7.with old friend

93 7 0
                                    

Hallo gaurr, i'm comeback. Ya udah langsung aja, happy Reading gaur.
.
.
.
.
.
.
.
Noa baru saja sampai di rumah, tentu saja dengan di antar oleh Heli. Ia baru akan menaiki anak tangga tp suara berat seseorang membuat Noa berhenti melangkah.

"Darimana kamu? Pagi-pagi sudah tidak ada di rumah. " tanya seorang pria paruh baya yang tak lain adalah papa nya sendiri

"Jogging, biar sehat. " jawab Noa sekenanya

Sang ayah memincingkan matanya, pria paruh baya itu tidak mudah percaya dengan perkataan anak nya sendiri.

"Jangan bohong! Kamu pasti habis pergi sama pemuda itu kan?. " nada bicara Sang ayah meninggi membuat Noa sedikit takut, jujur ia takut di bentak

"Kenapa sih pah? Apa salahnya? Bang Heli orang baik, dia yang selama ini bisa ngertiin Noa. Tidak seperti papa, Noa capek kaya gini terus pah. "

"Apa yang membuat mu lelah? Papa melakukan ini supaya kamu itu bisa sukses, berhasil jadi orang sukses. Ini semua demi kamu juga, bukan buat papa. "

"Tapi cara papa salah, Noa tidak suka. Papa terlalu banyak ngekang Noa, Noa tertekan pah!!. " Noa berteriak dalam bicara nya membuat rahang Sang ayah semakin mengeras tajam

"Jangan berteriak pada papa, Noa!!. "

"Papa yang buat Noa kaya gini, papa yang buat rasa sopan santun Noa ke papa terkikis. Papa jahat! Noa benci papa! Papa egois!!. " Noa berlari meninggalkan Sang ayah begitu saja, ia tak mau emosi nya semakin tersulut dan berakhir kekerasan.

Gemericik air terdengar begitu memekakan, Noa terduduk di bawah shower yang menyala yang membasahi seluruh tubuh nya. Ia menangis di bawah dingin nya air, menikmati setiap tetesan air yang menimpa nya.

Suara tangisan itu terdengar begitu memilukan, rasa sakit terdengar begitu jelas terasa. Pemuda Desember itu mengusap wajah nya kasar, bibir nya bergetar antara terlalu lama menangis atau karena kedinginan.

"P-ppapa j-jjahhat hiks hiks hiks. "

Di sisi lain, pemuda bersurai kemerahan sedang sibuk mengacak-acak meja ataupun lagi yang ada di ruang keluarga, ia tengah mencari sesuatu di ruangan itu.

"Bunda, buku Heli yang waktu itu di atas meja ruang keluarga mana ya?!. " teriak Heli kala tangan nya sibuk mencari sesuatu ke sana kemari

"Ada di Solon, sayang!!. " jawab bunda dengan berteriak karena bunda sedang ada di halaman belakang menyirami bunga kesayangan nya

"Solon!? Kembali kan buku ku!!. " teriak menggelegar Heli, membuat Solon dan Sang ibu menutup telinga nya

Dug

Dug

Dug

Suara hentakan kaki terdengar begitu keras, Heli berjalan menghampiri seorang pemuda yang hampir seumuran dengan nya dengan ekspresi kesal nya.

"Sini! Buku aku ini. Kalau pinjam ngomong kenapa sih? Kan aku jadi panik. " ucap Heli membuat pemuda di hadapan nya hanya memasang ekspresi datar

"Nih, cuma liat aja sih. Lagian suka banget deh baca buku kaya gitu, gak seru . Mending main game aja yuk, aku bosan nihh. " ucap pemuda bernama Solon itu yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat Heli yang bisa saja Heli tak menganggap nya sahabat malah teman biasa

"Gak seru aja di ambil___ gak ahh mau belajar sekalian nyelesain tugas skripsi. Mendekati selesai, kalau kamu mau main game ajak shion, jino sama jaan pasti mau tuh. Mereka kan 11 12 sama kamu, udah lah aku mau ke kamar. " Heli beranjak pergi namun tangan nya lebih dulu di tahan oleh Solon

Only About Me || NI-KI HEESEUNG ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang