Rindu

635 101 20
                                    


Bugh..

Bugh..

Bugh..

Seseorang tiba-tiba menghampiri maling yg masih mengancam Jisoo dengan menodongkan pisau ke arah nya, lalu orang tersebut menendang tangan maling dengan sekuat tenaga sehingga membuat pisau itu jatuh ke tanah dan kembali menghajar maling tersebut hingga babak belur.

Jisoo hanya bisa diam mematung menatap orang yg menolong nya sedang berkelahi melawan maling itu.

Bugh..

Bugh..

Pukulan terakhir yg dilayangkan orang itu berhasil membuat maling tersebut pingsan dan tak berdaya. Jisoo masih menatap nya dengan tatapan syok melihat perkelahian yg ia saksikan oleh mata kepalanya sendiri, hingga akhirnya orang yg menolong nya menghampiri Jisoo lalu mengulurkan tangan nya untuk membantu Jisoo berdiri.

"kamu gak papa nak?" ucap pria paruh baya yg menolong nya.

"g-gak papa pak, terimakasih sudah menolong saya." ucap Jisoo lalu menundukkan kepalanya, ia sangat beruntung dan berterima kasih tuhan memberikan pertolongan dengan kehadiran pria paruh baya yg datang menolong nya.

"sama-sama, kamu beneran ga papa kan? Apa ada yg luka?"

"saya beneran ga papa pak, sekali lagi terima kasih sudah menolong saya."

"nama kamu siapa?"

"nama saya Jisoo"

"perkenalkan nama saya, Andreas. Panggil saja om Andre, rumah kamu di mana? Biar om antar, ga baik perempuan seperti kamu pulang sendirian malam-malam begini, nanti ada yg jahatin kamu lagi gimana?!"

"mmh I-iya om Andre, terimakasih. Tapi saya tadi sama saudara saya, mungkin mereka sedang menunggu di Cafe. Saya bisa pulang sendiri, om Andre ga usah repot-repot nganter saya!"

"Jisoo!" Jieun berlari ke arah Jisoo lalu memeluk nya.

"kamu ga papa kan, ada yg luka ga? Kenapa kamu kejar maling itu sih, itu bahaya!" ucap Jieun dengan nada yg sedikit bergetar.

"maafin aku kak, aku ceroboh. Aku ga kenapa-napa ko serius, untung nya ada om Andre yg nolongin aku tadi." mendengar ucapan dari Jisoo Jieun baru tersadar dengan kehadiran Andre, lalu Jieun melepaskan pelukan nya, ia menatap Andreas lalu membungkukkan badan nya.

"terimakasih, terimakasih pak sudah menolong adik saya." Jieun bersyukur tidak terjadi hal buruk pada adiknya, sedari tadi Jieun sudah sangat khawatir pada Jisoo, untung saja ada seseorang yg menolong nya.

"sama-sama, oh ya panggil saja om Andre!" ucap Andreas sambil tersenyum ke arah Jieun. Melihat kedua anak muda di hadapan nya membuat Andreas teringat pada anaknya, dan beruntung ia bisa menolong Jisoo yg sedang dalam keadaan bahaya, jika saja dia tidak melewati gang sepi ini mungkin Jisoo tidak akan tertolong.

"sekali lagi terima kasih om Andre sudah menolong adik saya!"

"udah ga usah terus-terusan berterimakasih. kalian mau pulang kan, biar om antar saja ya. Takutnya ada orang jahat lagi yg mengincar kalian."

"ga usah om, kita bisa naik taksi. Lagi pula kita harus jemput kaka kita yg masih menunggu di Cafe."

"ga papa om ga keberatan sama sekali buat nganterin kalian, ayo om antar dan kita jemput dulu kaka kalian." ucap Andreas lalu menuntun Jieun dan Jisoo, sedangkan Jieun dan Jisoo hanya bisa menurut tak bisa lagi menolak.

Mereka pergi meninggalkan gang sepi itu dan juga meninggalkan maling yg memang sudah tumbang tak sadarkan diri, Andreas tadi sudah menelepon pihak kepolisian dan mengirimkan alamat untuk menangkap maling tersebut.

J Sisters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang