Ara keluar dari rumahnya, dia berjalan dengan gontai, fikirannya terbang entah kemana.Tiba tiba ara tersentak kaget karena ada yang menahan tangannya, ara menoleh kebelakang ternyata itu shani kakaknya.
"Maafin cici ya" ucap shani
Ara menatap shani bingung, tak mengerti kenapa cicinya tiba tiba meminta maaf.
"Sebenarnya papa tau hal ini karena cici"
"Cici yang kirim semua foto foto itu ke papa"
Mendengar itu ara tentu kaget, dia juga bingung harus bereaksi seperti apa, mau marah pun rasanya sudah percuma tak akan bisa mengubah keadaan yang ada.
"Sebenarnya waktu itu, waktu kamu dan chika pulang kesini, cici disuruh mama ke atas buat manggil kalian makan siang"
"Cici liat pintu kamar kamu tidak tertutup rapat, tadinya cici ingin ngagetin kalian tapi justru malah cici yang dibuat kaget"
"Cici ngeliat ara dan chika lagi ciuman, saat itu cici syok tapi cici tidak mau menanyakan langsung pada kalian karena kata mama kalian lagi ribut"
"Jadi cici nyuruh orang buat mantau kalian, dan dapatlah foto foto itu"
"Awalnya cici kecewa sama ara dan chika, adik adik cici yang paling cici sayangi harus berada dalam hubungan terlarang seperti ini"
"Cici gabisa mikir jernih waktu liat foto foto itu, cici langsung nyuruh orang buat kirim itu ke papa"
"Maafin cici ya dek, cici cuma ga mau ara dan chika seperti ini"
Ara menunduk, dia tidak menjawab apapun.
Setelah itu ara mengangguk dan tersenyum kecil lalu ara menarik tangannya dari genggaman shani dan pergi begitu saja.Semua nya terlalu mengejutkan bagi ara, dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi dan datang secepat ini.
Sekarang dia tidak tau harus bagaimana, pilihannya hanya dia pergi atau dia akan dijodohkan.
Itu sama sama berat untuk ara, dan pastinya akan menyakitkan untuk chika.Ara tidak mau chika mengetahui hal ini, dia tidak mau melihat chika sedih dan ikut terbebani dengan masalah ini.
Ara masuk ke mobilnya, dia tidak langsung pulang ke apart waktu itu, ara pergi ke pantai tempat yang biasa dia kunjungi dengan chika.
Matahari masih sangat terik kala itu, jam menunjukan pukul 2 siang.
Ara duduk disalah satu tempat teduh yang ada dipinggir pantai itu."Aku harus gimana chik" ucapnya dalam hati
"Aku ingin egois dan mempertahankan hubungan kita"
"Tapi yang mama dan papa ucapkan itu benar"
"Aku tidak mungkin memilih untuk dijodohkan"
"Karena cintaku sudah habis dikamu"
Ara menghela nafasnya, dia menatap langit biru yang siang itu sedang cerah.
"Jika satu satunya cara hanya dengan pergi, maka aku akan pergi membawa semua perasaan ini chik"
"Yang mereka inginkan hanya perpisahan kita"
"Jika memang hanya itu cara satu satunya, akan aku turuti"
"Aku akan pergi ke tempat dimana tidak ada satupun dari mereka yang bisa menemukan keberadaanku"
Ara mengusap setetes air matanya yang jatuh, dia menguatkan dirinya sendiri, dia sudah yakin dengan pilihannya.
Ara bangkit dan berjalan meninggalkan pantai itu, tapi ara tidak langsung kembali ke apartnya.
Dia pergi ke beberapa tempat untuk mengurus sesuatu yang akan dia butuhkan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend ?
Fanficpernah ga sih kalian diem diem suka sama sahabat sendiri ? kisah kali ini menceritakan tentang seorang remaja yg ternyata diam diam menyimpan perasaan pada sahabatnya. Rasa sayang yg lebih dari sekedar sahabat, membuatnya tersiksa karena harus memen...