan dulu. Baru pulang dari kampus bukan nya makan, malah telponan. "

"Telponan aja belum bun, masih mencoba menghubungi. " ralat Heli

"Ya begitu lah, cepat makan sebelum bunda habisin makanan nya. "

"Iya bunda cantik. " alhasil Heli pun memilih menghubungi Noa nanti saja.

Bugh

Bugh

Bugh

"Anak tidak tahu diri, papa hanya meminta mu untuk melakukan apa yang papa suka dan itu pun tidak berat. Kenapa kamu tidak bisa melakukannya setidaknya satu saja, bisa kan kamu tidak membuat papa kesal!!. " ucap papa setelah memukul beberapa kali wajah Noa begitu juga perut nya

"Papa, Noa minta maaf hikss hikss. "

"Ck, minta maaf tidak akan membuat apapun kembali ,bodoh. Menangis saja terus sampai air mata mu habis, laki-laki kok cengeng!!. "

Brakk

Pintu kamar itu di tutup dengan keras, Noa menunduk karena takut dan kesakitan. Di pastikan wajah nya penuh lebam, noa beranjak lalu memutuskan untuk tidur saja.

"Kenapa papa selalu membuat Noa semakin membenci papa. " gumam Noa di sela-sela tidur nya

Noa terlelap dalam tidur nya, fisik nya lelah, hati nya lelah, dan mental nya lelah. Noa hebat, karena ia mampu bertahan walaupun sangat menyakitkan untuk di pertahanan kan.

"Tante, Noa nya ada?. " tanya seorang pemuda berwajah imut seperti anak kucing

"Jakah,tumben main? Ayo masuk, Noa sedang di kamar nya. Ke kamar nya saja langsung, tante mau ke kantor dulu ya. " ucap Ibu nya Noa

"Iya tante, hati-hati ya. "

Jakah berlari menuju kamar Noa yang berada di lantai atas, ia langsung masuk ke kamar Noa dan melihat sahabat nya itu tengah tidur membelakangi nya.

"Noa?. " panggil jakah kala ia berjalan mendekat ke arah Noa

Perlahan semakin mendekat, jakah bingung. Tumben sekali Noa tidur di siang hari, biasanya tidak.

"Noa!!astaga ada apa dengan mu?. " teriak jakah saat melihat begitu banyak luka lebam di wajah sahabat nya dan darah segar mengering di bibir sahabat nya

Jakah membangunkan Noa, perlahan tapi pasti Noa bangun juga. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah raut khawatir dari sahabat nya, Noa heran lantas ia segera bangun dan duduk menghadap sahabat nya.

"Ada apa?. " tanya Noa

"Ini kenapa Noa? Apa papa mu melukai mu lagi? Apa dia memukul mu lagi? Bagaimana bisa kamu hanya diam seperti ini? Dimana letak keberanian mu?. " tanya jakah dengan nada khawatir yang ketara.

Noa memalingkan pandangan nya dari sahabat nya, ia tidak ingin di kasihani.

"Percuma juga aku ngelawan, jakah. Papa akan tetap kaya gini ke aku, mungkin malah makin parah. "

Jakah menarik dagu sahabat nya agar menghadap pada nya, dapat ia lihat bibir semarah ceri itu bergetar.

"Tp setidaknya kamu lawan dan bilang kalo apa yang papa kamu lakuin itu sala__

" percuma! Percuma,ka. Papa gak akan mau denger, semua apa yang berhubungan dengan ku itu selalu salah di mata nya. Mau aku berusaha sekeras apapun lagi, percuma!. "Air mata itu meluruh dan lagi-lagi Noa memalingkan pandangan dari jakah

" aku sahabat kamu Noa, ada aku ada bang Heli. Kita bisa jadi tempat kamu buat di minta bantui, kamu jangan diam saja. "

Noa masih diam, jakah diam-diam perlahan mengobati luka yang ada di wajah Noa. Noa tetap tak bergeming, dalam hati jakah ingin menjerit melihat sahabat nya seperti ini.

"Apa sudah se menyakitkan itu sehingga luka ini tidak ada apa-apa nya lagi?. " benak jakah

Sore itu hanya jakah dan Noa hanya saling berdiam, dua bersahabat itu saling enggan untuk memulai pembicaraan.
.
.
.
.
.
.
.
Oke, aku tidak tahu apakah ini nyambung atau tidak. Tp pikiran ku berjalan seperti itu, semoga suka dengan bab kali ini. Oke, maaf jika ada typo. Akan ku usahakan penyakit typo ku ini sembuh, terimakasih karena sudah baca.

Seperti biasa, sampai ketemu lagi di Next chapter. See u gaurr

Luv anak enha banyak-banyak.

Aku update 1 hari 3 kali hari ini karena ada ide dan sudah menumpuk di pikiran ku jadi langsung ku tulis.

Only About Me || NI-KI HEESEUNG ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang