Trauma-13 : Bahagia [END]

153 11 0
                                    

Sinar matahari masuk ke sela-sela gorden jendela yang terhubung ke balkon kamar. Keyla yang merasa matanya terganggu mulai membuka matanya perlahan. Ia meregangkan otot-ototnya lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Ia tersenyum saat melihat wajah laki-laki yang tertidur disampingnya, laki-laki yang sudah menjadi suaminya. Jambulnya yang menutupi sedikit matanya, membuat tangan Keyla langsung membenarkan rambutnya.

"Uhm.." gumam Nathan. "Pagi sayang.." ucapnya saat melihat wajah Keyla yang sedang memandangnya.

"Pagi, Nath." jawab Keyla sembari tersenyum.

Cup!

Nathan mencium pipi Keyla.

Cup!

Dahinya.

Cup!

Lalu bibirnya cukup lama, setelahnya ia tersenyum sambil memadang wajah cantik Keyla dari dekat.

"Gak nyesel nikah sama cewe cantik." ucapnya, membuat Keyla langsung mendorong pelan dengan pipi yang blushing.

"Mandi gih." ucap Keyla.

"Bareng?"

"Apa sih."

"Ayo, mandi bareng."

"Enggak."

"Mandi bareng pagi-pagi enak loh."

"Apa sih, Nath."

"Maksudnya biar kita saling gosokin sabun ke belakang gitu."

Keyla memerah, walaupun ini bukan kali pertama mereka mandi bersama, tapi setiap kali Nathan mengajaknya mandi bersama itu membuat Keyla sedikit malu.

***

Langit sudah gelap, padahal hari masih sore. Angin bertiup kencang, dinginnya menusuk sampai tulang-tulang. Namun, Keyla harus pergi mencari Mamanya yang dikabarkan dibawa seorang bertopeng dengan mobil van hitam.

Sementara Nathan sedang kerja hari ini dan meminta Keyla untuk menunggunya, namun Keyla tidak bisa menunggu lama lagi. Sedangkan Johan, Keyla sudah menghubungi Papanya itu tapi sepertinya Johan sedang quality time bersama keluarga barunya.

Keyla masuk kedalam mobilnya yang sudah ia panaskan mesinnya. Tak lupa ia memakai seatbelt. Ia terus mencoba menghubungi nomor handphone Mamanya yang sampai detik ini tidak tersambung.

"Maa.. Mama dimana?" gumamnya panik pada diri sendiri.

Brum..

Ia menekan gas mobil dengan kuat, tak sabar untuk menemukan Mamanya.

Selama perjalanan Keyla terus menghubungi nomor Mamanya siapa tau akan terhubung, sambil celingak-celinguk kearah kiri dan kanan jalanan. Hujan sudah mulai turun perlahan hingga deras membasahi jalanan, namun tidak mengurungkan niat Keyla untuk terus mencari Mamanya.

Ia berpikir untuk ke kantor polisi agar mendapat bantuan, tapi polisi tidak akan memproses orang hilang sebelum 24 jam. Keyla berdecak kesal, ia bingung akan mencari Mamanya dimana.

Melihat persimpangan jalan, Keyla langsung berbelok ke kanan menuju rumah sakit tempat Mamanya bekerja. Tak butuh waktu lama ia sudah diparkiran rumah sakit, untung ia bawa payung. Dengan langkah cepat ia berjalan sedikit berlari memasuki ruang UGD.

"Sus, lihat Dokter Elena gak?" tanya Keyla langsung ketika melihat seorang perawat tengah berjalan dihadapannya sambil mendorong seorang pasien.

"Setahu saya, Dokter Elena ada jadwal operasi pagi tadi, tapi sekarang belum kelihatan." jawab sang perawat.

TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang