Rencana Shani nyatanya tak berjalan mulus.
Dia sekarang berakhir dengan tangan mengadu sendok dan garpu di atas piring yang penuh nasi goreng kedalam mulutnya sendiri. Entahlah apa tadi yang Gracia katakan pada Shani sehingga jerapah itu jadi nurut meski sebenarnya dongkol karena sang istri tak mau langsung melayani.
Gracia, beneran sudah tidak ada takut-takutnya.
"Aku sebenarnya pengen ngajakin kamu jalan," ujar Gracia seraya menatap Shani yang duduk di depannya, "Tapi ini udah kemaleman. Kamu tidurnya kebo banget akhir-akhir ini."
"Besok aja deh. Aku beneran cuma pengen males-malesan dulu." Ogah-ogahan Shani menjawab seolah beneran dia memang lagi mager-semager-magernya.
"Kamu emang nggak ada rencana mau kemana gitu selama disini?"
"Ada."
"Kemana?"
"Burjo."
Hah? Apa? Gracia tidak salah dengar, kan? Itu tadi beneran Shani yang ngomong pengen ke burjo? Gracia langsung sangsi. Tentu saja celetukan yang di dengarnya barusan sangat bertolak belakang dengan betapa selalu menterengnya kehidupan Shani itu. Gracia yang memang penduduk lokal saja sangat jarang ke tempat begituan. Kalaupun kesana pasti dulu Ayah dan Bundanya harus ngintil. Bukan apa-apa. Bukan juga masalah higienitas. Kalau perkara ini, almarhum Bobby dan Shania memang agak sedikit protective. Punya anak bentukan Gracia mana rela almarhum Bobby dan Shania dulu membiarkan anak semata wayangnya keluyuran ngukur jalan atau nongkrong nggak jelas di tempat begitu? Bahaya. Almarhum Bobby dan Shania dulu jelas tak mau anaknya di cangking om-om atau pemuda dengan birahi liarnya.
"Kenapa?"
"Emang kamu tau burjo apaan?"
"Ya tau lah."
Shani jadi langsung geli sendiri melihat respon sang istri yang tampak sebegitu ragunya, "Aku dulu sempet lama di Jogja...uhmm, around 1 years half lah."
Gracia melebarkan bola matanya. Terlihat tertarik dengan pernyataan yang baru saja Shani utarakan padanya, "Oh ya? Kapan?"
"Pas lulus kuliah langsung berangkat."
"Ngapain emang?"
"Nggak ada. Pengen aja main ke suatu tempat yang baru."
"Cuma itu doang tujuannya? 1 tahun setengah itu lumayan loh."
"Ya emang nggak punya tujuan. Solo traveller kalo anak zaman sekarang bilangnya," jawab Shani.
Alis Gracia otomatis naik. Dia tidak menyangka istrinya itu ternyata sempat menjadi petualang di masa lalunya. Sebuah impian yang belum sempat ia wujudkan dalam hidupnya hingga sekarang.
"Sounds interesting. Kamu beneran sendiri?"
Shani mengangguk sambil tetap menikmati makanannya, "Namanya juga solo traveller. Kalo rame mudik namanya."
Gracia langsung mendengus mendengar selorohan Shani yang agak berniat menjahilinya itu. Satu tepukan di bahu sang tambatan juga tak segan ia lemparkan tepat sasaran. Si empunya tak mengamuk, malah ikut tertawa gemas sambil sedikit meringis pura-pura menahan sakit.
"Berarti kamu udah tau seluk-beluk Jogja dong?"
"Ya nggak juga..." Shani menggantungkan kalimatnya. Sebentar dia harus meloloskan makanan yang sedikit tersendat di tenggorokan dengan air mineral, "Sebenarnya pas waktu itu aku nggak cuma ke Jogja. Awal-awal aku muterin Sumatera, terus baru ke Jawa Barat. Abis itu ke timur, baru terakhirnya ke Jogja. Nah, yang pas ke Jogja itu agak lama emang."
![](https://img.wattpad.com/cover/334742013-288-k622042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, and Love Me! (Greshan Fanfiction)
FanficHari itu, saat dedaunan mulai menguning dan rintik hujan menghantarkan musim gugur. Dua pasang manusia yang sebelumnya tak saling kenal dan bersua tanpa sengaja takdir memaksa mereka untuk Bersatu dalam bahtera rumah tangga. Di atas bentala kota den...