Trauma-8 : Nebeng

119 10 1
                                    

        Keyla terbangun dari tidurnya. Ia mengedarkan pandangan ke sekitarnya dan menyadari ia berada di dalam kamarnya. Ia memandangi tubuhnya yang masih terbalut pakaian yang dikenakannya semalam.

Krek..

Pintu kamarnya terbuka, ia menoleh, dan mendapati wajah Rafa disana.

"Udah bangun? Lo dipanggil sarapan bareng." ucap Rafa.

"Iya, 15 menit." Keyla lalu meregangkan otot-ototnya setelah Rafa kembali menutup pintu kamarnya dari luar.

Keyla buru-buru membersihkan tubuhnya di kamar mandi, lalu keluar kamar dengan pakaian rapinya, tak lupa tas, sepatu, handphone, kunci mobil tidak ia temukan di meja belajarnya.

Sambil menuruni anak tangga, Keyla dapat mendengar suara Mama, Papa, dan Rafa di ruang makan yang berbicara sambil sesedikit tertawa.

"Pagi." ucap Keyla tanpa ekspresi.

"Selamat pagi nona pemabuk, silahkan duduk." ucap sang Papa, membuat Keyla menghela nafas pasrah.

"Maaf." ucap Keyla seraya duduk disamping Elena yang sedang menuangkan nasi ke piringnya.

Setelah cukup lama sarapan, Keyla menatap kedua orang tuanya. "Tumben." ia lalu berdiri setelah meneguk habis air putihnya.

Elena yang melihat anaknya hanya diam, ia sadar dengan apa yang selama ini ia perbuat, namun pekerjaan tidak bisa ditinggalkan.

"Keyla pamit." ucap Keyla seraya berjalan keluar rumah. Namun beberapa detik selanjutnya ia kembali masuk, dan melihat Elena yang mengambil jas putih dokter miliknya, Johan memakai jas hitam kantornya, sementara Rafa sedang membantu Bu Ani membersihkan meja makan.

"Kunci mobil Keyla mana ya?" tanya Keyla sambil menatap orang dihadapannya satu persatu.

"Kunci mobil kamu Papa simpan dulu." ucap Johan enteng.

"Lah, kenapa?" tanya Keyla bingung.

"Kamu gak dibolehin bawa mobil selama seminggu." ucap Johan lagi yang sudah berdiri didepan pintu dengan Elena disampingnya yang sudah menggandeng tas oranye mahal miliknya.

Keyla mengikuti mereka sampai depan rumah. "Pa, kan itu kendaraan yang Key selalu bawa ke kampus." keluh Keyla. Johan membalikkan badan menatapnya.

"Mulai seminggu kedepan, kamu dianterin Rafa ke kampus." ucap Johan final, lalu masuk ke mobil sport putih bersama Elena.

Mobil Fortuner putih meninggalkan pekarangan rumah mewah itu dengan Keyla yang menatapnya kesal.

"Aelah!" ia menghentakkan kakinya masuk kedalam rumah. "Bang Rafa, tolong anterin gue ke kampus!" ucapnya sedikit berteriak.

•••

Motor honda CBR merah baru saja memasuki area parkiran Fakultas Ekonomi. Nathan melepaskan helm fullface miliknya, lalu melangkah santai memasuki koridor, dengan ransel hitam corak putih tengkorak di pundaknya.

Saat berjalan menaiki tangga menuju kelas pertama yang ada di lantai dua. Ia berpapasan dengan Keyla yang sedang menuruni tangga bersama Rara disampingnya.

"Key, bisa bicara?" ucap Nathan langsung. Keyla berhenti menatapnya, lalu menoleh kearah Rara yang mengangguk tanda setuju.

"Yaudah, gue duluan ke kantin. Nanti lo nyusul." ucap Rara. Keyla pun mengangguk mengerti.

"Kenapa?" tanya Keyla yang masih diam di anak tangga, sementara Nathan mendongak kearahnya sambil diam.

Keyla yang melihatnya hanya diam pun mengangkat sebelah keningnya dengan wajah bertanya.

TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang