Caput 4

576 69 2
                                    

"jangan kecewa begitu dong.. aku tetap kakakmu. Aku akan jadi keluarga yang baik untukmu" ucapku dengan tersenyum lebar.

Harry Pov

Albina. Gadis yang membuat ku menunggu untuk bertemu dengan nya lagi setelah petemuan terkahir kita di leacky cauldron adalah kakak tiri ku. ya tuhan aku hampir saja menyukai kakak ku sendiri.

"aku tau ini tak baik menanyakannya padamu, menurutmu bagaimana ayah.... kita" aku mengecil kan nada suara yang ku kecilkan. Aku agak kurang suka menyebut ayah dengan tambahan kita.

Albina tertawa mendengar pertanyaanku. Apakah pertanyaanku terdengar aneh?

"well.. kalau kau menanyakan itu padaku jelas aku akan menjawab. Dia adalah seorang bajingan" mata albina telihat menerawang kearah perapian yang sebentar lagi mugkin akan mati. Wajah nya terlihat sedih, aku tak suka ekspresinya itu.

"tapi mungkin di mata ibuku, ayah kita orang yang menyenangkan dan bertanggung jawab. Ibuku jelas mencintai ayah kita walau pernikahan mereka hanya sebuah perjodohan belaka, aku tau itu. Tapi mungkin tidak dengan ayah kita. Ibuku memutuskan pergi bukan karena ayah kita, tapi untuk dirinya sendiri." lanjutnya.

Intonasi suaranya berubah, aku tak suka nada suara tak bersemangat ini. sepertinya aku salah bertanya

"kau tau? Saat ada waktunya mencintai tidak harus memiliki. Itu posisi yang ibuku rasakan, ibuku merelakan orang yang dicintainya demi kebahagiaan orang itu dan kedamaian hati ibuku sendiri."

Albina terlihat membuang napasnya, mengingat masa-masa dimana ibunya disakiti pasti sangat berat. Aku memang bodoh, kenapa harus menanyakan hal itu segala.

Setelah terdiam beberapa saat albina kembali berusaha memberikan senyuman terbaiknya lagi padaku. dia sangat terlihat berusaha menjadi kakak yang baik ya disini.

"aku akan mengenalkan mu pada ibu. Tapi maaf tidak sekarang, ia sedang mengandung dan kandungannya yang sekarang agak lemah. Mungkin liburan musim panas tahun depan? Atau kalau kondisi kandungan ibuku sudah lebih baik dan kuat, aku akan mengundangmu kerumah" ucapnya dengan semangat.

Lihat? Senyumnya memang menawan. Aku tersenyum mendengar ocehannya, ya mana mungkinkan ibunya mau bertemu dengan anak dari selingkuhan suaminya.

"kau yakin ibumu mau bertemu denganku? Yang notabennya adalah anak dari selingkuhan suaminya sendiri" albina terlihat mengangkat alisnya sebelah dan memandangku aneh. Lalu terkekeh.

"tentu saja. Tak perlu takut, itu sudah masa lalu lagi pula ibuku sudah bahagia dengan ayahku yang sekarang" ucapnya dengan terkekeh.

"aku yakin ibuku akan langsung menyukaimu. Apalagi wajahmu sangat mirip dengan ayah kita" tambahnya lagi.

Aku tersenyum memandang senyumnya manis. Seperti mengajak semua yang ada di sekitarnya juga ikut tersenyum.

"kalau begitu aku akan menunggu waktu untuk bertemu dengan beliau tiba"

Albina Pov

Aku senang harry mau bertemu dengan ibuku.

"bagaimana kalau kau yang ceritakan kisahmu sekarang?" ucapku

Wajah harry terlihat enggan untu menceritakan tentang kehidupannya. Jelas saja tinggal dengan bersama paman, bibi dan sepupu yang kejam, apa yang mau diceritakan?

"kalau kau tak berkenan tak apa. Kau bisa cerita kapan pun yang kau mau, ingat sekarang kau punya aku. Kau boleh berlari padaku sambil menangis, kau boleh mengadu apa pun padaku. selain orang-orang yang ada untuk mu selama ini, sekarang aku akan selalu ada untukmu."

Ucapku dengan menepuk-nepuk bahu harry perlahan.

"boleh aku memelukmu?" tanya harry dengan ragu.

Aku tertawa mendengar permintaannya.

The Pure Blood PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang