Chapter 41 : Rindu Yang Berbalas

281 52 2.2K
                                    


Jangan Lupa Vote dan Komen yang banyak.

Happy Reading.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ini....

Diantara ke empat poin pembagian waktu dalam sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam, jujur saja Jungkook paling membenci pagi. Ia merasakan dirinya seperti kehilangan nafas dan relung paru nya mencekat tanpa oksigen saat Ia terbangun dari tidur nya dan tidak mendapati tubuh kekasihnya ada disampingnya.

Jungkook harus bagaimana ketika setiap kali sentuhan tangan Kim Go Eun yang ringkih mengusak surainya lembut saat kedua matanya masih mengatup dan deru nafas nya yang halus menyapu setiap permukaan wajah nya saat Ia membangunkannya dengan sebuah ciuman selamat pagi pada dahi dan bibirnya.

Semua itu adalah kebiasaan.

Kebiasaan yang perlahan berubah menjadi candu. Dan Jungkook sulit menjalani hidup tanpa semua hal manis yang biasa Ia dapatkan darinya dimulai dari waktu dimana matahari memulai hari nya dengan cahaya nya hingga malam dengan sinar bulan yang segera bergegas untuk menutup hari.

Ketika semua itu tiba-tiba menghilang. Ia harus bagaimana?

Dan segala ketidaknyamanan ini akan berlangsung sampai kapan?

Pun ketika Ia melirik sekilas kearah ponsel nya yang menyala bersamaan dengan bunyi beep yang menyambut masuknya notifikasi pesan, alih-alih memiliki keinginan membuka pesan masuk hanya untuk sekedar mencari tau apa isi pesan nya. Ia justru lebih tertarik untuk melihat dan memperhatikan begitu lekat potret cantik yang selalu menghiasi layar ponsel nya.

Katakanlah Ia bodoh karena telah menciptakan rasa sakit nya sendiri dengan terus memasang dan memandangi foto itu dengan segala rasa perih yang tak tertahankan setiap kali Ia melihat nya. Namun tetap saja tidak ada sedikitpun niat didalam hatinya untuk mengganti wallpaper ponsel nya dengan foto yang lain.

Sesungguhnya Ia bukan tidak bisa menjauhkan segala sesuatu yang mengingatkan nya tentang kekasih hatinya. Jungkook bukan pemuda lemah yang tidak sanggup menahan sakit dalam menghadapi neraka jahanam sekalipun. Tubuh nya cukup kuat menahan siksaan batin yang teramat dalam. Toh segalanya pasti akan berlalu meski jejak luka tetap tidak akan pernah hilang.

Namun Jungkook enggan melakukannya.

Ia ingin tetap disini dan akan selalu disini.

Menunggu dengan harapan suatu saat cintanya akan kembali padanya dengan senyuman seindah kelopak tulip yang bermekaran saat musim semi.

Menunggu Ia berdiri di balik pintu sembari memandangi nya dengan tatapan teduh yang mengalahkan teduhnya sinar bulan purnama. Dan berlari menjangkau nya untuk memberikan pelukan sehangat mentari pagi.

Menunggu kedua belah bibir itu merengkuh nya untuk memberikan kecupan yang manis melebihi cherry termanis yang pernah tercipta di muka bumi.

Demi Tuhan.

Love After HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang