9. Debat Lagi

48 5 0
                                    

Ini ketiga kalinya Regan dan Raya terpaksa tidur bersama. Pasalnya Rini, Ibu Raya memaksa mereka untuk menginap dirumahnya, ia masih belum terbiasa dengan ketidak hadiran Raya di rumah. Rini mengakui merasa bersalah kemarin-kemarin ia lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja daripada mengurus putri tunggalnya itu.

Regan menelusuri kamar Raya yang didominasi oleh warna biru pastel. Regan tahu istrinya itu menyukai warna biru, mereka beberapa kali bergabung di kelas yang sama, Regan melihat buku, pulpen, pouch, dan hampir semua pernak-penik lainnya yang ada di dalam tas itu berwarna biru. Tangannya terulur mengambil bingkai foto Raya waktu kecil. Raya kecil yang sedang tersenyum memamerkan dua gigi kelincinya dengan latar belakang pantai. Gadis ini cukup manis karena gigi kelincinya, bahkan sampai sekarang.. Regan mengakui itu.

"Gak usah liatin foto gue anjir." Regan tertawa saat Raya merebut paksa bingkai foto darinya. Cewek itu memasak wajah kesal.

"Gue ga expect kamar lo biru semua."

"Ga ada yang nyuruh lo berekspetasi tentang gue." Ketus Raya. Regan menatap lekat manik mata Raya, tentu saya membuat cewek itu heran.

"Apaan lo liatin gue kek gitu?"

"Gak ada bedanya lo sekarang sama di foto itu. Cuma rada galak aja." Ejek Regan lalu duduk di kursi belajar Raya.

"Ngaca, lo lebih galak dari gue. Gini-gini gue masih friendly."

"Oh ya? Kata siapa gue galak?"

"Gue, buktinya anak-anak kordinasinya ke gue dulu, nyuruh gue ngasih tau lo."

"Lah kan emang garis kordinasinya kayak gitu?"

"Ck, lo nyebelin."

"Dalam hal apa coba?"

"Banyak lah pokoknya. Udah ah-" Regan menahan tangan Raya agar tidak meninggalkannya, tentu saja cewek itu tambah kesal.

"Apaan sih, Regan?"

"Jawab dulu dalam hal apa? Gue liat-liat lo benci banget sama gue?"

"Emang."

"Tapi ini bukan karena kita nikah kan? Sebelumnya lo juga gitu, suka jutek sama gue, tapi ke yang lain friendly."

"Ya, itu salah satunya. Udah, lepasin gak?"

"Gak, sebelum lo mau jelasin kenapa lo benci gue."

Raya menghela nafasnya singkat, ia menatap Regan dengan datar yang sedang duduk di hadapannya. "Gue gak benci, cuma kesel aja."

"Kesel kenapa?"

"Ya kesel aja. Lepasin Regan, gue udah jawab." Percuma Raya berontak, tenaga Regan lebih besar darinya.

"Kesel pasti ada alasan dong."

"Ya lo pikir aja sendiri kenapa, sekalian intropeksi diri."

"Gimana gue mau intropeksi diri, gue gak tau salah gue dimana?"

"Ya namanya juga cowok? Mana tau salahnya dimana?" Kali ini Raya menarik kencang tangannya dari Regan, namun sialnya cowok itu balik menariknya, hingga Raya terduduk dipangkuannya. Sontak cewek itu membulatkan matanya, namun ia terpaku saat Regan menatapnya dengan tenang. Regan tidak melakukan apapun, tangan kirinya juga sudah melepaskan tangan Raya,, tapi karena refleks, ia menahan punggung Raya dengan tangannya. Tak lama Raya tersadar dan berdiri menatap Regan kesal.

"KDRT lo." ucapnya ketus lalu meninggalkan Regan sendiri.

"Masa bikin lo duduk di pangkuan gue dibilang KDRT, Ray. Gimana kalo lebih? Digugat kali gue." Gumam Regan sembari terkekeh. Tentu saja tidak ada yang mendengar ucapannya barusan.

Married With KahimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang