O7

347 46 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Kak ...," panggil Il'lya dengan suara pelan saat melihat Neteyam berdiri membelakanginya.

Neteyam tidak merespon. Ia hanya berdiri membelakangi sambil memandangi para Na'vi yang sedang bekerja. Il'lya mendekatinya perlahan, sedikit takut dengan sikap Neteyam yang seperti ini.

Belum sempat Il'lya berbicara, Neteyam berbalik lalu memeluknya dengan erat. "Kak ...."

"Kenapa tidak bilang?" tanya Neteyam dengan suara setengah berbisik.

"Aku tidak ingin membuat kalian khawatir," jawab Il'lya sambil membenamkan wajahnya di dada bidang Neteyam, berusaha mencari kehangatan di sana.

Neteyam menghembuskan napasnya pelan. "Kau selalu membuatku khawatir."

"Maaf."

Neteyam melepaskan pelukannya. Ia menggerakan jari telunjuknya di bawah dagu Il'lya untuk ia dongakan wajah cantik itu. "Jangan mengulanginya lagi, Lya ...."

Il'lya mengangguk pelan sambil kembali menundukkan wajahnya, tidak berani menatap Neteyam. Neteyam berkata, "Angkat wajahmu. Aku sedang berbicara."

"Kak ...," lirih Il'lya sedikit cemas.

Neteyam berusaha untuk tidak luluh dengan wajah melas Il'lya yang menurutnya terlihat menggemaskan. "Kau selalu seperti ini. Kembali mengulangi hal yang sama."

"Aku tidak mau membuat kalian khawatir, Kak."

"Bagaimana kalau penglihatan itu melibatkan nyawa seseorang?" Il'lya terdiam sejenak.

"Akan kulakukan segala hal asal kalian selamat. Sekalipun aku harus mengorbankan diriku sendiri."

"Jangan gila, Lya. Kita bisa melewatinya bersama-sama."

Il'lya menggeleng tidak setuju. "Itu akan membahayakan diri kalian!"

"Lalu, kau?"

"Aku seratus persen tidak masalah dengan itu."

Neteyam sedikit cemas saat mendengarnya. "Kau terlalu keras kepala."

"Aku hanya berusaha melindungi kalian."

"Dengan mengorbankan nyawamu sendiri? Kau sudah gila?"

Il'lya mendekati Neteyam, mencoba menggapai tangan Neteyam yang terlihat kesal dengan dirinya.

Neteyam berusaha untuk tidak menatap mata Il'lya yang selalu berhasil membuat dirinya luluh. Neteyam pikir, ia harus memberi sedikit pelajaran untuk Il'lya yang keras kepala.

"Sikap keras kepalamu membuat dirimu mirip seperti Lo'ak," ujar Neteyam berusaha menghindari kontak mata dengan Il'lya.

"Dia kembaranku," ujar Il'lya dengan wajah lugu. Neteyam berusaha menahan rasa gemasnya.

"Kalian berdua kebetulan lahir di hari yang sama," balas Neteyam membuat Il'lya mengembungkan pipinya.

"Sama saja. Seluruh Klan menganggap kami sebagai kembar." Neteyam hanya mengangguk pelan.

Keduanya terdiam dengan Neteyam yang berusaha untuk tidak menatap Il'lya sama sekali. Dan Il'lya yang masih terus berusaha untuk membujuk Neteyam.

"Kakak marah, ya?" tanya Il'lya sambil memainkan jari Neteyam yang berukuran sedikit lebih besar dari ukuran jarinya sendiri. Neteyam tidak mau menjawab.

Il'lya menangkup pipi Neteyam untuk menatapnya. Kedua netra Neteyam yang tajam bertemu dengan netra ungu Il'lya yang indah. "Jangan seperti ini. Kakak terlihat menakutkan."

Neteyam menarik Il'lya untuk masuk ke dalam pelukannya. Neteyam berdecak kesal. "Kau selalu punya cara untuk membujukku."

Il'lya tertawa kecil di dalam pelukan. Neteyam tidak berhenti mengecup puncak kepala Il'lya.

"Kalau tidak seperti ini, mana mungkin kau mau menurutinya."

"Memangnya aku akan menurutinya?" Usai mengatakan itu, Il'lya melepaskan diri dengan cepat lalu berlari sambil tertawa kencang.

Neteyam menyeringai lalu berlari mengejar Il'lya.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Di sisi lain, sepasang suami istri yang sedari tadi menyaksikan interaksi Neteyam dan Il'lya pun saling memandangi satu sama lain.

"Kau masih tidak bisa melihatnya?"

"Mataku tidak buta."

"Baguslah. Kalau sekarang?"

"Masih batas wajar. Hubungan adik dan kakak." Sang istri menatapnya, tidak percaya.

"Aku hanya bercanda. Kau selalu serius, menyeramkan."

"Sepertinya cuman Neteyam." Sang suami mengangguk sambil menatap Neteyam yang berhasil menangkap Il'lya.

"Biarkan saja, waktu mereka masih panjang."

Ya, masih panjang.

Note:
520 kata.

꒰꒰  ❛ ❏ goodbye ¡!~ ⌒⌒
--- r u b y ---

꒰꒰  ❛ ❏ goodbye ¡!~ ⌒⌒--- r u b y ---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Chosen Gift || Avatar: The Way Of WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang