18

249 33 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Ayah, maaf membuatmu menunggu. Aku baru saja selesai dari kamarku tadi." Il'lya menjelaskan saat dirinya dan Lo'ak sampai di ruang makan.

"Kata Lo'ak, kalian berempat diserang Bangsa Langit tadi. Kau tidak apa-apa, kan?"

Il'lya melirik Lo'ak yang langsung mengangkat bahunya, lalu ia kembali menatap Jake. "Aku baik-baik saja, Dad."

Jake mengangguk lalu menyuruh Il'lya mendekat. "Kemari."

"Ya?"

"Duduk di sini, di samping Ayah."

Il'lya akhirnya mengerti lalu ia tertawa canggung. "Ayah, aku di sini saja dengan Kak Lo'ak. Kali ini biar kak Kiri saja yang duduk di samping Ayah, ya."

"Kenapa begitu?"

"Oh, tidak ada. Aku hanya ingin duduk di sini saja,"

Neytiri muncul lalu ikut bergabung. "Mungkin dia ingin merasakan suasana baru."

"Baiklah kalau begitu."

Diam-diam Il'lya bernapas lega lalu kembali menyembunyikan setengah tubuhnya di belakang tubuh Lo'ak. Posisi duduk mereka pun terlihat lucu karena Il'lya masih berusaha menyembunyikan lengannya yang terluka.

"Ibu?" Il'lya memanggil Neytiri.

"Ya, Sayang? Kau perlu sesuatu?"

"Tidak, Bu. Aku hanya ingin bertanya, apakah Tuk sudah makan siang?"

"Adik kalian tidak mau makan karena tidak diajak pergi bersama kalian, namun Ayah sudah membujuknya untuk makan." Il'lya mengangguk sambil tersenyum lembut.

"Kak." Il'lya berbisik. Lo'ak memiringkan kepalanya menghadap Il'lya.

"Ada apa?"

"Kakak duduk di sini, ya." Lo'ak bingung.

"Iya, kan? Memangnya kau mau aku di mana?"

"Bukan begitu. Maksudku, Kakak duduk di sini saja, tidak usah ke mana-mana, ya."

"Baiklah. Tumben sekali kau manja denganku,"

"Memangnya aku tidak pernah?"

"Biasanya kau lengket dengan Neteyam atau Kiri,"

The Chosen Gift || Avatar: The Way Of WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang