Trauma-12 : Dilamar

136 10 0
                                    

Rasa trauma masih sedikit menggerogoti pikirannya. Kejadian beberapa hari lalu sedikit menguras tenaga dan pikirannya. Masih terbayang bagaimana saat dirinya melihat sendiri ketukan palu oleh sang Hakim yang menyatakan orang tuanya resmi bercerai.

Saat itu rasanya ia ingin sekali ditelan oleh bumi. Agar ia tidak merasakan kepahitan yang sudah kehilangan seorang Kakak paling berharga, dan sekarang orang tuanya resmi bercerai. Tinggallah ia dan Bu Ani dirumah yang setia memasak untuknya.

Sementara Rafa sedang bekerja, dan Mamanya tentu saja sekarang di rumah sakit sedang merawat pasien sampai lupa merawat anaknya sendiri. Papanya entah sekarang dimana.

Hari ini saatnya ia tersenyum dan melupakan beberapa hari lalu dan melupakan nasibnya, karena ia akan bertemu dengan Nathan.

Kini tangan Keyla terulur mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk ia kenakan malam ini.

Setelah bergulat cukup lama dengan lemarinya, akhirnya Keyla memilih untuk memakai dress hitam yang sudah jarang sekali ia pakai.

Suara dering telepon menghentikan pergerakan Keyla yang sedang memakai maskara. Dengan segera ia menjawab teleponnya.

Nathan is calling..

"Malam, princess.." suara berat milik Nathan terdengar dari seberang telepon.

Keyla terkekeh geli, "Malam, Nath." ucapnya sambil menekan speaker, lalu kembali memakai maskara yang sempat tertunda.

Malam ini rencananya Nathan akan membawa Keyla ke sebuah restaurant, karena kemarin ia melamar gadis itu di kuburan.

"Udah siap?"

Keyla tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin. "Udah, ini udah cantik."

"Oke, gue udah di bawah."

Keyla memustuskan sambungan telepon, ia mengambil tasnya lalu melangkah kearah ruang tamu yang ada di lantai bawah.

Nathan menatapnya lama, lalu tersenyum manis. "Cantik."

"Gue tau." jawab Keyla, lalu terkekeh.

Mereka pun pamit kepada Bu Ani yang ada di dapur, dan segera pergi menggunakan mobil putih yang Nathan bawa.

Beberapa saat, mereka sudah sampai didepan gedung tinggi di kota itu. Nathan keluar dari mobil lalu mengitarinya dan membukakan pintu untuk Keyla.

"Makasih, Nath." ucap Keyla.

Nathan mengambil tangan Keyla lalu membuat gadis itu menggandeng lengannya. Keyla tersenyum hangat kearah Nathan.

Mereka masuk ke gedung itu dan langsung naik ke lantai 12. Sampainya di meja yang sudah di reservasi, Nathan menarik sebuah kursi untuk Keyla lalu berjalan duduk didepan gadis itu.

Keyla menatap jendela kaca disampingnya dan memandangi kota malam yang indah, "Indah." ucapnya, sementara Nathan menatapnya tersenyum.

"Iya, indah." jawabnya.

Beberapa saat kemudian makanan mereka sudah tersaji, mengundang tatapan Keyla melotot dan mulutnya menganga kagum.

"Kelihatan enak." ucapnya.

"Iya, ayo makan." jawab Nathan lalu melepaskan canggang dari daging seafood itu dan menaruhnya keatas piring Keyla.

"Makan yang banyak, Key." ucapnya.

"Kamu juga, Nath."

Nathan tersenyum senang mendengar kata 'kamu' dari mulut Keyla.

***

3 bulan kemudian..

Para mahasiswa beserta orang tua berdondong-bondong memasuki gedung karena beberapa saat lagi acara wisuda akan berlangsung.

Gedung auditorium kini udah dipenuhi oleh sekiranya 1.000 mahasiswa yang siap untuk di wisudakan sebagai sarjana. Sebagian mahasiswa ada yang nampak tegang, ada pula yang nampak bahagia.

Suara tepuk tangan memenuhi seisi ruangan kala rektor menyudahi sambutan sekaligus mengawali jalannya acara. Kini saatnya rektor mengumumkan siapa peraih IPK tertinggi dan tentu saja mendapat predikat cumlaude pada wisuda kali ini.

"Ayunda Clarissa dari Fakultas Hukum dengan IPK 4.00, cumlaude!"

Riuh tepuk tangan menggema ke seluruh ruangan.

"Keyla Autumn Pearson dari Fakultas Ekonomi dan Bsinis dengan IPK 3.85, cumlaude!"

Riuh tepuk tangan kembali bergema. Teman-temannya yang berada disekitarnya tersenyum seraya mengucapkan selamat bertubi-tubi.

Keyla yang mendengar namanya disebut, sambil mengenakan kebaya berwarna peach dan rok batik tak lupa ekornya langsung berdiri dan maju ke panggung untuk menerima ijazah dan bersalaman dengan para dosen dan rektor.

Ia tak menyangka dirinya akan dipanggil di urutan kedua dari ribuan banyaknya mahasiswa. Padahal seingatnya, sewaktu kuliah, ia tak jarang masuk kelas karena sering pingsan, namun ia juga selalu memasukkan tugas proposal dan lain sebagainya.

Rasa bahagia dan haru bercampur menjadi satu.

Di lantai dua, Elena dan Johan yang duduk cukup berjauhan langsung menitihkan air mata haru. Putri mereka berjuang sampai titik ini, sementara mereka yang terus-menerus membuat hatinya hancur sampai merasa kepahitan.

Setelah acara wisuda selesai, Keyla bertemu dengan Johan dan Elena yang membawa bunga untuknya. Tak butuh waktu lama, Keyla mengeluarkan air mata sambil memeluk Mama dan Papanya.

"Sayang, jangan nangis, nanti makeup kamu rusak." ucap Elena seraya menghapus air bening di pipi Keyla memakai tisu.

"Maafin Papa ya, Key." ucap Johan.

Keyla menggeleng, "Keyla sangat menyayangi kalian." ucapnya lalu memeluk kedua orang tuanya.

Namun apa boleh buat, Mama dan Papanya kini sudah resmi bercerai, tak ada lagi perasaan bagi mereka satu sama lain. Papanya sekarang sudah memiliki anak bersama perempuan lain, dan memang benar yang dikatakan Elena bahwa Johan selingkuh.

"Key," panggil seseorang. Ketiga orang itu menoleh ke sumber suara.

Keyla tersenyum hangat melihat Nathan yang memakai toga, terlihat tampan dan memukau.

Disamping laki-laki itu sudah ada Mama, Papa, dan adik perempuannya.

"Ka Keyla.. selamat ya, kak." ucap Adel, adiknya Nathan sambil memeluk Keyla.

"He, giliran Keyla dikasih selamat, gue mana?" tanya Nathan, membuat Keyla terkekeh, diikuti yang lainnya.

"Udah kasih selamat dalam hati." jawab Adel, Nathan mencibir. Semuanya kembali tertawa.

Dari ribuan orang disana, terlihat hanya dua keluarga ini yang cukup akrab.

"Jadi, kapan acara pernikahannya?" tanya Johan yang baru mendengar soal Keyla yang akan menikah dengan Nathan.

"Bulan depan, om." jawab Nathan.

"Baiklah, nanti saya bantu soal keuangan." ucapJohan.

"Kita foto bareng yuk." ujar Laura, Mamanya Nathan.

"Ayo." jawab semuanya.

Setelah mengambil foto bersama di lapangan kampus. Kedua keluarga ini pergi ke studio foto untuk membuat foto keluarga besar.

Keyla kembali merasakan kebahagiaan setelah sekian lama tak ia rasakan. Ia menatap langit, mengirim doa untuk Kakaknya seraya tersenyum, ia berharap kebahagiaan ini akan terus berlanjut walaupun Mama dan Papanya sudah berpisah, dan sekarang bahkan ia sudah memiliki adik tiri.

"Key," panggil Nathan ketika Keyla diam menatap langit.

Tatapan Keyla terarah pada laki-laki tinggi itu lalu tersenyum bahagia. Nathan menghampirinya sambil menggandeng tangannya.

"I love you, Key. So much." ucap Nathan lalu mengecup kening Keyla.

"I love you, Nath. So much."

.

.

Bersambung..

TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang