15. Noa anak baik

91 9 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Berteman itu tidak mudah, apalagi jika sudah bertahun-tahun. Ada tantangan nya sendiri, bagi Noa berteman dengan banyak orang bukan lah suatu keharusan. Asalkan ia memiliki seseorang yang menyayangi nya dan Noa juga menyayangi mereka, 2 tahun berteman dengan Heli dan kawan-kawan sudah membuat Noa menyadari hal penting dalam dirinya.

Pada kenyataannya, Noa begitu menyayangi mereka dan sangat membutuhkan mereka. Noa sudah menginjak masa menjadi seorang mahasiswa, bulan ini adalah tepat satu tahun ia menjadi mahasiswa. Beberapa bulan menjadi mahasiswa membuat Noa belajar banyak hal, bahwasanya di dunia ini manusia memiliki banyak sekali versi dan kita harus bisa menghargai itu.

"Noa! Bangun sayang!. " teriak sang ibu, ia geram melihat putra nya masih tidur padahal ayam sudah berkokok sejak lama.

"Jam berapa sekarang, mah?. " tanya Noa masih dengan mata terpejam

"Pukul 08;23, cepat bersiap. Mama tunggu di bawah, jangan lama-lama. "

Noa mendudukkan dirinya, meregangkan otot-otot nya yang terlalu lama di manja. Ia pikir ia harus lebih rajin nge gym untuk membentuk otot-otot nya sekaligus untuk menggerakkan tubuh nya, berjalan ke arah kamar mandi lalu mulai bersikap.

Noa tipe orang yang agak santai, maupun sudah mepet waktu nya ia tetap santai membuat sang ibu heran. Anak nya sangat berbeda dengan dirinya yang suka gerak cepat dalam melakukan sesuatu.

"Sarapan dulu, baru berangkat kuliah. "

"Oke, lagipula kampus nya deket. Jalan aja gak sampai sepuluh menit, Noa makan roti sama kopi aja ya. "

"Kopi? Jangan-jangan, ini masih pagi. Minum susu saja, lebih baik. " larang mama, ia tak ingin anak nya sakit karena minum kopi di pagi hari walaupun ini sudah menjelang siang.

"Noa udah tinggi nanti tambah tinggi, ya udah lah daripada sakit kan gak enak. " Noa mulai menyantap sarapan nya, Noa itu lumayan penurut dan tak banyak menuntut. Tipe si terserah, walaupun terkadang berkomentar juga.

"Hai 𝘨𝘰𝘰𝘥 𝘣𝘰𝘺, sudah siap ke kampus hari ini. " sapa Heli saat melihat Noa sudah keluar rumah dengan rapi

Noa mengangguk, ia tersenyum sambil mengibas rambut nya ke belakang.

"Widih rambut baru nih, memang nya boleh ngewarnain rambut sama mama mu, Noa?. " Heli sadar jika Noa itu sedang memberi kode jika ia mewarnai rambut

"Boleh dong, kalau gak mana mungkin rambut nya udah ganti warna."

Noa berangkat bersama dengan Heli, membonceng seperti biasanya. Walaupun kampus nya sangat dekat, tp untuk apa capek-capek jalan jika ia bisa mendapatkan tumpangan gratis dan ia tak perlu kelelahan.

"Ya bagus sih gradasi warna nya, kapan-kapan warna blonde. Nanti di kira bule, langsung tuh pada ngajak foto. "Iih ada bule, ada bule. Foto yuk, ganteng lagi bule nya".Coba aja pasti bakal kaya gitu, abang jamin. " ucap heli sambil menirukan gaya orang lokal kalau melihat orang bule

Noa terkekeh begitu juga heli, masih pagi sudah absurd saja kelakuan orang tua satu ini.

"Abang manis deh kalo rambut nya ponian kaya gini, warna nya juga cocok untuk orang manis dan imut kaya abang. " puji Noa, sebenarnya itu suatu kejujuran sehingga Noa mengatakan nya dengan lancar-lancar saja

"Mana ada, warna nya kaya biasa kok. Hitam, warna yang umum. Abang juga udah hampir 1 tahun gak warnai rambut, udah yuk berangkat daripada kamu ngomong terus. "

"Kenapa? Aku cerewet ya?. " tanya Noa sambil menyandarkan dagu nya di pundak sang empu

"Kamu itu kalo ngomong terlalu 𝘤𝘩𝘦𝘦𝘴𝘺, abang gak kuat denger nya."

Only About Me || NI-KI HEESEUNG ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang